BANTENRAYA.CO.ID – Walikota Serang Syafrudin mengimbau kepada para siswa lulusan SD Negeri, agar tetap melanjutkan ke sekolah SMP swasta, jika tak masuk ke SMP Negeri.
Menurut Syafrudin, sekolah swasta pun memiliki banyak keunggulan seperti sekolah negeri.
Imbauan Syafrudin ini menindaklanjuti terkait ada 6.130 siswa lulusan SD Negeri yang terancam tak masuk sekolah lanjutan SMP Negeri.
Syafrudin membenarkan bahwa tahun 2023 ini ada sebanyak 12.364 siswa SD Negeri yang lulus tahun ini. Sementara daya tampung SMP Negeri tahun ajaran 2023-2024 sebanyak 6.234 siswa.
“Jadi separuhnya itu tidak tertampung ke SMP Negeri,” ujar Syafrudin, kepada Bantenraya.co.id, ditemui usai penyerahan kunci rumah bagi warga di Lingkungan Kelapa Dua, Kota Serang, Kamis 22 Juni 2023.
Syafrudin menuturkan, dengan tidak tertampungnya sebanyak 6.130 siswa lulusan SD Negeri ke SMP Negeri, maka harus ada upaya masyarakat untuk melanjutkan ke sekolah swasta.
BACA JUGA:Pendaftar SMP Negeri 12 Cilegon Membludak, Gedungnya Baru Dibangun Era Walikota Helldy Agustian
“Itu memang harus ada upaya masyarakat untuk sekolahnya di swasta. Oleh karena itu saya mengimbau kepada masyarakat. Sama aja sekolah mah di mana-mana,” ucap dia.
Syafrudin berkeinginan sebanyak 12.364 siswa lulusan SD Negeri dapat masuk ke SMP Negeri semua.
“Kami berharap pengennya semua masuk negeri. Tapi kapasitas daya tampung SMP Negeri tidak muat. Jadi mohon untuk terus di sekolah sekalipun di SMP swasta,” katanya.
BACA JUGA:Walikota Syafrudin Ingin Pendataan DPT Ciptakan Pemilu Bermartabat
Syafrudin mengaku pihaknya tiap tahun merencanakan pembangunan sekolah baru di wilayah Kota Serang.
“Tiap tahun ada. In syaa Allah. Penambahan lokal,” kata Syafrudin.
Syafrudin mengimbau kepada seluruh sekolah baik SD Negeri maupun SMP Negeri untuk menerima peserta didik baru sesuai jumlah rombongan belajarnya (Rombel).
BACA JUGA:Walikota Syafrudin Minta DPT Pemilu 2024 Akurat
“Pertama saya mengharapkan kepada sekolah sesuai dengan kapasitas kelas masing-masing. Kalau 40 ya 40. Jangan sampai dimuat jadi 50. Jadi proses belajar mengajar tidak efektif. Semampunya aja menampung anak-anak murid yang sekarang ini,” tandasnya. ***