BANTENRAYA.CO.ID – Parkir berbayar Stadion Maulana Yusuf (MY) Kota Serang sudah diberlakukan hampir tiga pekan lalu.
Pemberlakukan parkir berbayar Stadion MY ini salah satu untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Serang dari retribusi parkir.
Salah seorang pedagang kopi Stadion Maulana Yusuf (MY) Edi mengatakan, sekarang keluar dari kawasan Stadion MY dikenakan tarif parkir berbayar Rp2.000 untuk sepeda motor.
“Rp2.000 per sekali masuk,” ujar Edi, ditemui di lokasi, Kamis 7 September 2023.
Pedagang pasar yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar (Himpas) audiensi dengan DPRD Kota Serang di ruang Aspirasi DPRD Kota Serang, Kamis 7 September 2023.
Edi mengaku belum berminat menjadi member atau anggota parkir berbayar Stadion MY, meski sebelumnya sempat ditawari oleh pengelola parkir Stadion MY.
“Waktu itu ditawari surat, tapi belum dikasih suratnya. Tapi nggak mau lah,” ucap dia.
Setelah hampir tiga pekan parkir berbayar Stadion MY diberlakukan, berimbas terhadap sepinya kunjungan warga ke Stadion MY.
Edi menuturkan, sejak parkir berbayar diberlakukan di kawasan Stadion MY, pengunjungnya mulai berkurang.
“Member juga kalau ditutup begini kan sepi terus. Ngapain member. Kalau itu dibuka untuk masuk akses baru ramai. Mereka itu nggak mau masuk,” tuturnya.
Menurut Edi, sejak kawasan Stadion MY diberlakukan pengunjungnya mulai sepi, sehingga berimbas terhadap omset per harinya.
“Pengunjungnya kalau ditutup pintu ini. Harusnya dibuka. Baru mau member. Semua juga belum member,” kata Edi yang mengaku sudah berjualan di Stadion MY sejak tahun 2013 lalu.
Edi mengungkapkan, hampir para pedagang yang berada di area Stadion MY mengeluh sejak parkir berbayar Stadion MY diberlakukan, lantaran aksesnya ditutup.
“Semua pedagang ngeluh. Jadi sepi. Karena akses ini ditutup,” ungkap dia.
Edi menyebutkan, sebelum parkir berbayar Stadion MY diberlakukan omset per harinya dikisaran Rp300.000-Rp400.000 per hari.
“Tapi semenjak parkir berbayar setengah kilo aja nggak habis. Sampai malam itu juga. Setengah kilo paling harganya Rp75 ribu.
Ada ngaruh pendapatan. Saya Rp50 ribu, Rp60 ribu,” sebutnya.
Para pedagang, kata Edi, menginginkan pintu gerbang yang dekat Taman Makam Pahlawan dibuka, sehingga masyarakat pengunjung bisa menggunakan akses keluar masuk.
“Yang ini dibuka, terus ada yang menjaga maksudnya, kalau ada yang mau bayar ke sana (pintu keluar-red),” katanya.
Para pedagang yang berada di dalam Stadion MY, kata Edi lagi sejatinya tidak keberatan parkir berbayar Stadion MY diberlakukan, dengan syarat pihaknya menginginkan pintu gerbang dekat Taman Makam Pahlawan dibuka aksesnya.
“Nggak keberatan yang penting pintunya dibuka,” tegasnya.
Salah seorang orang tua murid SIT Bina Bangsa, Ana mengatakan, sejak dua pekan lebih diberlakukan parkir berbayar di Stadion MY, warga SIT Bina Bangsa tidak dikenakan bayar.
“Alhamdulillah kita nggak bayar. Gratis karena kita dibagikan stiker dari pihak yayasan, dan ditempelkan di kendaraan masing-masing. Alhamdulillah selama ini nggak ada yang berbayar,” kata Ana, kepada Banten Raya.
Hanya saja Ana menilai, sejak parkir berbayar Stadion MY diberlakukan pengunjung jadi sepi.
“Kalau saya ya nggak masalah karena kita sekolah di sini. Tapi sangat disayangkan untuk para pedagang sama orang luar kurang efektif. Jadi sepi banget,” ungkap ibu yang berdomisili di Puri Anggrek ini.
Pengelola Parkir Berbayar Stadion MY, Abas mengatakan, parkir berbayar di Stadion MY sudah diberlakukan lebih dari dua pekan lalu.
“Diberlakukan dari tanggal 20,” kata Abas, kepada Banten Raya.
Abas menyebutkan, tarif parkir sepeda motor Rp2.000 sekali masuk, dan mobil Rp3.000 untuk sekali masuk.
“Itu flat ya tarifnya mobil Rp3.000, dan motor Rp2.000,” ucap dia.
Abas menjelaskan, instansi Pemkot Serang, sekolah, lembaga organisasi, dan warga yang berada di kawasan Stadion MY tidak dikenakan tarif parkir oleh pengelola.
“Orangtua siswa sekolah gratis semua. Ada 1000 lebih. Muridnya 800 lebih, pengajarnya 100 lebih. KONI, PSSI, Dispora, Kasrem, dan PMI, gratis semua,” jelas dia.
Abas menuturkan, instansi hingga warga huni digratiskan dengan cara dilakukan penginputan nomor kendaraannya. Setelah diinput diberikan stiker yang ditempelkan di kendaraannya. Stiker tersebut sebagai tanda pengenal untuk membedakan dengan pengunjung umum.
“Jadi yang ada stikernya gratis. Kayak sekolah, KONI, PSSI, Dispora, Kasrem, PMI. kita input plat nomornya, sekolah sama, PMI saya. Kita kan sudah online jadi ketika plat nomor lewat otomatis nol,” terangnya.
Abas mengatakan, untuk pedagang yang berjualan di area Stadion MY, saat ini masih belum menjadi member parkir berbayar Stadion MY.
“Pedagang sebenarnya dikenakan cuma ini belum. Kayak motor mobil. Karena kita ini kan ada event lagi event lagi. Sekarang banyak juga bukan kita. Event yang ngadakan. Makanya kita kuwalahan,” ungkap Abas.
Abas menerangkan, bila para pedagang yang berjualan di dalam kawasan Stadion MY mau menjadi member parkir berbayar Stadion MY, justru tarifnya lebih hemat.
“Iya nanti itu untuk langganan bayar. misalnya pedagang punya motor. Kalau motor Rp60 ribu. Mobil Rp120 ribu per bulan. Itu bebas satu bulan bolak balik,” terang dia.
Terkait keluhan para pedagang yang omsetnya menurun sejak diberlakukannya parkir berbayar di Stadion MY, kata Abas, itu hanya mindset para pedagang saja.
“Cuma mindset aja. Sebenarnya berbayar tadinya juga, tetap bayar aja kalau orang parkir mah. Ada yang pungutan liar. Mereka nggak masalah. Cuma karena ini kan resmi mungkin merubah mindset aja pelan-pelan. Tadinya juga saya kalau parkir di depan GOR Stadion ada yang narik parkir,” katanya.
Menanggapi usulan pedagang yang meminta pintu gerbang dekat Taman Makam Pahlawan dibuka, Abas mengaku pihaknya tengah mengupayakan untuk menambah pintu masuk lagi.
“Nanti kita lagi ke supplier untuk pasang pintu masuk lagi di situ. Supaya pintu gerbang dekat Taman Makam Pahlawan bisa dibuka,” tutup dia. *