BANTENRAYA.CO.ID – Tersaji teks Khutbah Idul Fitri 2023 singkat dan padat tentang lima hal penting dalam ibadah.
Teks Khutbah Idul Fitri 2023 ini bisa digunakan oleh pemateri di hari lebaran nanti.
Karenanya menjelang berakhirnya puasa Ramadhan, teks Khutbah Idul Fitri 2023 banyak dicari.
Bagi anda yang sedang mencari teks Khutbah Idul Fitri 2023 singkat dan padat, simak artikel ini hingga selesai.
BACA JUGA: Link CCTV Tol Jakarta-Cikampek, untuk Tahu Titik Kemacetan Saat Arus Mudik Lebaran 2023
Puasa Ramadhan sebentar lagi akan berakhir, artinya Hari Raya Idul Fitri 2023 di depan mata.
Saat Hari Raya Idul Fitri biasanya umat muslim akan melaksanakan shalat sunnah, yaitu shalat Ied.
Dalam pelaksaan shalat Ied akan ada pembacaan Khutbah Idul Fitri yang dilakukan oleh tokoh masyarakat setempat.
Pembacaan teks Khutbah ini disampaikan usai melaksankan shalat Ied.
Jika anda dipilih untuk menyampaikan teks Khutbah Idul Fitri 2023 di hari lebaran nanti, bisa mengusung tema ‘lima hal penting dalam ibadah’.
BACA JUGA: Daftar Tarif Tol Trans Jawa Mudik Lebaran 2023, Pemudik Harus Siapkan Saldo E-Tol Segini
Karena tema ‘lima hal penting dalam ibadah’ sangat menarik, sehingga para jemaah akan tertarik untuk menyimaknya.
Dikutip Bantenraya.co.id dari laman ngaji.id, berikut ini teks Khutbah Idul Fitri 2023 tentang lima hal penting dalam ibadah.
Khutbah Idul Fitri: Lima Hal Penting dalam Ibadah
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Tidak ada kata yang pantas untuk kita sampaikan dan panjatkan di kesempatan yang berbahagia ini, melainkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yang dengan kenikmatan, pertolongan, dan hidayah-Nya kita telah menyelesaikan berbagai macam bentuk ibadah di bulan suci Ramadhan.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima semua amal ibadah kita.
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
BACA JUGA: 17 Link Twibbon Lebaran 2023, Desain Kekinian Bikin Foto Keluarga Terlihat Makin Kece
Berbicara tentang ibadah, ada lima hal yang pantas untuk kita pahami dan ingat.
1.Tujuan Penciptaan Manusia
Yang pertama, ibadah merupakan tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan kita di atas muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat[51]: 56)
Oleh karena itulah, ibadah bukan hanya di bulan suci Ramadhan. Bulan suci Ramadhan telah berakhir, dia telah meninggalkan kita.
Namun jangan pernah meninggalkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ibadah adalah kewajiban kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai akhir hayat kita.
BACA JUGA: 22 Ucapan Lebaran 2023 Dalam Bahasa Arab serta Terjemahan Bahasa Indonesia, Singkat Penuh Makna
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“dan sembahlah Tuhanmu sampai dating kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr[15]: 99)
2. Makna Ibadah
Ma’asiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Yang kedua yang wajib untuk kita pahami tentang ibadah yaitu ibadah bukan hanya puasa, shalat, zakat, dan haji saja.
Namun ibadah itu luas maknanya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
العبادة هي اسم جامع لكل ما يحب الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الظاهرة والباطنة
“Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang nampak maupun yang tersembunyi, yang lahir maupun yang batin.”
BACA JUGA: Peran Salshabilla Adriani Beneran digantikan Syifa Hadju di Bidadari Surgamu, Netizen Tak Rela: Pamit Deh! Ada ibadah hatj, seperti cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takut, berharap, dan bertawakal kepada-Nya.
Ada pula ibadah lisan, contohnya berdzikir dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Demikian pula ada ibadah anggota badan, seperti shalat, puasa, dan seterusnya.
Maka harus betul-betul kita pahami bahwa banyak ibadah yang harus kita laksanakan untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Ibadah Adalah Hak Allah
Yang ketiga, ibadah merupakan murni hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak boleh kita palingkan/ persembahkan kepada selain-Nya, baik kepada para malaikat, nabi, atau kepada para wali.
BACA JUGA: 21 Ucapan Idul Fitri 2023 dalam Bahasa Inggris, Berkelas dan Kekinian
Ibadah adalah hak Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Dan itulah yang kita ikrarkan setiap kita shalat,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah[1]: 5)
Ibadah tidak boleh kita palingkan kepada selain-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS. An-Nisa’[4]: 36)
Jangan mempersembahkan ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Entah itu doa atau istighatsah, serahkan semuanya kepada-Nya.
