BANTENRAYA.CO.ID- Kasus pembunuhan 12 orang dengan modus penggandaan uang oleh Mbah Slamet alias Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah, mirip kasus Dukun Usep di Lebak, Banten pada 2007.
Dukun Usep yang memiliki nama Tubagus Maulana Yusup saat itu membunuh 8 orang pasiennya yang tergiur ingin menggandakan uang.
Dukun Usep divonis mati oleh Pengadilan Rangkasbitung, Lebak pada 10 Maret 2008 dan telah dieksekusi.
Rekan Dukun Usep, Sabirin alias Oyon, yang turut membantunya juga dijatuhi hukuman yang sama.
Baca Juga : Razman Arif Nasution Ternyata Kader PPP dan Bacaleg DPR RI
Informasi yang dirangkum dari berbagai sumber, kasus pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet di Banjarnegara sama modusnya dengan yang dilakukan Dukun Usep.
Para korban disuruh minum ramuannya yang ternyata sudah dicampur dengan potasium atau racung tikus.
Setelah meninggal, para korbannya dikubur.
Penggandaan uang yang dilakukan oleh Mbah Slamet hanya modus untuk menguasai harta korbannya.
Baca Juga : Berikut Daftar 12 Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara
Dukun Usep juga sama, ia membunuh pasiennya dengan cara memberinya minuman yang telah dicampur racun potasium.
Total, ada delapan korban di tangan Dukun Usep, yang merupakan warga Tangerang dan Lebak.
Pembubuhan yang dilakukan Dukun Usep dalam dua kali aksi.
Pertama, pada 17 Mei 2007, Dukun Usep membunuh Oon, Salikun, Imik Zamzani, Yudi dan Umron.
Baca Juga : Pembunuhan oleh Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Terungkap dari Shareloc Whatsapp
Mereka dikuburkan dalam satu lubang di hutan Kampung Cipajar, Cileles.
Tiga korban berikutnya adalah warga Tangerang, yaitu Anto, Samali dan Nasrun.
Mereka juga tewas setelah minum racun dan dikubur bersama hutan Kampung Ciburuy, Cileles, pada 19 Juli 2007.
Kasus ini terungkap setelah Polres Lebak menerima laporan dari Dewi (30), istri salah satu korban, yakni Anto pada Senin, 23 Juli 2007.
Baca Juga : Jadi Tersangka, Razman Arif Nasution Sindir Kasus Ferdy Sambo dan Tedy Minahasa
Dewi melaporkan suaminya yang tidak kunjung pulang selama tiga hari sejak 20 Juli 2007.
Kepada polisi, Dewi mengaku suaminya, Anto pergi bersama dua rekannya, Samali dan Nasrun untuk menemui seorang dukun yang bisa menggandakan uang di Desa Cikareo, Cileles, Lebak.
Dalam laporan, Anto dikatakan sedang menggandakan uang Rp 200 juta agar menjadi Rp 2 miliar kepada Usep.
Berdasarkan laporan itu, anggota Polres Lebak mendatangi rumah yang juga dijadikan tempat praktik perdukunan Usep.
Baca Juga : Wagub Jatim Emil Dardak Positif Covid-19, Ini Gejalanya
Pada hari itu, Dukun Usep yang saat itu sedang menerima pasien langsung ditangkap polisi.
Polisi juga menangkap Oyon, teman Usep di pangkalan ojek Pasar Saketi, Pandeglang.
Mereka kemudian dibawa ke Mapolres Lebak.
Dari hasil interogasi, akhirnya terungkap Anto, Samali, dan Nasrun telah dibunuh dan dikubur oleh Dukun Usep.
Baca Juga : Pertamina Turunkan Harga BBM Per 1 April 2023, Berikut Jenis dan Harganya
Penggandaan uang ternyata hanya modus untuk menguasai harta korbannya.
Ia bekerjasama dengan Oyon, yang beperan mencari pasien.
Malam itu, Dukun Usep dan Oyon kemudian dibawa polisi untuk menunjukkan ketiga korbannya yang dikubur di hutan kawasan Kampung Ciburuy, Desa Cikareo, Cileles.
Setelah menemukan kuburan itu, Usep dan Oyon diminta menggalinya, dan ketiga korban ditemukan dalam satu lubang dengan kondisi tubuh sudah rusak.
Baca Juga : Jalur Mudik JLS Kota Cilegon Minim Penerangan
Kedua tersangka juga akhirnya mengaku sebelumnya telah melakukan hal yang sama terhadap Oon, Salikun, Imik Zamzani, Yudi, dan Umron.
Keesokan pagi harinya, Selasa, 24 Juli 2007, mereka diminta menunjukkan kuburan kelima korban itu.
Lokasi penguburan kelima korban hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer.
Kelima korban juga dikubur di dalam satu lubang di tengah hutan Kampung Cipajar, Desa Cikareo, Cileles.
Baca Juga : 6 Lokasi Rawan Kecelakaan di JLS Cilegon, Pemudik ke Pelabuhan Ciwandan Wajib Hati-hati
Setelah digali oleh Usep dan Oyon, kelima jasad korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bisa dikenali.
Modusnya, Oyon yang berprofesi sebagai tukang ojek mengenalkan calon korban kepada Dukun Usep.
Sebelum dibunuh, para calon korbannya diminta uang yang untuk digandakan.
Dalam prakteknya, para korban kemudian diminta menggali lubang tanah sedalam 2 x 2 meter, dengan alasan sebagai pintu gerbang gaib untuk menarik uang.
Baca Juga : 4 Rekomendasi Hotel Terdekat dari Pelabuhan Merak, Cocok untuk Tempat Menginap Libur Lebaran 2023
Setelah menggali lubang, Dukun Usep meminta calon korbannya untuk meminum air racikannya, yang sudah dicampur racun tikus.
Dalam kondisi pingsan, Dukun Usep dan Oyon menguras harta calon korbanya, dompet, ponsel dan sisa uang yang ada.
Setelah itu, para korban dibuang ke dalam lubang itu. ***