PANDEGLANG, BANTEN RAYA – Dinas Kesehatan Pandeglang mencatat, penderita TBC (tuberculosis) terduga penderita TBC yang ditemukan pada tahun 2024 periode Januari-Juni di Kabupaten Pandeglang mencapai 16.030 orang.
Sedangkan jumlah kasus aktif TBC tahun 2024 sebanyak 2.503 orang.
“Warga yang positif terkena TBC tahun ini mencapai 2.503 pasien, terdiri dari 2.471 pasien TBC sensitif obat, dan 32 pasien TBC resisten obat,” terang Sekretaris Dinkes Jenal Mutakin, melalui Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Pandeglang, Dian Handayani, Selasa (30/7).
Dian Handayani mengajak, masyarakat yang terkena penyakit TBC rajin mengecek Kesehatan agar masyarakat Kabupaten Pandeglang terbebas dari TBC.
“Cara pencegahan TBC, yakni ventilasi udara yang baik, pencahayaan atau sinar matahari yang cukup, tidak membuang dahak sembarangan, minum obat teratur, dan menutup mulut saat batuk atau bersin,” tuturnya.
Masih kata Dian, warga yang terkena penyakit TBC banyak faktor. Diantaranya, sering kontak erat dengan pasien TBC di satu rumah, orang dengan kategori HIV AIDS, dan perokok.
“Ciri-ciri orang terkena TBC, batuk terus menerus batuk berdahak maupun kering, demam meriang berkepanjangan, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, kadang dahak bercampur darah, nafsu makan menurun, berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta mengatakan, untuk mencegah penyakit TBC di lingkungan masyarakat, peran desa sangat dibutuhkan.
Terutama memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
“TBC ini perlu menjadi perhatian kita. Dalam penanggulangan TBC, peran pemerintah desa sangat penting, mengingat sebagian kewenangan desa mencakup bidang kesehatan,” pesan Fahmi, pada kegiatan pertemuan peran desa dalam penanggulangan TBC yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) di S’Rizki Pandeglang, Selasa (30/7).
Fahmi menjelaskan, peran aktif masyarakat penting dalam penanggulangan TBC, terutama di lingkungan desa, dan lingkungan rumah masing-masing.
“Mari kita bersama-sama cegah TBC, segera koordinasikan dengan desa, dan puskesmas terdekat dalam penemuan dan pengobatan kasus TBC,” ujarnya. (yanadi/muhaemin)