BANTENRAYA.CO.ID – Sebanyak 72 anak putus sekolah di Kota Serang jadi korban bully.
Gara-gara dibully, 72 anak tersebut tidak melanjutkan sekolah alias putus sekolah.
Perihal 72 anak putus sekolah korban bully tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang Tubagus Suherman, usai mendampingi Walikota Serang Syafrudin dalam acara workshop pengembalian anak tidak sekolah (ATS) di Hotel Le Semar, Kota Serang, Senin 21 Agustus 2023.
BACA JUGA:Pemkot Serang dan DPRD Kota Serang Dengarkan Pidato Presiden Jokowi, Ini Isi Pidatonya
Kepala Dindikbud Kota Serang Tubagus Suherman mengatakan, dari 133 orang yang putus sekolah, ada sekitar 72 anak yang putus sekolah karena pernah menjadi korban bully.
“Kemarin tercatat di kita dari berbagai sekolah yang sudah dihimpun ada sekitar 72 orang anak yang pernah jadi korban bully. Mereka asal muasal tidak mau sekolah karena faktor itu (bully-red),” kata Tubagus Suherman, kepada Bantenraya.co.id, Senin 21 Agustus 2023.
Tubagus Suherman pun mengakui sekali bahwa korban bully dominan ketimbang dua faktor lainnya, kemiskinan dan edukasi orang tua.
BACA JUGA:Walikota Syafrudin Dukung Sekda Nanang Saefudin Jadi Pj Walikota Serang
“Iya dominan untuk bully ini,” ucap dia.
Tubagus Suherman menyebutkan, para pelaku bully masih orang-orang terdekat di lingkungan sekolahnya.
“Pelakunya sendiri teman-teman sekolahnya. Dan itu yang memenuhi unsur hukumnya ditangani oleh kepolisian,” sebutnya.
BACA JUGA:Walikota Serang Meraih Penghargaan Melati Dari Kwarnas Gerakan Pramuka
Tubagus Suherman menyebut pelaku bully ada juga dari kalangan tenaga pengajar.
“Termasuk guru juga yang melakukan. Itu terbukti kita proses sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Tubagus Suherman.
Pengajar yang terbukti melakukan bully terhadap siswa diberikan sanksi sesuai perbuatannya.
BACA JUGA:Walikota Syafrudin Dukung Sekda Nanang Saefudin Jadi Pj Walikota Serang
“Iya tetap BKD akan memberikan sanksi atau hukuman terhadap guru yang indisipliner yang melakukan bullying tadi,” tutur dia.
Tubagus Suherman menjelaskan, faktor 133 orang yang putus sekolah, pertama karena kemiskinan, kedua karena dibully, dan ketiga karena kurangnya edukatif dari orang tuanya.
“Faktor putus sekolah itu ada tiga; pertama kemiskinan, kedua bully karena ada dibully jadi malas melanjutkan sekolah, ketiga karena faktor edukasi orang tua, banyak orang tua mengajak mereka pergi ke sawah, berdagang, dan bekerja,” jelas Tubagus Suherman.
BACA JUGA:PKS Kota Serang Usung Hasan Basri Bakal Calon Walikota Serang
Dindikbud Kota Serang akan terus berupaya untuk mensosialisasikan tentang stop bully dan mengedukasi kepada masyarakat baik kepada sekolah, kepala sekolah, guru, dan siswa.
“Jadi dua hal ini yang harus kami sosialisasikan kembali, yang pertama tentang edukasi kepada orang tua, yang kedua menghindari keluhan siswa tentang bully, tentang kemiskinan, sudah kita atasi dengan bekerja sama dengan CSR dari BJB dan Baznas,” akunya.
Untuk anak-anak yang masih banyak di jalanan, Tubagus Suherman mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang.
“Nah itu rekrutmenya oleh Dinsos. Dari Dinsos dilaporkannya kepada kami. Kami akan mengembalikan mereka pada sekolah,” kata dia.
Perilaku bully, Tubagus Suherman mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi kepada sekolah setiap sebulan sekali.
“Soal bully, setiap bulan kita ada apel pagi dengan Pak Walikota dengan Ibu Ketua P2TP2A ibu Walikota sosialisasi kepada siswa, sosialisasi kepada guru-guru, sosialisasi kepada kepala sekolah, supaya tidak terjadi bully itu salah satu yang sedang lakukan,” terangnya.
BACA JUGA:Tokoh Pendiri Kota Serang Sebut Sekwan Ahmad Nuri Mumpuni Jabat Pj Walikota Serang
Tubagus Suherman mengatakan, 133 orang yang putus sekolah akan dikembalikan lagi ke sekolah sesuai dengan kelompok umur; sekolahnya.
“Yang sekolah dasar dikembalikan ke sekolah dasar, yang sekolah SMP dikembalikan ke SMP, yang tidak usia sekolah dikembalikan ke sekolah non formal. Kayak paket A, B, C dan seterusnya,” kata Tubagus Suherman.
Pemkot Serang, kata Tubagus Suherman, berencana membuat regulasi tentang ajakan agar mengikuti program Aje Kendor Sekolah (AKS).
“Aje Kendor Sekolah ini adalah program yang digagas oleh USAID, kerja sama dengan Pemkot Serang melalui Dindikbud Kota Serang,” jelasnya.
Strategi yang kedua, Pemkot Serang telah melayangkan surat kepada camat dan lurah agar mendata warganya yang putus sekolah by name by adress.
“Alhamdulilah sudah dilakukan dan sekarang sedang berjalan,” ucap Tubagus Suherman. ***