Kesehatan dan prilaku hidup bersih para santri menjadi perhatian tim kesehatan setelah ditemukannya kasus campak di Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Quran di Desa Pegadingan, Kecamatan Kramatwatu.
TANJUNG – KRAMATWATU
Bertempat di Ponpes Baitul Quran dan Ponpes Al-Aqso, Rabu (25/1), tim kesehatan dari Puskesmas Kramatwatu dan Dinas Kesehatan (Dinkes) memeriksan kesehatan puluhan santri untuk mencegah penulara penyakit campak dan penyakit pioderma atau koreng yang menyerang para santri.
Lima orang santri Ponpes Baitul Quran dinyatakan positif campak dan sedang menjalani perawatan di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang dan beberapa santri Ponpes Al-Aqso terserang penyakit korang.
“Kita gerak cepat menghubungi faskes (fasilitas kesehatan) karena penyakit campak itu kan menular. Jadi terutama santri yang satu kamar dengan yang positif campak langsung diperiksa oleh tim kesehatan dari puskesmas dan dari dinkes,” ujar Camat Kramatwatu Sri Rahayu Basukiwati, kemarin.
Yayu mengatakan, pihaknya membangun kerja sama dengan Puskesmas Kramatwatu, Dinkes dan RSDP Serang untuk membantu santri yang terkena penyakit campak karena mereka tidak memiliki BPJS dan pelayanan kesehatan mereka dicover menggunakan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
“Ada lima santi di Baitul Quran yang positif campak, makanya teman-temannya diperiksa terus dikasih vitamin dan disuntik imunisasi. Kita juga membawa bantuan permakanan,” katanya.
Selain itu, tim kesehatan juga melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap santri yang terkena penyakit koreng di Ponpes Al-Aqso karena banyak santri yang mengeluhkan gatal-gatal di tangannya. “Kebetulan dua pesantren itu menampung anak-anak dari keluarga kurang mampu, makanya perlu ada perhatian dari kita semua,” tuturnya.***
