SERANG, BANTEN RAYA – Perubahan konstelasi politik terjadi di tubuh Golkar Banten menghadapi Pemilu 2024. Mantan Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany dikabarkan disiapkan menjadi kandidat calon Gubernur Banten.
Hal ini cukup mengejutkan karena sebelumnya yang santer akan dicalonkan Golkar Banten untuk menjadi calon gubernur adalah Andika Hazrumy. Mantan wakil gubernur Banten yang juga Wakil Sekjen DPP Golkar tersebut belakangan sudah sibuk keliling daerah untuk mempromosikan Golkar. Setiap pertemuan dengan kader Golkar di daerah, jargon Andika Gubernur selalu terdengar.
Andika konon kemudian disiapkan menggantikan Ratu Tatu Chasanah menjadi Bupati Serang.
“Saya dapat informasi langsung dari keluarga bahwa Aa dipasang di Kabupaten Serang. Yang di gubernur jadinya bu Airin,” kata salah seorang tokoh masyarakat yang mengaku mendapatkan kabar tersebut dari pengurus inti Golkar Banten.
Perubahan strategi ini dilakukan karena Golkar bersikap rasional dengan elektabilitas dan popularitas Andika Hazrumy dan Airin Rachmi Diany.
Airin yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) dinilai memiliki penerimaan yang lebih baik di Tangerang dibandingkan dengan Andika Hazrumy. Seperti diketahui, komposisi jumlah pemilih di Tangerang Raya meliputi Kota Tangsel, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang, mencapai 52,53 persen dari total pemilih yang ada di Provinsi Banten atau mencapai 4.261.505 jiwa pemilih dari 8.112.477 jiwa pemilih jika berkaca dari data pemilu 2020.
Sekretaris DPD Golkar Provinsi Banten Bahrul Ulum tak membantah hal tersebut. Kata Bahrul Ulum, Golkar memang dipenuhi oleh kader potensial. Dan saat ini, fokus utama Golkar di pemilu 2024 belum mengarah ke nama figur, tapi ke pemenangan suara partai. Golkar menargetkan 20 persen suara di masing-masing kabupaten kota.
“Partai belum memutuskan untuk bakal calon kepala daerah dan siapapun nanti yang akan diputuskan partai, seluruh kader Partai Golkar harus sami’na wa atho’na (patuh dan taat) dan siapapun yang akan diputuskan itu hasil pertimbangan yang terbaik menurut Partai Golkar,” paparnya.
Ketua DPRD Kabupaten Serang itu juga mengatakan bahwa munculnya nama-nama kandidat adalah hal yang wajar.
“Kemudian ada rumor A, B, dan C itu bagian dari dinamika dan itu menandakan kader-kader Golkar siap ditempatkan dimanapun. Sampai saat ini belum berbicara pilkada bupati, belum berbicara tentang pilkada gubernur,” kata Ulum.
Pengamat politik dari Untirta Gandung Ismanto mengatakan bahwa langkah yang dilakukan oleh Golkar Banten dengan memasang Airin Rachmi Diany di posisi calon gubernur sebenarnya menjadi langkah yang pintar.
Salah satu pertimbangannya adalah karena Airin cenderung terlihat lebih diterima di Tangerang daripada Andika Hazrumy. “Jadi kalau misalnya yang muncul Arief Wismansyah (Walikota Tangerang), peluang untuk memenangkan pilgub masih terbuka. Kalau Wahidin muncul lagi, peluangnya juga kompetitif. Saya kira yang punya potensi menyaingi Arief ya Airin, atau bisa juga dengan figur Zaki (Ahmed Zaki Iskandar) yang dimunculkan. Dua-duanya menguntungkan Golkar,” kata Gandung.
Gandung menilai, posisi Andika di Tangerang dalam konteks saat ini belum cukup sebanding untuk bersaing dengan Airin Rachmi Diany. “Meski Golkar punya kemampuan untuk mendorong percepatan elektabilitas Andika dengan segala kekuatannya. Terutama kekuatan finansial,” kata dia.
Meski demikian, Gandung melihat bahwa penempatan Airin sebagai kandidat calon gubernur sebenarnya belum final dan masih bisa diotak atik. “Saya kira ini bagian dari plan A B dan C buat Golkar dan kekuatan utama di Partai Golkar. Dan saya kira ini tidak final. Wacana Airin ke DKI Jakarta juga masih ada, masih terbuka. Kemudian wacana Andika naik ke level Banten 1 masih terbuka. Saya kira menuju ke 2024 dinamikanya akan sangat dinamis,” katanya.
Yang pasti, kata Gandung, Golkar secara umum memiliki stok yang cukup untuk mengangkat figur di posisi kepala daerah dan relatif memiliki track record yang cukup baik. “Semua figurnya kader Golkar punya elektabilitas yang bagus. Paling tidak dia tidak punya masalah secara politik. Track recordnya dianggap baik. Tak punya kasus. Sehingga persaingan akan sangat kompetitif,” kata dia. (fikri/tanjung)