SERANG, BANTEN RAYA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mencatat pada tahun 2022 sebanyak 84 warga Kabupaten Serang meninggal dunia akibat penyakit tuberkulosis (TBC) dan empat warga meninggal akibat terinfeksi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Jumlah temuan TBC pada tahun 2022 mencapai 4.003 kasus dengan keberhasilan pengobatan mencapai 90 persen. Kemudian, untuk temuan HIV mencapai 129 kasus dan temuan AIDS 28 kasus serta temuan malaria dua kasus yang merupakan kasus impor dari luar Kabupaten Serang.
“Saya menyambut baik diadakannya forum koordinasi dan kolaborasi oleh asosiasi Dinkes se-Provinsi Banten di Kabupaten Serang ini. Melalui forum ini kita harapkan eliminasi terhadap tiga penyakit yang disebut ATM (aids, tuberculosis, dan malaria bisa berhasil,” ujar Sekda Pemkab Serang Tb Entus Mahmud Sahiri di Horison Ultima Ratu, Senin (13/3).
Ia menjelaskan, target mengeliminasi penyakit ATM tidak dapat dilakukan tanpa adanya kerja sama semua pihak seperti lintas OPD (organisasi perangkat daerah), dunia industri, masyarakat, akademisi termasuk media. “Melalui forum ini saya mengimbau khususnya pimpinan perusahaan untuk peduli dengan kesehatan masyarakat Kabupaten Serang,” katanya.
Entus menuturkan, melalui penggalangan komitmen untuk mengiliminasi penyakit ATM tersebut harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam aksinya baik terkat dengan penganggaran, regulasi, dan keterlibatan dari seluruh stakeholder. “Kasus TBC di kita masih banyak dengan kejadian meninggal yang terbilang cukup tinggi,” paparnya.
Kepal Dinkes Kabupaten Serang Agus Sukmayadi mengatakan, khusu untuk kasus malaria Kabupaten Serang sudah zero namun ditemukan kasus impor, sedangkan temuan TBC masih cukup tinggi, begitu juga dengan kasus HIV/AIDS. “AIDS paling banyak penyebabnya LSL (lelaki seks lelaki),” katanya.
Adapun upaya yang dilakukan untuk menakan kasus tersebut yaitu melalui kolaborasi antar seluruh stakeholder baik pencegahannya maupun pengobatannya. “Untuk TB kita punya industri yang cukup banyak karyawan itu juga harus dilakukan pemeriksaan berkala, kalau ada satu saja dari karyawan yang positif dapat mengakibatkan penularan kepada yang lain,” tuturnya.
Adapun yang dilakukan Dinkes untuk menekan angka penyakit ATM tersebut yakni menyusun regulasi yang akan mengikat semua komponen untuk berpartisipasi dalam eliminasi, menyiapkan strategi, membuat rencana aksi daerah, dan menyusun keanggotaan tim. “Timnya yang terdiri dari lima komponen pentahelix,” ujarnya. (tanjung/fikri)