SERANG, BANTEN RAYA- Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Serang diduga diwarnai aksi pungutan liar (pungli) dari panitianya. Adanya dugaan pungli pada proses PPDB di MAN 1 Serang disampaikan oleh salah satu orangtua siswa.
Sumber yang tidak mau diungkapkan identitasnya ini mengatakan, ketika dia akan memasukkan anaknya untuk sekolah di MAN 1 Serang, dia dihubungi oleh salah satu oknum perempuan di sekolah tersebut untuk menghadap. Pemanggilannya dilakukan setelah anaknya ikut ujian namun beberapa hari sebelum pengumuman siswa yang lolos dilakukan. Pemanggilan dilakukan pada hari Senin, sementara pengumuman kelulusan dilakukan hari Selasa.
“Saya pengen ada komitmen dari Bapak,” kata sumber ini, Selasa (31/5/2022) menirukan ucapan perempuan yang merupakan humas MAN 1 Serang.
Ketika datang, dia diminta untuk masuk ke ruangan komite sekolah. Di dalam sudah menunggu seorang perempuan yang menyambutnya. Dalam pembicaraan dengan perempuan itu, dia diminta untuk membayar uang komitmen sebesar Rp4 juta dengan tawaran anaknya akan dikawal untuk bisa lolos dalam ujian dan menjadi siswa MAN 1 Serang.”Ini butuh komitmen supaya anak Bapak masuk ke MAN 1 Serang biar anak bapak kami kawal,” katanya.
Sumber menceritakan, perempuan ini beralasan anaknya secara nilai tidak cukup untuk bisa lulus, sehingga harus ada komitmen antara dirinya dengan sekolah agar bisa lulus ujian. Dengan membayar komitmen sebesar Rp4 juta, maka nilai yang tidak cukup untuk lulus bisa diurus.
Dia pun bertanya bila anaknya tidak memenuhi syarat seharusnya disampaikan bukti berupa nilai berapa yang didapatkan anaknya. Tetapi yang terjadi perempuan ini tidak mengeluarkan bukti apa pun sebagai penguat. Sehingga, tidak berlebihan bila dia menduga hal itu adalah alasan yang dibuat-buat.
Sumber ini mengatakan, uang yang diminta oleh perempuan tersebut sebesar Rp4 juta baginya terlalu besar. Oknum itu beralasan uang itu akan digunakan untuk membiayai pembangunan sejumlah gedung di sekolah yang sampai saat ini masih belum selesai.
Tetapi anehnya, tidak ada surat resmi yang disodorkan atau kwitansi yang dikeluarkan bila dia jadi membayar uang Rp4 juta. Sumber ini mengatakan, bisa saja dia meminjam uang namun proses seperti itu baginya bertentangan dengan nurani. Bahkan, perempuan itu menawarkan uang Rp4 juta bisa dicicil olehnya. “Walaupun dicicil tetap saya ngerasa kayak punya utang,” ujarnya.
Belum lagi, dia membayangkan bila sejak awal sudah diminta uang Rp4 juta, maka bisa jadi ketika sudah menjadi siswa akan diminta uang lebih besar lagi.
Selama proses pembicaraan dengan perempuan yang tidak dia ketahui namanya itu, sumber ini mengatakan hanya duduk berdua. Padahal, di luar ruangan ada sekitar 5 orang lain yang juga menunggu dipanggil oleh oknum perempuan tersebut.
Hal ini menurutnya aneh karena bila transparan maka semua orang tua bisa saja diberi pengarahan secara bersama oleh perempuan tersebut. Namun yang terjadi, setiap orang tua yang dipanggil diajak ngobrol satu-satu.
Sumber ini mengatakan, awalnya dia memasukkan anaknya ke MAN 1 Serang karena berdasarkan informasi dari temannya tidak ada praktik bayar-membayar ketika memasukkan anaknya. Namun alangkah terkejutnya ketika dia malah menemukan adanya praktik dugaan pungli di MAN 1 Serang. “Saya kecewa,” katanya.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Serang Amrudin ketika diminta tanggapan tentang adanya dugaan pungli PPDB di MAN 1 Serang belum merespons permintaan wawancara yang diajukan Banten Raya. (tohir)