Ratusan Rumah di 4 Kecamatan Diterjang Banjir

banjir

SERANG, BANTEN RAYA- Sebanyak 499 rumah di empat kecamatan di Kota Serang diterjang banjir, Kamis (17/11/2022).

Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang terjadi sejak Rabu malam.

Empat Kecamatan itu adalah Kecamatan Serang, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Cipocok Jaya, dan Kecamatan Curug.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Serang, 499 rumah yang dilanda banjir itu tersebar di beberapa wilayah.

Di Perumahan Widya Asri tahap I tercatat 50 kepala keluarga (KK) di Blok B1, V2, V4, RT RW 001/002, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang.

Perumahan Widya Asri tahap II tercatat 55 KK di Blok F1 No 1-9, Blok A3 No 7-12 RT RW 003/025, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang.

Perumahan Widya Asri tahap III Kelurahan Panggung Jati, Kecamatan Taktakan, ada 300 KK yang tinggal di Blok PW7 RT/RW 001/025.

Kemudian di Perumahan Ranau Estate Kelurahan Panggung Jati, Kecamatan Taktakan, sebanyak 25 KK Blok M, L, dan G RT/RW 004/012.

Lima rumah di Lingkungan Pulo RT 03/02, sepuluh rumah di Lingkungan Belimbing RT 13/02, dua rumah di Lingkungan Kedawung dua rumah RT RW 03/01, RT RW 04/12 Kelurahan Cipete 17 KK.

Dua puluh rumah tergenang di Lingkungan Kenari, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, banjir di empat kecamatan itu terjadi akibat diguyur hujan sejak Rabu (16/11) malam hingga Kamis pagi.

“Titik banjir totalnya di Kecamatan Serang, Taktakan, Cipocok, dan Curug,” ujar Diat Hermawan kepada Banten Raya, Kamis (17/11/2022).

Diat Hermawan menyebutkan, dari empat kecamatan itu, titik banjir yang terparah terjadi di dua titik perumahan di dua kecamatan, Serang dan Taktakan.

“Kalau titik terbesarnya dua. Ranau Estate, Panggungjati, sama Widya Asri. Sampai dua meter kalau di Widya Asri, alhamdulilah tidak ada korban jiwa,” jelas dia.

Selain banjir, lanjut Diat, hujan deras pun mengakibatkan satu unit rumah roboh, pohon tumbang, Jembatan Singandaru rusak, dan tanah longsor di ruas Jalan Taktakan-Gunungsari atau Takari, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.

Diat Hermawan mengaku pihaknya telah melakukan membantu warga di lokasi terdampak, menurunkan perahu, personil, mengevakuasi warga, menyalurkan bantuan air bersih, dan penanganan pohon tumbang serta pembersihan sisa-sisa longsor dan lumpur pasca banjir.

“Sudah surut untuk wilayah yang terdampak banjir. Jalan Takari di Lingkungan Cikoak, Kelurahan Cilowong juga sudah dapat dilalui. Begitu juga Jembatan Singandaru di Jalan Empat Lima sudah diperbaiki PU. Kalau rumah roboh itu di Ranau Estate bagian tembok dapurnya aja,” katanya.

Diat Hermawan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat kondisi cuaca masih mendung.

“Kalau cuacanya begini aja agak lumayan kewaspadaan, warga harus waspada aja khawatir hujan susulan,” tuturnya.

Diketahui, warga Perumahan Widya Asri, Kecamatan Serang, Kota Serang, terdampak banjir membutuhkan air bersih.

Air bersih dibutuhkan untuk membersihkan perabotan rumah tangganya yang kotor akibat direndam banjir.

Salah seorang warga Perumahan Widya Asri Blok D1, Nomor 9, Khusnul mengungkapkan, banjir merendam lingkungan perumahannya sejak kemarin malam, saat hujan deras dengan waktu yang cukup lama.

“Mulai jam setengah dua lebih deres. Udah masuk rumah. Air langsung tinggi aja kira-kira sedada orang dewasa. Nggak bertahap,” ungkap Khusnul kepada Banten Raya.

Menurut Khusnul, saat banjir datang tak sempat memindahkan sebagian besar barang rumahnya ke lokasi yang aman.

“Yang diselametin cuma pakaian sama kasur aja. Yang lain ya udah. Motor aja nggak bisa diselametin. Warung saya udah kaya kapal pecah. Kulkas udah ngebalik. Ini jatuh semua. Udah tenggelam semua,” tutur dia.

Khusnul mengungkapkan, banjir yang menerjang masuk ke dalam rumahnya baru surut saat dini hari.

“Cepat surutnya karena deket sungai. Azan subuh mulai surut,” katanya.

Khusnul membeberkan, peristiwa banjir yang merendam perumahannya sudah yang ketiga kalinya.

“Ini ketiga kali. Berarti sekarang setahun dua kali. Pertama yang lebih besar waktu air dari Bendungan tanggal 1 Maret. Sekarang bulan November udah kebanjiran lagi,” beber dia.

Menurut Khusnul, sebelumnya banjir tidak pernah terjadi di lingkungan perumahannya.

“Nggak tahu, sebelumnya nggak pernah banjir,” katanya.

Namun sejak ada Bendungan Sindangheula, lingkungan perumahannya sudah tiga kali dikunjungi tamu banjir.

“Iya mungkin semenjak ada Sindangheula kebanjiran melulu. Kalau bisa diperbaiki supaya di sini nggak langganan banjir,” pintanya.

Khusnul mengatakan, air bersih dibutuhkan untuk mencuci perabotan rumahnya yang kotor terkena lumpur saat banjir.

Khusnul mengaku butuh air bersih karena mesin pam di rumahnya terendam air banjir.
“Kita butuh air. Soalnya pada kotor semua,” ujarnya.

Sementara itu, Walikota Serang Syafrudin menginstruksikan kepada dinas terkait untuk segera meninjau dan melaksanakan rehabilitas akses jalan jembatan yang rusak akibat diterjang banjir.

“Pada hari ini kami meninjau di Jembatan Singandaru. Memang Jembatan Singandaru ini jebol, mohon Dinas PU untuk segera memperbaiki, dan Dishub untuk segera melakukan penutupan akses jalan,” kata Syafrudin.

Imbas kerusakan itu, akses Jalan Kaujon menuju Gedung Pramuka, Cikulur, sempat ditutup sementara dikarenakan jembatan jebol.

Syafrudin pun mengimbau agar seluruh masyarakat Kota Serang terus waspada karena curah hujan yang belum beraturan, sehingga masyarakat melakukan antisipasi ketika banjir datang. (harir)

Pos terkait