BANTENRAYA.CO.ID – Asosiasi Pengusata Truk Indonesia atau Aptrindo Banten turut prihatin dengan mulai banyaknya perusahaan yang terlibat dalam bisnis logistik.
Angkutan barang atau logistik dari perusahaan asing saat ini mulai masuk di wilayah Banten.
“Sekarang yang jadi masalah bersama, banyaknya perusahaan-perusahaan dari luar Banten dan perusahaan asing, Korea bawa gerbong, ada sister company kaya Chandra (Chandra Asri) bawa gerbong, KS (Krakatau Steel) logistik asingnya,” kata Ketua DPD Aptrindo Banten Syaiful Bahri usai Silaturahmi dan Koordinasi Aptrindo Banten di The Royale Krakatau Hotel Cilegon, Kamis, 22 Juni 2023.
Banyaknya perusahaan asing di Cilegon yang membawa serta anak usahanya untuk bisnis logistik, kata Syaiful, membuat usaha bisnis logistik bagi pengusaha lokal saat ini terbatas.
BACA JUGA:Arus Mudik Idul Adha 2023 di Pelabuhan Merak Bakal Naik 10 Persen
“Itu membuat kita tidak bisa bergerak lebih besar lagi. Potensinya luar biasa, sebetulnya di Cilegon, Banten luar biasa,” kata Syaiful.
Syaiful menuturkan, di Banten ada sekitar 5.000 truk.
Khusus di Cilegon, perusahaan tidak begitu banyak tetapi menghasilkan banyak kargo seperti dari Pelabuhan.
“Contoh Korea Posco bawa gerbong, rata-rata harus lewat dia (perusahaan asing), kita tidak bisa direct langsung ke sister company. Jadi perlu ada regulasi tentang memroteksi pengusaha daerah, kalau tidak ada regulasi mereka (perusahaan asing) bebas,” ucapnya.
BACA JUGA:Jadwal Damri dari Bandara Soekarno Hatta ke Terminal Seruni Cilegon
Syaiful berharap pemerintah memerhatikan masalah proteksi terhadap pengusaha truk lokal.
Upaya Aptrindo Banten menyurati beberapa perusahaan untuk menggunakan angkutan logistik lokal sudah dilakukan.
“Tapi mereka (perusahaan) kan berpihak kepada regulari. Sementara, regulasi tidak mengatur itu (proteksi pengusaha lokal),” tuturnya.
Syaiful menjelaskan, pihaknya juga berupaya meningkatkan kompetensi para pengemudi truk untuk melayani para pelanggan.
BACA JUGA:Jadwal Bus Damri dari Terminal Pakupatan Serang Tujuan Bandara Soekarno Hatta
“Anggota kita pengusaha 100 lebih, truk sekitar 3.000,” urainya.
Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan, saat ini DPP dan DPD Aptrindo bersama-sama meningkatkan kompetensi pengemudi.
“Kemudian kita juga mengusulkan ke pemerintah terkait pengaturan jadwal larang truk seperti saat Idul Adha minggu depan, karena terlalu berpihak kepada angkutan orang, truk dilarang,” ucapnya.
Tarigan mengatakan, jadwal larang truk di jalan raya, harus diatur jauh-jauh hari, jangan mendadak.
BACA JUGA:ASDP Catatkan Laba Rp 585 Miliar Pada 2022, Jadi Keuntungan Terbesar Sepanjang Sejarah
Sementara mengenai masalah over dimensi dan over load atau ODOL juga menjadi permasalahan di Aptrindo.
“Kuncinya ada di pemilik barang, pelanggannya itu pemilik barang, apa kata raja (pemilik barang) perlu ada kesepemahaman bersama,” ujarnya.
Tarigan menjelaskan, perlu ada komitmen untuk menertibkan ODOL agar pemilik barang diberi pengetahuan terkait tarif truk dan batas muatan.
Terkadang, muatan berlebih karena sesuai keinginan pemilik barang.
BACA JUGA:Sosialisasi Pencegahan Korupsi di Kecamatan Pulomerak, Kejari Cilegon Minta Jangan Dijadikan Tameng
“Sekarang ini jangan bicara ODOL, tapi bicara keselamatan, kalau keselamatan tanggungjawab bersama, ODOL in ikan bahaya untuk keselamatan,” tutupnya.***