CILEGON, BANTEN RAYA – Staf Khusus (Stafsus) Presiden RI Diaz Hendropriyono mengunjungi Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Selasa (24/1).
Diaz mengapresiasi pengelolaan sampah menjadi pengganti batubara hasil kerjasama Pemkot Cilegon dengan PLTU Suralaya tersebut.
Dalam sambutannya, Diaz menyampaikan, teknologi pengelolaan sampah di Bagendung Kota Cilegon tersebut bisa menaikkan reputasi Indonesia di mata dunia.
Selama ini, kata dia, citra Indonesia sebagai negara pembuang sampah terbesar di laut dunia, terutama sampah plastik. Namun, dengan hadirnya inovasi pengelolaan sampah tersebut maka sampah akan defisit dan menjadikan reputasi Indonesia semakin baik soal pengelolaan sampah.
“Proyek ini yang membawa nama baik Pak Wali dan Kota Cilegon. Apalagi kalau sampai terjadi defisit sampah. Dengan ini (keberhasilan mengelola sampah), reputasi kita akan lebih baik di mata dunia,” kata Diaz,” katanya.
Lebih lanjut, papar Diaz, memuji kepemimpinan Walikota Cilegon Helldy Agustian sebagai sosok yang memiliki visi jauh kedepan.
“Ini luar biasa, sekarang sedang dikembangkan satu hektar yang nanti bisa mengolah 200 ton (per hari) sampah dari kemampuan sekarang 30 ton sampah per hari. Ini harus kita dukung,” ungkapnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian menyampaikan, rasa terima kasih atas kedatangan Stafsus Presiden RI. Dia berharap proyek itu bisa disampaikan langsung kepada Presiden RI Joko Widodo sebagai proyek percontohan program pemerintah pusat yang sebelumnya disampaikannya soal pengelolaan sampah.
“Ini yang kita tunggu, semoga kehadiran beliau ini sampai ke Presiden sehubungan dengan proyek percontohan kita ini, yang sudah diresmikan Desember lalu,” ungkapnya.
Helldy menambahkan, sudah ada 20 daerah kabupaten kota yang datang ke Cilegon untuk belajar pengolahan sampah. “Ya, sampah ini kan jadi masalah di seluruh wilayah. Tapi Alhamdulillah Cilegon diberi keberkahan untuk bisa mengelola sampah,” jelasnya.
Helldy menyampaikan, dalam hal pengembangan pabrik sampah, pihaknya tengah mengembangkan lahan seluas 1 hektar di area TPSA Bagendung. Pembangunannya nanti menggunakan anggaran dari Bank Dunia sebesar Rp100 miliar.
“Semuanya gratis kita tidak membayar. Sebab, itu bantuan dari Kementerian PUPR dan Bank Dunia sebesar Rp100 miliar yang dalam waktu dekat kita akan bangun pabrik di sini. Dari semula kapasitas kita 30 ton menjadi 200 ton per hari,” pungkasnya. (Uri)