BANTENRAYA.CO.ID – Ritual seba yang dilakukan masyarakat Baduy yang lebih dikenal dengan Seba Baduy bisa menjadi salah satu wisata unik yang bisa dinikmati wisatawan lokal dan nasional.
Sayang, Seba Baduy sulit dijadikan sebagai agenda wisata nasional dalam kalender wisata karena waktu pelaksanaannya yang tidak tetap.
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, sebenarnya dia ingin sekali kegiatan Seba Baduy bisa digelar dengan sangat meriah dan menjadi agenda wisata dalam kalender wisata nasional dari Banten.
Hanya saja, waktu pelaksanaan Seba Baduy tidak bisa diprediksi dan tidak bisa ditetapkan waktu pastinya oleh pemerintah.
BACA JUGA: TERUNGKAP! Ini Daftar Barang yang Diserahkan Warga Baduy untuk Bapak Gede saat Seba Baduy 2023
Sebab waktu kapan Seba Baduy ditentukan sendiri oleh masyarakat adat Kanekes.
“Karena semua diputuskan oleh masyarakat adat Kanekes Baduy sendiri,” kata Al Muktabar.
Padahal, kata Al, dia ingin acara semacam ini dihadiri oleh para pejabat di pemerintah pusat, mulai dari Menteri Pariwisata RI, Wakil Presiden, bahkan Presiden.
Hanya saja, untuk mengundang Presiden harus dari jauh-jauh hari, tidak bisa mendadak seminggu dua minggu apalagi dalam beberapa hari.
BACA JUGA: Ini Kekeliruan Turun-temurun tentang Seba Baduy Kata Akademisi UIN Banten Ade Jaya Suryani
Sementara pemberi tahuan dari masyarakat adat Baduy ketika akan melakukan seba biasanya mendadak.
Hanya beberapa hari setelahnya ada pemberi Tahuan akan adanya Seba.
“Untuk mengundang Wakil Presiden itu setidaknya dua bulan sebelumnya. Kalau Presiden bahkan tiga bulan sebelumnya,” ujarnya.
Al Muktabar mengatakan, Pemprov Banten berusaha maksimal memenuhi aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat adat Baduy.
Bila kemudian pada tahun ini tidak banyak keluhan yang disampaikan, dia mengklaim karena selama ini dia cukup sering datang langsung ke Baduy dan mendengarkan masyarakat di sana.
“Aspirasi masyarakat Baduy saya serap langsung. Jadi informasinya langsung sampai ke saya,” katanya.
Ketika masyarakat Baduy diminta menyampaikan keluhan atau aspirasi mereka kepada Pj Gubernur Banten sebagai Bapak Gede, Jaro Pamarentah Jaro Saija sebagai perwakilan dari masyarakat Baduy tidak banyak menyampaikan keluhan.
Ini artinya bahwa di Baduy kehidupan berjalan baik dan tidak ada masalah yang perlu dibahas. Apalagi, panen musim ini juga melimpah.
BACA JUGA: 1.224 Warga Baduy Disambut Pj Gubernur Banten Al Muktabar
Dalam sambutannya yang hanya kurang lebih hanya 2 menit, Jaro Saija hanya menyampaikan bahwa tradisi seba yang sudah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat adat Baduy harus tetap dilestarikan.
Sebab seba akan selalu dilakukan setiap tahun oleh mereka.
“Titipan leluhur kami jangan sampai dilupakan, setiap tahun pasti akan melakukan seba, yang diikuti oleh masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar. Mohon maaf tidak panjang lebar hanya sekian saja,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Tabrani mengungkapkan, Seba Baduy 20223 pada tahun ini disebut juga dengan Seba Gede.
Sementara pada tahun sebelumnya, Seba Baduy 2023 yang dilaksanakan merupakan Seba Kecil.
Tabrani mengatakan, perbedaan Seba Gede dan Seba Kecil bukan pada banyak atau sedikit jumlah warga Baduy yang ikut dalam tradisi Seba Baduy.
Perbedaan Seba Gede dan Seba Kecil terletak pada barang bawaan yang dibawa oleh warga Baduy untuk Bapak Gede atau Pj Gubernur Banten Al Muktabar.
Pada Seba kecil, warga Baduy hanya membawa hasil bumi, berupa buah atau apa pun yang mereka tanam. Termasuk makanan olahan seperti gula merah.
BACA JUGA: 1.000 Buruh Banten Ikut Unjuk Rasa di Jakarta, Peringati Hari Buruh 1 Mei 2023
Sementara Ketika Seba gede, warga Baduy tidak hanya membawa hasil bumi melainkan juga membawa peralatan dapur yang terbuat dari bambu dan kayu.
Danrem 064/ Maulana Yusuf Brigjen TNI Tatang Subarna mengatakan, mendekati Pemilu 2024 suasana politik pasti akan menghangat bahkan memanas, termasuk juga di Baduy.
Karena itu, ketika suasana mulai memanas dia meminta agar masyarakat Baduy memperbanyak ngudud atau merokok, ngopi, dan duduk bersama untuk dialog. Dengan cara ini dia meyakini maka persoalan sepanas apa pun akan menjadi dingin.
“Jadi lamun aya nanaon-nanaon, kaluarkeun udud, sok adukeun udud lan udud. Naon ngarana? Ngadu bako (Sunda: jadi kalau ada apa-apa, keluarkan rokok, silakan merokok bersama. Apa artinya? Adu rokok-red),” kata Tatang.
BACA JUGA: Minta Teladani Warga Baduy, Danrem 064/ Maulana Yusuf: Warga Baduy Itu…
Tatang mengaku tips meredakan panas suasana bahkan panas di kepala dengan menggunakan rokok dan kopi dia dapatkan dari para tetua atau karuhun yang mengajarinya.
Sebab dengan merokok bersama dia meyakni bisa mendinginkan suasana.
“Begitu udud dikeluarkeun, kopi dikeluarkeun, panas sirah teh jadi tiis (Sunda: begitu rokok sudah dikeluarkan, kopi sudah dikeluarkan, maka kepala panas bisa jadi dinginred),” kata Tatang.
Sebelumnya, Seba Baduy 2023 digelar sejak Jumat-Minggu (28-30/4/2023) lalu dan seluruh rangkaian seba berjalan lancar dan aman.
BACA JUGA: Jauhkan Anak dari Gadget, Komunitas Banten Ceria Gelar Ngabuburit Ceria
Dalam Seba Baduy 2023 ada 1.224 warga Baduy yang ikut dalam tradisi tahunan itu, 42 orang dari Baduy Dalam, sementara sisanya dari Baduy Luar. ***