BANTENRAYA.CO.ID – Sejumlah sekolah swasta menolak ikut dalam program sekolah gratis yang dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Andra Soni dan Dimyati Natakusumah. Umumnya, sekolah yang menolak adalah yang sudah besar dan mapan secara finansial.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten membenarkan ada sejumlah sekolah swasta yang menolak program sekolah gratis.
Sekolah-sekolah ini umumnya adalah sekolah yang sudah memiliki nama besar dan memiliki uang bayaran yang lumayan mahal. Meski demikian, dia tidak menyebutkan sekolah mana saja yang menolak tersebut.
“Ada juga sekolah (swasta) yang nolak, sekolah yang besar-besar,” kata Lukman, Kamis (6 Maret 2025).
Dilintasi Budi Rustandi Jalan Empat Lima Rusak Langsung Ditambal
Meski demikian, kata Lukman, bila dibandingkan antara sekolah yang menolak dengan sekolah yang menerima, masih lebih banyak sekolah swasta yang menerima.
Berdasarkan pendataan sementara hingga saat ini sudah ada 1.200-an sekolah yang menyatakan bergabung dalam program sekolah gratis Andra-Dimyati.
Lukman mengungkapkan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten telah menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar lebih untuk program sekolah gratis.
Nantinya, anggaran akan cair setiap tiga bulan sekali dan akan dievaluasi. “Untuk sementara dianggarkan untuk kelas X dulu,” katanya.
Budi Rustandi Bongkar Segel SDN Kuranji
Terkait alokasi anggaran untuk program makan bergizi gratis yang tidak akan digunakan karena anggarannya sudah ditanggung pemerintah pusat lewat APBN, Lukman menyatakan hal itu menunggu keputusan dari TAPD.
Apakah nanti anggaran itu akan dialokasikan untuk program sekolah gratis atau yang lain.
Pendiri Asosiasi Kepala SMA Swasta (AKSeS) Provinsi Banten Darmanto membenarkan bahwa ada sejumlah sekolah swasta yang menolak program sekolah gratis Andra-Dimyati.
Umumnya, sekolah ini ada di daerah perkotaan seperti Tangerang Raya. Sebab sekolah-sekolah ini secara finansial sudah mapan, yang iuran SPP-nya sudah di atas Rp500 ribu.
1.358 Personel Polda Tak Punya Rumah
“SPP-nya di atas Rp500 ribu, sementara program sekolah gratis anggarannya cuma Rp150 ribu sampai Rp250 ribu. Mereka pasti keberatan karena secara finansial sudah matang,” katanya.
Meski demikian, dia mengaku belum memiliki data berapa jumlah sekolah yang tidak mau ikut dalam program sekolah gratis tersebut.
Yang pasti, sekolah-sekolah itu memiliki kemampuan finansial di atas rata-rata sekolah swasta sehingga menganggap rugi apabila ikut dalam program sekolah gratis.
“Sampai hari ini kita belum punya data berapa sekolah yang menolak,” ujarnya.
Budi Rustandi Disambut Sukacita Oleh Guru Usai Bongkar SDN Kuranji
Dia mengatakan, program sekolah gratis tidak mengikat dalam arti wajib mutlak harus diikuti oleh sekolah.
Ada kelonggaran bagi sekolah untuk menolak atau menerima program sekolah gratis. Dengan cara ini ada keadilan karena sifatnya bukan pemaksaan.
“Kalau sekolah merasa rugi bisa menolak, tapi kalau merasa untung boleh menerima,” katanya. (tohir)