BANTENRAYA.CO.ID – Mengisi waktu menjelang berbuka puasa, sejumlah klub sepakbola antar kampung (tarkam) di Jember menggelar pertandingan sepakbola namun berakhir ricuh.
Pertandingan sepakbola berakhir ricuh ini terjadi di Lapangan Besuk, Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember pada 9 April 2023.
Kericuhan terjadi setelah pertemuan antara dua kesebelasan yakni Patrang Jember dengan Gajayana Wirowongso pada babak final laga Kades Cup.
Berdasarkan hasil pantau Bantenraya.co.id dari berbagai sumber menjelaskan, penyebab kericuhan ini adalah diduga karena beberapa pemain yang bermain kasar.
BACA JUGA: Katalog Promo Superindo 10-13 April 2023: Minyak Goreng dan Daging Murah Cuma Belasan Ribu
Hal ini yang menjadikan para supporter turun ke lapangan karena merasa tim pilihannya mendapat tindakan yang tidak mengenakan.
Para suporter terpancing untuk masuk ke lapangan demi mengejar oknum pemain yang melakukan pertandingan secara kasar hingga lari ke pesawahan warga.
Pertandingan antar kampung ini awalnya berjalan aman dan tenang, sampai akhirnya salah satu tim yakni Patrang Jember harus rela tertinggal tiga gol dari Gajayana Wirowongso.
Dan terlebih dari kesebelasan Patrang Jember diketahui belum mencetak gol sama sekali.
Dari tertinggalnya skor serta belum bisa mencetak gol, akhirnya pertandingan mulai memanas dan mengarah pada kekerasan.
Patrang Jember dinilai bermain kasar yang akhirnya membuat suporter Gajayana Jember mencoba masuk ke dalam lapangan dan mengejar para oknum pemain kasar tersebut.
Para pemain dari Patrang Jember menjadi bulan-bulanan warga yang mayoritas mendukung Gajayana Wirowongso, tak sedikit dari mereka yang sampai lari ke sawah demi menghindar amukan suporter.
Bahkan salah satu pemain yang dikejar juga juga sempat mendapat tendangan dari seseorang.
BACA JUGA: Chord Gitar dan Lirik Lagu Kenanglah Aku – Naff, Cocok Untuk Dinyanyikan bersamna Si Doi
Tersiarnya kabar pertandingan sepakbola di Jember yang berakhir ricuh ini juga sampai ke salah satu pengamat sepakbola Kabupaten Jember, Joni Budi Utomo.
Menurutnya, pertandinga sepakbola ada untuk menjunjung sportivitas bukan kericuhan yang terjadi.
“Saya tentunya sangat menyayangkan terjadinya kericuhan ini, karena sepak bola sejatinya menjunjung tinggi sportivitas,” ucap Joni.
Sampai informasi ini diterbitkan, belum ada klarivikasi mengenai kericuhan tersebut. ***