Angka Putus Sekolah di Lebak Masih Tinggi

Warga Kampung Cokel, Desa Curugbitung, Kecamatan Curugbitung, Umar mengatakan, putus sekolah usai menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) dengan alasan ekonomi dan tak ada jaminan usai melanjutkan sekolah mendapatkan pekerjaan yang layak. Ia lebih memilih bekerja ke luar daerah dibandingkan sekolah.

“Ya pengen mah pengen lanjut sekolah. Cuman kasian saja sama orang tua saya. Apalagi, di Lebak tidak ada jaminan kalau sekolah tinggi bisa bekerja sesuai dengan kemampuan,” katanya.

Related Articles

Ia menilai, Lebak adalah daerah yang terus memproduksi para pelajar. Namun, setelah lulus nanti banyak para siswa-siswi yang kebingungan akan bekerja dimana.

“Pemerintah cuman tahu wajib sekolah saja. Tidak bisa dinafikan setiap pelajar yang baru lulus pasti mau kerja, namun sayangnya lapangan pekerjaan di Lebak ini minim sehingga mengharuskan para lulusan sekolah bekerja di luar daerah,” ujarnya.

BACA JUGA : Kepergok Mesum, Oknum Kades di Lebak Jadi Tersangka Perzinahan

Umar mengungkapkan, disatu sisi dirinya tidak menyalahkan pemerintah lantaran perkara pendidikan kembali kepada personal masyarakat.

“Saya juga tidak menyalahkan sepenuhnya ke pihak pemerintah. Soal lanjut sekolahkan ada pada diri pribadi, cuman yang saya sayangkan kenapa Lebak tidak menyediakan lapangan pekerjaan sesuai keahlian,” tandasnya.

Sementara itu, warga Desa Cibedil, Kecamatan Maja, Aris Asubki putus sekolah usai menamatkan pendidikan dijenjang SMP.

“Ah buat apa sekolah tinggi-tinggi, orang yang baru lulus kuliah aja banyak yang nganggur di Lebak mah. Jadi saya lebih memilih bekerja di Tangerang, gajinya lumayan disini mah kalau dibandingkan Lebak,” ucap dia.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button