BANTENRAYA.CO.ID – Antrean ribuan truk logustik memenuhi Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Bojonegara, Kabupaten Serang Banten.
Antrean terjadi karena kapal yang beroprasi di BBJ Bojonegara minim yakni hanya 6 kapal saja setiap harinya.
Belum lagi, karena truk angkutan logistik yang besar dan pajang, kapal hanya bisa memuat maksimal sebanyak 80 truk saja.
Antrean berhari-hari tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak pemberlakukan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang melarang truk masuk ke Pelabuhan Merak sebagai pelabuhan utama.
BACA JUGA : Nur Agis Aulia, Suka Pantun
Kondisinya, bahkan buffer zone atau dermaga yang mampu menampung 1.800 unit truk di Pelabuhan BBJ Bojonegara juga penuh.
Dalam SKB sendiri, untuk truk pelayanannya penyeberang melalui Pelabuhan BBJ Bojonegara, Pelabuhan Pelindo atau Ciwandan dan Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera (KBS) sebagai cadangan.
Salah satu sopir truk Sahlan mengaku, sudah hampir berhari-hari mengantre di Pelabuhan BBJ Bojonegera untuk menyeberang ke Sumatera.
“Sudah hampir 3 hari saya di pelabuhan. Ini dari kemarin bergerak hanya sedikit-sedikit saja,” katanya, Senin (22 Desember 2025).
BACA JUGA : Zakiyah Pastikan Sungai Rawa Danau Dinormalisasi
Sahlan mengaku, semakin lama mengantre, maka semakin banyak uang oprasional yang dikeluarkan. Bahkan per harinya bisa mengeluarkan lebih dari Rp100 ribu.
“Harusnya uang buat keluarga malah habis di jalan. Ini kan butuh tambahan makan sehari-hari juga selama di pelabuhan. Semakin lama maka oprasionalnya makin bengkak,” jelasnya.
Sahlan mengaku, sebagai orang kecil kenapa pemerintah harus mempersulit para sopir.
Tidak hanya susah menyeberang tapi juga bahan bakar solar sulit. “Sudah solar susah. Kami mohon pemerintah jangan mempersulit orang kecil,” ujarnya.
BACA JUGA : Wagub Minta APH Selidiki Dugaan Uang Lenyap di PT ABM
Hal sama disampaikan Andre sopir logistik lainnya, dirinya sudah ada di pelabuhan hampir 48 jam. Artinya sudah hampir 2 hari mengantre.
“Sudah 48 jam lebih. Jadi dari kemarin malam sudah antre. Ini belum jelas karena kapal hanya sedikit saja,” ucapnya.
Kondisi itu, jelas Andre membuat dirinya sulit, karena semakin lama oprasional semakin mahal.
“Ini kan juga penting. Kami berharap bisa ada solusi untuk masuk ke Pelabuhan Merak,” paparnya.
BACA JUGA : Favorit Staycation untuk Buah Hati
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT ASDP Heru Widodo menyatakan, pihaknya siap menampung truk dari BBJ Bojonegara jika nanti ada status diskresi dari kepolisian.
Namun, selama itu tidak ada maka yang belaku yakni SKB untuk melayani sesuai golongan kendaraan masing-masing.
“Prinsipnya ASDP harus mematuhi SKB. Dimana SKB itu didalamnya ada kewenangan diskresi, lalu bagaima jika BBJ Bojonegra dan pelabuhan lainnya mengalami kepadatan.
Pada prinsipnya bahwa kami ASDP sebagai operator kapal dan pelabunan menunggu instruksi dari kepolisian,” jelasnya.
BACA JUGA : Okupansi Hotel Anyer Tetap Tinggi
Heru menambahkan, jika ada diskresi tidak hanya ASDP saja. Namun, semua operator pelabuhan harua mematuhinya.
Artinya jika ada dikresi maka kepadatan dari BBJ Bojonegara bisa dialihkan ke semua pelabuhan begitu juga sebaliknya.
“Jika nanti ada diskresi pasti kami akan menerima. Pada prinsipnya kamis sama-sama mematuhi SKP yang telah disepekati bersama dan kami sebagai operator kami harus menjalankan itu.
Kami harus menerima jika skenario itu diberlakukan,” paparnya.
Sebelumnya, GM BBJ Bojonegara Endin Juhendi menyampaikan, pihaknya sudah bersiap dengan 6 kapal untuk kendaraan truk selama Nataru.
“Ada kapal kapasitas 80 truk dan juga buffer zone kapasitas 1.800 kendaraan yang bisa ditampung,” ujarnya.
Sementara itu, kondisi di Pelabuhan Merak sendiri sekarang masih pada posisi lengang. Dimana tidak ada truk yang mengantre karena hanya kendaraan kecil saja. (uri)