BACA JUGA: Resep Es Lumut Nutrijel Coklat, Minuman Menyegarkan Bisa Hilangkan Dahaga Saat Lebaran
Dan itulah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tanamkan di kala kita berpuasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika berfirman tentang ayat-ayat puasa, Allah menyelingi dengan firman-Nya,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah[2]: 86)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
”Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi no. 2969).
Maka kita hanya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak boleh berdoa kepada malaikat, para nabi, maupun wali.
BACA JUGA: Sakinah di Bidadari Surgamu Bakalan Punya Anak, Peran Salshabilla Adriani Tak Jadi Digantikan?
Barang siapa berdoa kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia jatuh ke dalam kekufuran/kesyirikan.
Na’udzubillahimindzalik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim”. (QS. Yunus[10]: 106)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” (QS. Al-Mu’minun[23]: 117)
Ma’asyiral muslimin,
Di bulan suci Ramadhan, kita digembleng untuk bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan kepada-Nya. Setiap kita shalat witir bersama imam, kita diperdengarkan dua surat;
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.” (QS. Al-Kafirun[109]: 1-2)
Orang mhslim beda dengan orang kafir. Orang kafir menyembah malaikat, nabi, wali, bintang, dan menyembah kepada yang lainnya selain Allah Subhanahu wa Ta’aSubhanahu wa Ta’ala.
BACA JUGA: Serial Bidadari Bermata Bening Episode 7 dan 8 Kapan Tayang? Cek Jadwal Rilis hingga Tamat
Sedangkan orang muslim itu menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah: ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa’.” (QS. Al-Ikhlas: 1)
Oleh karena itulah ma’asyiral muslimin,
Pelajaran berharga di bulan suci Ramadhan itu berfungsi untuk mengokohkan tauhid kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita menyerahkan ibadah hanya kepada-Nya dan tidak berdoa maupun beribadah kepada selain-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
Karena kesyirikan itu menempatkan ibadah bukan pada tempatnya. Maka Allah namakan dengan kezaliman yang paling zalim.
BACA JUGA: Berikut Jadwal dan Cara Tukar Uang Baru Lebaran 2023 di Bank BRI Terdekat
4. Syarat Ibadah Diterima
Kemudian yang keempat, dalam masalah ibadah harus kita perhatikan dua syarat diterimanya amal ibadah. Yang pertama adalah ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan yang kedua harus mengikuti tuntunan Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,” (QS. Al Bayyinah: 5)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
“Amal itu tergantung niatnya,” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Rukun Ibadah
BACA JUGA: Ending Gantung, Taxi Driver 2 Berlanjut ke Season 3? Ternyata Udah Dispoiler Lewat Adegan ini
Kemudian yang terakhir, ibadah ada tiga rukunnya kata para ulama. Yang pertama adalah Al Mahabbah; cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, cinta kepada ibadah tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ
“Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165)
Namun cinta saja tidak cukup, harus ada rukun yang kedua yaitu mengharap agar ibadah tersebut diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jangankan kita, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam saja ketika selesai membangun Ka’bah, beliau tetap berdoa kepada Allah Subahanu wa Ta’ala,
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 127)
Dan ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati ibadahnya orang-orang yang beriman dan bertakwa ,
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ ٱلْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap,” (QS. As Sajadah: 16)
Maka ma’asyiral muslimin,
Meskipun kita sudah menyelesaikan ibadah dengan berbagai macamnya di bulan suci Ramadhan, jangan pernah sombong dan mengatakan, “Saya pasti diterima amal ibadahnya. Pasti saya penghuni surga.”
Karena sekali lagi, kita tidak tahu apakah ibadah kita diterima Allah Subhanhu wa Ta’ala atau tidak.
BaCA JUGA: 5 Ide Hampers Lebaran Murah di Bawah Rp 50 Ribu, Unik dan Sangat Berkesan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَٰجِعُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,” (QS. Al Mu’minun: 60)
Ummul mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulallah, apakah yang takut hatinya itu orang yang mencuri, berzina, atau yang meminum khamr?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يا بنت الصديق ولكنهم الذين يصومون ويصلون ويتصدقون وهم يخافون أن لا يقبل منهم
“Bukan, akan tetapi yang hatinya takut adalah mereka yang puasa, shalat, dan bersedekah namun hati mereka takut jika amal ibadah mereka tidak diterima.” (HR. Ibnu Majah)
BACA JUGA: 9 Lokasi Penukaran Uang Baru di BI Banten Bebas Biaya Admin, Jangan Lupa Catat Tanggalnya Juga!
Maka Al-Hasan Al-Bashri, seorang ulama tabiin, berkata,
“Orang mukmin yang sejati, mereka berbuat baik namun mereka juga takut tidak diterima amal ibadah mereka. Adapun orang munafik, mereka berbuat kejelekan dan mereka merasa aman dari adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itulah, perbanyak doa agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima semua amal ibadah kita
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 127)
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Bulan suci Ramadhan telah berakhir. Namun sekali lagi, tidak boleh kita meninggalkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.***