BANTENRAYA.CO.ID – Terdapat sebuah temuan menggemparkan datang dari Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul.
Seorang warga ditemukan meninggal dunia dengan hasil tes positif antraks, dan 87 orang lainnya juga terbukti positif terinfeksi penyakit tersebut.
Informasi terkait spora antraks ini dikutip tim Bantenraya.co.id dari unggahan TikTok oleh akun @sekilas_gunungkidul.
Menyikapi temuan tersebut, Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta (BBVET) langsung turun ke lapangan.
BACA JUGA: Air Keran Masjid Al Madani Pemkot Serang Tak Ngocor, Warga Penjemput Jemaah Haji Wudhu di Westafel
Dalam kolaborasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, tim gabungan menggunakan peralatan lengkap yang sesuai dengan standar penanganan antraks.
Mereka melakukan pengambilan sampel tanah, sampel lingkungan, dan sampel lainnya di area yang terindikasi positif antraks.
Pengambilan sampel ini dilakukan di seluruh lokasi yang diduga terkontaminasi spora antraks.
Beberapa tempat yang menjadi fokus pengambilan sampel adalah tempat penyembelihan hewan, tempat pemotongan hewan, lokasi kandang di mana hewan dirawat, serta lokasi lain yang dianggap rentan terjangkit antraks.
Tujuan dari pengambilan sampel tanah dan lingkungan ini adalah untuk memperoleh informasi detail mengenai adanya spora antraks yang mungkin berkembang di lokasi tersebut.
Antraks merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis. Penyakit ini dapat menyerang hewan maupun manusia.
Salah satu cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui spora yang ada di tanah dan lingkungan sekitar.
Dalam menghadapi wabah ini, BBVET dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul telah mengambil langkah cepat untuk mengendalikan situasi.
Pengambilan sampel tanah dan lingkungan akan memberikan informasi yang penting dalam menentukan langkah selanjutnya untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi kesehatan masyarakat.
Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat setempat untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh tim medis.
Langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan, menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, dan menghindari mengonsumsi daging yang tidak diolah dengan baik sangat penting untuk mencegah penularan antraks.
Sementara tim medis dan pihak berwenang terus melakukan penanganan dan investigasi lebih lanjut terkait wabah antraks ini, diharapkan kerjasama dari masyarakat setempat dapat membantu memutus rantai penyebaran penyakit dan memastikan keselamatan bersama.
Informasi lebih lanjut terkait perkembangan situasi ini dapat diakses melalui kanal resmi Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul.***