BANTENRAYA.CO.ID – Tidak menjaga ibadah sunnah memang tidak sampai berdosa.
Namun lebih tepatnya seorang muslim akan rugi jika tidak menjaga ibadah sunnah.
Karena menjaga ibadah sunnah juga memiliki keutamaan yang besar, selain mendapat pahala.
Ibadah sunnah adalah ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di luar ibadah yang wajib.
BACA JUGA: 6 Desain Masjid Modern dari Seluruh Dunia, Desain Futuristiknya Bisa Buat Betah Sholat di Sana
Contohnya saja seperti sholat sunnah, puasa sunnah, umroh, dzikir pagi petang, dan lainnya.
Ibadah-ibadah tersebut tentunya memiliki pahala yang besar jika dikerjakan dengan penuh keikhlasan dan mengikuti tata cara yang telah diajarkan.
Tapi ada juga keutamaan lebih bagi muslim yang mencoba rutin mengamalkan ibadah-ibadah tersebut.
Dilansir bantenraya.co.id dari berbagai sumber, berikut adalah keutamaan menjaga ibadah sunnah:
BACA JUGA: Tanpa Perlu Uang, 5 Amalan Sederhana Ini Ternyata Memiliki Pahala Sedekah Juga
1. Menutupi Ibadah Wajib yang Kurang
Keutamaan amalan sunnah dapat dirasakan nanti ketika Hari Perhitungan Amal.
Dan salah satu keutamaannya, yaitu mampu menutupi kekurangan amalan ibadah wajib yang seharusnya dikerjakan ketika di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
“Sesungguhnya perkara pertama kali yang dihisab pada hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika terdapat suatu kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, “Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?” Lalu setiap amal akan diperlakukan sama seperti itu.” (HR. Tirmidzi no. 413 dan An-Nasa’i no. 466).
BACA JUGA: Terkait ASN Kota Serang Dipatok Sedekah Sesuai Golongan, Begini Penjelasan Baznas Provinsi Banten
2. Menjadi Wali Allah
Seorang muslim bisa mencapai derajat menjadi wali Allah dengan mengamalkan ibadah-ibadah sunnah.
Namun perlu diingat juga kalau menjadi wali Allah tidak berarti menjadi orang sakti.
Wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertakwa.
Bahkan mayoritas para sahabat nabi dan orang soleh di generasi terbaik tidaklah memiliki kesaktian.
Jika ada orang sakti namun tidak menjaga sholat 5 waktu, minum miras dan ucapannya kotor maka tentunya tidak layak disebut wali Allah.
Dalam sebuah hadits qudsi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang wali Allah:
إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
“Allah Ta’ala berfirman, “Siapa saja yang memusuhi wali-Ku, maka aku mengumumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dibandingkan amal yang Aku wajibkan kepadanya. Dan tidaklah hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar; menjadi penglihatan yang dia gunakan untuk melihat; menjadi tangan yang dia gunakan untuk memegang; dan menjadi kaki yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, sungguh akan Aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku, sungguh akan Aku lindungi.” (HR. Bukhari no. 6502).
BACA JUGA: 4 Hewan yang Dilarang Dibunuh dalam Islam, Ternyata Punya Peran Penting untuk Kehidupan Manusia Juga
3. Bukti Cinta kepada Nabi
Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan hadits sebagai berikut:
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَيَّ إِنْ قَدَرْتَ أَنْ تُصْبِحَ وَتُمْسِيَ لَيْسَ فِي قَلْبِكَ غِشٌّ لِأَحَدٍ فَافْعَلْ ثُمَّ قَالَ لِي يَا بُنَيَّ وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Wahai, anakku! Jika kamu mampu pada pagi sampai sore hari di hatimu tidak ada sifat khianat pada seorangpun, maka lakukanlah!” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku lagi, “Wahai, anakku! Itu termasuk sunnahku. Dan barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga.”” (HR. Tirmidzi no. 2678).
Dari hadits tersebut maka bisa dipahami bahwa amalan-amalan sunnah adalah ukuran bukti cinta kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
BACA JUGA: 6 Amalan Pembuka Rezeki yang Besar yang Bisa Dilakukan Seorang Muslim
Terlebih lagi jika ibadah sunnah yang dilakukan adalah yang paling jarang diamalkan oleh manusia.
Imam Bukhari rahimahullah pernah berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah, karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia).”
4. Mematikan Bid’ah
Ibadah yang tidak berasal dari contoh atau ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut dengan bid’ah.
Dan dengan menjaga amalan sunnah maka akan menggeser setiap amalan yang tidak berdasar tersebut.
BACA JUGA: 4 Doa Meminta Hidayah yang Singkat, Disertai Penjelasan Pentingnya Hidayah
Demikian juga jika sebaliknya, Hasan bin ‘Athiyyah rahimahullah berkata:
ما ابتدع قوم بدعة في دينهم، إلا نزع الله من سنتهم مثلها
“Tidaklah suatu kaum membuat-buat kebid’ahan, melainkan Allah akan mencabut suatu Sunnah yang semisalnya.” (‘Ilmu Ushulil Bida’ hal.288).
Itulah sebabnya meski jarang mengamalkan amalan sunnah, penting bagi seorang muslim untuk minimal mengetahui amalan apa saja yang memang sunnah dan mana saja yang memang tidak berdasar.
Dan dengan mengenal dan mengamalkan ibadah-ibadah sunnah maka seorang muslim akan mendapatkan keutamaan yang lebih selain pahala yang melimpah.***