BANTENRAYA.CO.ID – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kota Cilegon, Minggu (27 April 2025), dipenuhi curhatan Walikota Cilegon Robinsar.
Dalam pidatonya saat rapat paripurna istimewa maupun riung mumpulung, Robinsar curhat dan jujur mengaku belum mempunyai prestasi dalam 2 bulan kepemimpinannya. Termasuk juga belum memberikan program berarti buat masyarakat.
Robinsar mengaku tidak ingin menjadi orang yang naif, sehingga harus mengungkapkan kejujurannya secara terbuka dalam dua bulan belum bisa melakukan apa-apa.
Bahkan, Robinsar mengaku tidak bisa menyampaikan prestasi, tapi hanya pekerjaan rumah (PR) yang berderet yang harus diselesaikan dirinya bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan unsur pemerintah lainnya.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi untuk Wartawan, Lokasi Strategis Siap Huni
Robinsar menyampaikan, dirinya harus jujur jika masih banyak tantangan yang dihadapi. Ia juga tidak ingin menutupi dalam perjalanan dua bulan sebagai walikota, belum bisa berbuat banyak.
“Kita harus jujur dan akui masih banyak tantangan yang perlu dihadapi, beberapa yang kami temui pengangguran masih banyak di Kota Cilegon,
infrastruktur masih kurang baik, pelayanan kesehatan yang masih kurang melayani, sarana pendidikan yang masih kurang layak dan peningkatan SDM yang harus terus kita tingkatkan,” ujarnya.
Robinsar menyatakan, perjalanan masih panjang dan harus diakui dengan jujur semua masalah masih ada.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi untuk Wartawan, Lokasi Strategis Siap Huni
Namun, dengan kejujuran menjadi pondasi awal langkah pemerintah menentukan regulasi dan aturan menyelesaikannya.
“Semua pengalaman perjalanan masih panjang, kami menanamkan filosofi Juare dalam setiap langkah pemerintah kami,
kami percaya kejujuran adalah pondasi utama dalam menjalankan pemerintahan, amanah dalam tanggungjawab yang penuh integritas, religius merupakan paduan moral melayani masyarakat yang sepenuh hati,” jelasnya.
Saat riung mumpulung, Robinsar juga menjelaskan bahwa riung mumpulung menjadi ajang mempresentasikan apa yang sudah dicapai.
Unsera Tawarkan Mahasiswa Mengajar dan Mengabdi Kepada Pemprov Banten
Namun ia mengakui jika dalam dua bulan bekerja belum bisa melakukan hal yang berarti buat masyarakat.
“Tapi izin hari ini baru dilantik kurang lebih dua bulan, agak sedikit naif apabila kita bicara perihal prestasi yang kami buat.
Dalam kurun waktu dua bulan masih belum ada sesuatu mungkin yang berarti untuk masyarakat Kota Cilegon,” ucapnya.
“Maka, izinkan kami dalam riung mumpulung kami tidak membahas prestasi. Tapi kami ingin menyampaikan pekerjaan rumah yang belum selesai, terutama untuk para OPD.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi untuk Wartawan, Lokasi Strategis Siap Huni
Tadi mungkin dilihat di slide video masih banyak jalan rusak, penerangan yang kurang menerangi, masih banyak titik banjir, masih banyak kurangnya pelayanan kesehatan, infrastruktur pendidikan kurang layak,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Kota Cilegon yang sudah memasuki usia 26 tahun ternyata masih dihantui berbagai masalah.
Mulai pengguran, pelayanan pemerintah bidang kesehatan dan pendidikan yang masih buruk, sampai masalah banjir yang tidak kunjung usai.
Berbagai masalah itu menjadi sorotan berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, politikus, tokoh masyarakat dan warga.
10.000 Siswa SD Belum Rasakan Makan Gratis
Mereka memberi kritik terhadap kepemimpinan Walikota Cilegon Robinsar dan Wakil Walikota Cilegon Fajar Hadi Prabowo.
Masyarakat menilai, keduanya masih belum memberikan solusi atas permasalahan yang ada.
Bahkan, berbagai kalangan menilai dalam dua bulan bekerja, 17 program prioritas sesuai janji kampanye mereka belum jelas terlihat.
Warga berharap banyak dengan kepemimpinan Robinsar dan Fajar yang merupakan representasi kepemimpinan muda.
Penjual Hewan Kurban Wajib Kantongi SKKKH
Namun ternyata sudah dua bulan berjalan atau dalam perjalanan 100 hari kerja, belum juga ada gebrakan dan 17 program prioritas mereka belum dilaksanakan.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Teknik Universitas Al Khairiyah Tb Rizki Andika menyebutkan, dari porsi kebijakan anggaran yang dibuat, belum terlihat adanya keberpihakan menyelesaikan masalah prioritas,
misalnya pemerintah tidak fokus memberikan anggara besar pada masalah pengangguran, kesehatan dan pendidikan. Hal itu terlihat dari belanja pegawai yang masih sangat besar mencapai 40 persen lebih dalam APBD Kota Cilegon.
“Belanja pegawai masih di atas 40 persen, itu menunjukkan keberpihakan terhadap program masih minim.
10.000 Siswa SD Belum Rasakan Makan Gratis
Program pengentasan pengangguran tidak terlihat, pendidikan juga sama, apalagi masalah sosial mengentaskan kemiskinan belum terlihat anggarannya dan terbuka,” kata Rizki.
