Kekeringan di Kota Serang Meluas Jadi 5 Kecamatan, Warga Berebut Air Bersih

Kekeringan warga Kota Serang
BPBD Kota Serang menyalurkan air bersih kepada warga terdampak kekeringan. (Doni Kurniawan/Banten Raya)

BANTENRAYA.CO.ID – Lima dari enam kecamatan yang ada di Kota Serang dilanda bencana alam kekeringan sebagai dampak dari El Nino.

Imbas dari bencana alam ini, ribuan warga Kota Serang terdampak krisis air bersih.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, bencana alam kekeringan Kota Serang makin meluas.

Bacaan Lainnya

“Wilayah kekeringan sekarang sudah tersebar di lima kecamatan,” ujar Diat Hermawan, kepada Bantenraya.co.id, Minggu 17 September 2023.

Penanganan Kekeringan di Kabupaten Serang Dinilai Belum Maksimal

Diat Hermawan menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Kota Serang per Sabtu 17 September 2023, lima kecamatan yang dilanda kekeringan adalah Kecamatan Kasemen, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Cipocok Jaya, dan Kecamatan Serang.

Diat Hermawan menyebutkan, ada 27 lingkungan tersebar di lima kecamatan terdampak bencana alam kekeringan.

Rinciannya, Kecamatan Kasemen 21 Lingkungan; Kecamatan Serang satu lingkungan; Kecamatan Walantaka satu lingkungan; Kecamatan Taktakan dua lingkungan; dan Kecamatan Cipocok Jaya dua lingkungan.

BACA JUGA : Naikkan Kartu Cilegon Sejahtera Bantuan Modal Jadi Rp10 Juta, UMKM Puji Walikota Cilegon Helldy Agustian

“Total sampai sekarang ini 4.707 kepala keluarga (KK), 5.131 jiwa, dan 2.094 rumah,” ucap dia.

Diat Hermawan mengaku pihaknya terus menyalurkan bantuan distribusi air bersih ke titik-titik terdampak bencana alam kekeringan.

“Total keseluruhan pengiriman air bersih 270.000 liter,” tuturnya.

Meskipun wilayah terdampak bencana alam kekeringan bertambah menjadi lima kecamatan, status Kota Serang masih menuju siaga darurat bencana alam kekeringan.

BACA JUGA : Syarif Rohman Jadi Ketua Forum CSR Kota Cilegon, Ini yang Pertama akan Dilakukannya..

Diat Hermawan menjelaskan, untuk menetapkan status siaga darurat bencana alam kekeringan ada tiga parameter.

Diat Hermawan menyebutkan, tiga parameter itu, pertama telah dikeluarkan siaga darurat informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kedua, kata Diat Hermawan, informasi dampak bencana alam kekeringan dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Serang, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang.

“Dinas Ketapang sudah menyampaikan informasi dampak kekeringan lahan pertanian ada yang sampe puso. Kemudian, Dinkes sudah menyampaikan ada warga yang ISPA dan diare, karena musim kemarau,” jelas dia.

Parameter yang ketiga, kata Diat Hermawan, rapat lintas sektoral atau rapat Forkopimda Kota Serang.

“Kalau rapat lintas sektor menyepakati baru keluar status siaga darurat,” tuturnya.

Walikota Serang Syafrudin mengatakan, pihaknya belum menetapkan status Kota Serang siaga darurat, karena masih tertangani. “Masih tertangani,” kata Syafrudin.

Sekda Kota Serang Nanang Saefudin menjelaskan, untuk status siaga darurat masih dalam tahapan kajian..

“Kalau siaga darurat kekeringan kita belum. Kita lagi mengkaji itu,” jelas Nanang Saefudin.

Pemerintah Kota Serang, kata Nanang Saefudin, berkewajiban menangani permasalahan krisis bersih, untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak kemarau panjang.

“Saya pak walikota, semuanya menekankan ke dinas terkait, agar Pemerintah Kota Serang hadir di tengah-tengah masyarakat dalam rangka meringankan bebannya dengan cara membantu pasokan air. Kita punya armada dari BPBD, Perkim dan lain-lain. Diharapkan fokus semuanya menangani kebutuhan masyarakat,” tandasnya. *

Pos terkait