SERANG, BANTEN RAYA – Pemerintah Kecamatan Waringinkurung membentuk bank sampah induk (BSI) Cinta Alam untuk mengolah dan memilah sampah. Melalui bank sampah itu masyarakat di Kecamatan Waringinkurung bisa menjual sampah non organik seperti botol plastik, kertas, karet, dan yang lainnya.
Camat Waringkurung Warnerry Poetri mengatakan, pihaknya telah membentuk BSI dan beberapa desa telah memiliki bank sampah unit (BSU) untuk mengelola sampah non organik. “Masih ada masyarakat yang belum paham bagaimana mengelola sampah agar bernilai ekonomis,” ujar Nerry, Minggu (19/11).
Ia mengungkapkan, ke depan masyarakat melalui BSU bisa menjual sampah non organik ke BSI dengan harga yang disesuaikan dengan kondisi barang. “Sementara ini sudah ada empat BSU yakni
- BSU Bina Insani
- BSU Bina Insani
- BSU Menteng Berkah
- BSU Kampung Kaliori
Kalau harga untuk kertas Rp3.000 per kilogram,” katanya.
Nery menuturkan, pembentukan BSI dan BSU disambut antusias oleh masyarakat dan masyarakat mulai memahami pentingnya memilah sampah antara organik dan non organik. “Teknisnya nanti bisa datang sendiri membawa sampah ke kantor kecamatan atau kita dari BSI yang mengambil ke BSU-BSU. Penimbangannya setiap hari Jumat,” tuturnya.
Ia mendorong agar desa-desa di Kecamatan Waringinkurung bisa membentuk BSU seiring dengan meningkatnya produksi sampah di kecamatan tersebut karena bermunculnya perumahan-perumahan di beberapa desa seperti Desa Waringinkurung, Desa Sukadalem, dan Desa Sukabares.
“Yang lagi proses di Desa Sukadalem, target kita semua desa punya BSU. Untuk BSI kita akan buat gudang di belakang kantor kecamatan,” paparnya. (tanjung/fikri)