Soal industri, ujar Rizki, banyaknya industri besar belum berbanding lurus dengan tenaga kerja. Justru, polusi industri masih menghantui masyarakat Kota Cilegon.
Namun, apa solusi yang ditawarkan juga tidak jelas, apakah penghijauan atau bagaimana. “Industri selalu mengalami masalah, dibandingkan menyerap tenaga kerja malah lebih banyak polusi udara yang dirasakan masyarakat,” ucapnya.
Ketua Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) Ahmad Maki menyampaikan hal yang sama.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi untuk Wartawan, Lokasi Strategis Siap Huni
Menurutnya, dalam dua bulan bekerja, belum ada yang dilakukan Robinsar dan Fajar. “Memang belum 100 hari, tapi pembangunan belum terlihat, masih kurang.
Pembangunan pendidikan, kesehatan dan pelayan-pelayannya juga minim,” ujarnya.
Ahmad Maki menilai bahwa HUT Kota Cilegon yang sudah 26 tahun bukan lagi usia anak-anak. Menurutnya, Cilegon sudah dewasa, sehingga seharusnya kepala daerahnya bisa membuktikan diumur yang 26 tahun ini harus lebih baik lagi.
“Sudah dewasa bisa berfikir yang baik dan buruk, mana yang diprioritaskan harus dilakukan,” jelasnya.
Cerita Keseharian Kepala DPMPTSP Kota Serang Ritadi, Selalu Luangkan Waktu Demi Cucu
Hal sama disampaikan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Al Khairiyah, Afni. Menurutnya, tantangan terbesar bagi kepemimpinan nanti adalah bonus demografi.
Dimana daya saing sumber daya manusia (SDM) menjadi hal utama. Jika Pemkot Cilegon tidak fokus dengan anggaran meningkatkan SDM, maka manusia di Kota Cilegon akan semakin menjadi penonton.
“Harapan saya kepada walikota dan wakil walikota Cilegon yang saat ini menjabat untuk bisa memperhatikan pendidikan generasi muda Kota Cilegon.
Mengingat kurangnya minat baca dan literasi para generasi muda kota Cilegon. Karna saat ini kita sudah menjadi bagian dari bonus demografi, yang dimana kita harus bisa berdaya saing di lingkungan kerja maupun Pendidikan,” jelasnya.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi untuk Wartawan, Lokasi Strategis Siap Huni
Kritik juga hadir dari Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Cilegon Fauzi Desviandy. Ia mengatakan, sebagai anggota legislatif,
dirinya tetap mengingatkan bahwa menuju 100 hari kerja seharusnya ada satu datu dua program yang dilaksanakan oleh Robinsar-Fajar, dari 17 program prioritas yang sudah dijanjikan.
Sebab, ada janji yang harus ditunaikan kepada masyarakat soal janji politik yang sudah diucapkan.
“Kita harapkan bisa dilakukan secara maksimal jika kita lihat ada 17 program, di tengah efisiensi yang berlaku di semua daerah, Cilegon harus didorong bisa tetap terlaksana,” jelasnya.
MUI Banten Diguyur Hibah Rp1,15 M Miliar
Fauzi mengatakan, dalam pidato Robinsar di riung mumpulung dan rapat paripurna HUT Kota Cilegon sudah sangat jujur.
Namun tentu janji kampanye harus dilakukan secara berkelanjutan. Salah satunya misalnya kenaikan honor RT dan RW, serta beasiswa perguruan tinggi ternama harus dilakukan, sehingga rakyat bisa merasakan.
“Harapan kami ada program yang sesuai janji kampanye itu yang dipercepat untuk dilakukan. Saya mengapresiasi mereka cepat respons, dan kami lebih objektif, jika bagus kita dukung, jika lambat kita kritisi juga,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Cilegon Erick Rebiin menyatakan, memasuki usia 26 tahun diharapkan Pemkot Cilegon mampu menjadi jembatan antara industri dan warga, serta dapat mengembalikan citra Cilegon sebagai kota santri.
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi untuk Wartawan, Lokasi Strategis Siap Huni
“Kondisi sekarang sudah dewasa, semoga pemerintah mampu menjembatani masyarakat industri untuk bisa bersinergi.
Pemerintah harus mampu mengembalikan citra Cilegon sebagai kota santri. Sebagai kota santri harus terus tumbuh para ulama dan juga menguatkan kepemimpinan,” jelasnya.
Hal tak kalah penting papar Erick, adalah membangun SDM dan menyiapkan infrastruktur jalan yang baik dalam rangka menghadapi hadirnya industri dan investasi.
“Kami harap fokusnya adalah SDM dulu, karena Cilegon sudah sangat darurat SDM karena menghadapi besarnya investasi di Kota Cilegon.
Ada juga banjir besar karena munculnya banyak industri di Kota Cilegon. Semuanya harus disiapkan,” jelasnya.
Gangway Setda Pemprov Banten Dijadikan Jalan Pintas Anak Sekolah
Sementara itu, Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati Natakusumah menyampaikan, pihaknya berharap sinergi terus dilakukan pemerintah kota dengan provinsi, sehingga berbagai pemasalan bisa diurai bersama.
Apalagi, di Kota Cilegon cukup banyak investasi yang hadir. “Kami butuh semuanya bersama secara sinergis, sehingga berbagai permasalahan bisa diurai bersama,” ujar Dimyati. (uri)