BANTENRAYA.CO.ID – Ngatawi Al Zastrouw, budayawan yang pernah menjadi asisten pribadi Gus Dur, menjadi pembicara saat menyampaikan materi tentang moderasi beragama bagi dosen dan karyawan Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten atau UIN Banten.
Moderasi beragama, menurut Ngatawi Al Zastrouw, bukan hanya dipahami secara teori melainkan harus menjelma dalam sikap yang harus dimiliki umat beragama.
Ngatawi Al Zastrouw bilang, bersikap moderat bukan berarti tidak boleh fanatis. Sebab fanatisme penting dalam kehidupan masyarakat yang beragama.
BACA JUGA: Semarakkan Hari Toleransi, Gusdurian Lebak Nobar Film
“Sebagaimana kita fanatis berpikir bahwa pasangan hidup kita adalah terbaik buat kita, maka demikian pula kita berpikir fanatik terhadap agama kita,” kata Ngatawi Al Zastrouw.
Fanatisme yang sama juga menurutnya harus ada pada diri seseorang yang beragama yang meyakini bahwa agamanya adalah yang paling benar.
Yang menurutnya salah adalah fanatik dalam pengertian menganggap hanya agama dirinya yang paling benar dengan cara menjelek-jelekkan agama lain.
“Ini fanatik yang salah kaprah,” kata Ngatawi Al Zastrouw di hadapan peserta pembinaan moderasi beragama.
Memiliki sikap moderat dalam beragama menurutnya adalah penting.
Apalagi dosen dan karyawan Fakultas Syariah UIN Banten dituntut berpikir moderat dalam mengimplementasikan ajaran Islam.
Moderasi tidak diukur dengan infrastruktur melainkan yang terpenting ialah pemahaman dan pengamalan dalam bentuk sikap beragama yang tasamuh (moderat), tawazun (berimbang), dan taadul (berkeadilan).
Jika masyarakat Banten menganggap telah moderat dengan bukti adanya tempat ibadah semua agama di Banten, maka sejatinya yang lebih penting adalah sikap beragama yang moderat dari warga masyarakat Banten.
Kegiatan yang diadakan di Hotel Nunia Tamansari di Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, ini bertujuan mendiseminasikan nilai-nilai moderasi beragama kepada seluruh civitas akademika yang ada di kampus UIN Banten. ***