BANTENRAYA.CO.ID – Regenerasi petani di Banten saat ini tersendat. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Pertanian
Provinsi Banten, 70,49 persen petani di Banten saat ini berusia di atas 40 tahun, sedangkan 29,51 persen lainnya berusia 19-39 tahun atau kelompok milenial dan generasi Z.
Gubernur Banten Andra Soni mengatakan, regenerasi petani kini menjadi prioritas utama pembangunan sektor pertanian yang dilakukan Pemerintah Provinsi Banten.
Sebab berdasarkan data terbaru dari Dinas Pertanian Provinsi Banten, ada ketimpangan usia dalam regenerasi petani.
BACA JUGA : Proyek Pembangunan Lapak PKL Stadion Maulana Yusuf Difungsikan Oktober 2025
Ketimpangan ini berpotensi mengancam keberlanjutan sektor pertanian dalam beberapa dekade ke depan.
Beberapa upaya yang sedang dilakukan Pemerintah Provinsi Banten untuk menginsprasi generasi milenial dan gen Z agar berminat di dunia pertanian di antaranya melalui program manajemen tata kelola air sampai ke tingkat usaha tani,
konektivitas antar daerah produksi pertanian, dukungan pemerintah pusat melalui regulasi kemudahan penebusan pupuk, benih, alat mesin pertanian dan regulasi penetapan harga oleh pemerintah yang berpihak kepada petani.
“Harga yang jelas yang diterima petani akan mampu menarik minat generasi milenial dan generasi Z tertarik dengan agroindustri,” kata Andra usai Pekan Daerah Kelompok Tani Nelayan Andalan (Peda KTNA) 2025, Sabtu (27 September 2025).
BACA JUGA : Sisa Proyek Pembangunan Lapak PKL Stadion Maulana Yusuf 45 Persen
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, Peda KTNA 2025 tidak hanya menjadi ajang silaturahmi dan tukar pengetahuan bagi pelaku utama sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan,
tetapi juga menjadi panggung penting untuk menyoroti tantangan krusial yang tengah dihadapi dunia pertanian Banten saat ini, yaitu regenerasi petani.
“Kami berharap Peda KTNA 2025 menjadi momentum bagi generasi muda untuk tidak hanya mengenal, tapi juga terjun langsung ke dunia pertanian.
Pemerintah siap memberikan dukungan konkret melalui berbagai program,” ujar Agus.
Agus mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Banten menegaskan komitmen untuk mendorong generasi muda melalui sejumlah inisiatif.
Dalam kerangka visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2025, telah disiapkan 8 program unggulan dan 24 program turunan, termasuk perbaikan manajemen tata kelola air sampai ke tingkat usaha tani.
Regulasi kemudahan akses sarana produksi pertanian seperti pupuk, benih, dan alat mesin pertanian. Penetapan harga hasil tani yang berpihak kepada petani kecil.
“Kami ingin memastikan bahwa petani muda punya akses, punya kepastian harga, dan punya pasar. Dengan begitu, pertanian bisa menjadi karier masa depan yang menjanjikan,” jelas Agus.
BACA JUGA : Proyek Pembangunan Lapak PKL Stadion Maulana Yusuf Difungsikan Oktober 2025
Sementara itu, Ketua KTNA Provinsi Banten Oong Sahroni berharap Peda KTNA 2025 tidak hanya menjadi forum formal, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi lintas sektor.
Mulai dari petani, penyuluh, pelaku usaha agribisnis, lembaga keuangan mikro, hingga ritel modern ikut terlibat dalam memperkuat ekosistem pertanian di Banten.
“Kami harapkan KTNA bersama stakeholder lainnya dapat mengembangkan pertanian modern berbasis teknologi dan inovasi, terutama yang ramah lingkungan dan berbasis nilai ekonomi,” ujar Oong.
Salah satu kegiatan menarik dalam Peda KTNA tahun ini adalah demo pertanian modern oleh petani milenial, termasuk pertanian presisi, sistem pertanian hidroponik, hingga pengolahan hasil tani berbasis digital marketing.
BACA JUGA : Budi Rustandi, Rajin Puasa Senin-Kamis
Diketahui, Berdasarkan Sensus Pertanian (ST) 2023, terdapat 577.935 petani pengguna lahan pertanian dan 443.265 petani gurem di Provinsi Banten.
Namun, data yang lebih rinci dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menunjukkan terdapat 601.592 Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) pada tahun 2023, yang naik 1,48 persen dari tahun 2013.
Penurunan jumlah usaha pertanian disebabkan, meskipun jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) naik,
jumlah usaha pertanian secara keseluruhan (termasuk usaha perorangan) mengalami penurunan sebesar 8,4 persen dari tahun 2013, menjadi sekitar 609.000 pada tahun 2023. (tohir)








