Trending

Tiga Remaja Kena Celurit, Terlibat Tawuran Di Dua Lokasi Di Kota Serang

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten Hendry Gunawan mengatakan, game online saat ini banyak mempertontonkan kekerasan, baik verbal maupun fisik. Bahkan game online kerap mempertontonkan aksi kekerasan dan darah.

“Ini menyebabkan anak permisif, menganggap biasa, kekerasan dan darah,” kata Hendry.

Hal itulah yang dia khawatirkan yang terjadi belakangan ini. Hendry mengatakan, fenomena tawuran pada pelajar awalnya dipicu oleh perang sarung yang meruakan sarana hiburan bagi remaja dan anak-anak di kala bulan Ramadhan.

Namun permainan itu berubah menjadi ajang kekerasan karena di dalam sarung diselipkan sejumlah benda keras dan tajam, sehingga mampu melukai anak-anak dan remaja lain.

Hendri mengungkapkan sampai saat ini hpnya provinsi banten masih belum menangani kasus kekerasan anak dan remaja yang terjadi selama Ramadan.

Meski demikian, LPA Kota Serang saat ini sudah menangani salah satu kasus tawuran anak namun belum melaporkan secara rinci laporan kasusnya ke LPA Provinsi Banten. Hendry mengatakan, peran yang paling penting harus diperkuat adalah perang orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka.

Jangan sampai ketika anak keluar rumah menuju masjid atau lokasi lain untuk membangunkan sahur atau kegiatan lainnya yang semula dinilai positif dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan.

Akibatnya anak-anak bisa menjadi sasaran empuk eksploitasi orang dewasa. Atau melakukan aksi kekerasan yang dipicu dari bercanda sesama teman dengan melakukan kekerasan pada sesama anak.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button