Kebakaran TPSA Bagendung, Helikopter Akan Dikerahkan

Kebakaran TPSA Bagendung Capai 3 Hektare Helikopter Akan Dikerahkan
SEMAKIN MELUAS: Petugas Damkar menyemprotkan air untuk memadamkan api yang membakar di TPSA Begendung, Kota Cilegon, Selasa (17 september 2024).

Bantenraya.co.id– Kebakaran Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Kelurahan Bagendung, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Selasa (17 september 2024), semakin meluas.

Hingga pukul 17.00, titik api belum juga padam. Bahkan, setengah area TPSA yang total luas lahannya mencapai 6,8 hektare, terbakar.

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Cilegon sudah melakukan pemadaman, dan diperkirakan sudah

Bacaan Lainnya

menghabiskan kurang lebih 124 ribu liter air atau 124 kubik air. Namun, api belum juga padam.

Baca Juga : Jalan Sawah Luhur Kasemen Kota Serang Amblas

Kondisi meluasnya kebakaran tersebut ditengarai karena adanya cuaca terik disertai hembusan angin yang cukup kencang di Kawasan TPSA Bagendung, sehingga meski api di permukaan terlihat padam.

Namun di dalamnya masih memiliki bara api yang semakin meluas. Hal itu ditandai dengan tumpukan sampah yang masih mengeluarkan kepulan asap yang sangat tebal.

Belum lagi tidak adanya fasilitas hidran air di lokasi TPSA Bagendung membuat proses pemadaman terkendala, karena harus menunggu adanya mobil damkar yang bolak balik mengisi air untuk penyemprotan api.

Kendala lainnya, posisi sampah yang sudah menggunung dan menjadi lembah membuat posisi pemadaman sangat sulit dilakukan.

Baca Juga :Promo Judi Online, Dua Selebgram Divonis 10 Bulan Penjara

Karena petugas dan mobil pemadam tidak bisa turun ke lembah berisi sampah dengan kedalaman diperkirakan mencapai 37 meter.

Hal itu membuat penyemprotan air tidak bisa menjangkau titik api yang lebih jauh.

Tidak hanya itu, kondisi gas metana yang keluar dari tumpukan sampah organik membuat kondisi api terus berkobar, membesar dan meluas.

Menurut keterangan petugas Damkar, asap akibat kebakaran tersebut terbang ke udara dengan radius jarak mencapau belasan kilo meter dari TPSA.

Baca Juga :Koleksi 5 Emas, Banten Jaga Zona 10 Besar

Bahkan menurutnya, sampai perumahan Pondok Cilegon Indah (PCI) pada pukul 17.00.

Untuk lingkungan terdampak paling parah yang terkena kepulan asap yakni RW 5 Lingkungan Lebak Gebang, dan RW 04 Lingkungan Sambi Buhut, Kelurahan Bagendung, Kecamatan Cilegon.

Dimana ada kurang lebih 300 kepala keluarga (KK) yang masih tetap tinggal di pemukiman yang jaraknya hanya puluhan meter dari TPSA Bagendung.

Bahkan, akibat kepulan asap pekat tersebut, ada sebanyak 3 warga yang merupakan santri Al Haromain harus dilarikan ke Puskesmas karena mengalami gangguan kesehatan akibat menghirup asap pekat.

Baca Juga :Bawaslu Kota Tangerang Diminta Tegas

Kepala Damkar Kota Cilegon Achmad Jubaedi melalui Kabid Pengelola Kebakaran Damkar Kota Cilegon Eli Amaliyah mengungkapkan,

sampai kemarin sore, posisi kebakaran atau api semakin meluas dan hampir menjangkau seluruh bagian lahan sampah.

“Semakin meluas, ini karena kondisi cuaca terik dan angin yang lumayan kencang,” katanya.

Eli menyatakan, jika kondisi tersebut masih berlangsung dan api semakin meluas dan besar, maka pihaknya berkoordinasi ke BPBD Provinsi Banten

Baca Juga :Muji dan Roni Pimpinan Sementara

untuk meminta bantuan pemadaman dengan helikopter melalui Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), sehingga jangkauan air bisa lebih menyeluruh dan kapasitasnya lebih besar.

“Sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Banten. Jika semakin meluas untuk menurunkan helikopter disiram lewat udara,” jelasnya.

Pada proses pemadaman, jelas Eli, ada sebanyak 5 unit mobil pemadam milik damkar, dan 5 unit mobil pemadam dari industri yang dikerahkan.

Yakni PT Asahimas, Indonesia Power, Krakatau Saran Properti (KSI), Damkar Provinsi Banten dan Pelindo juga ikut turun melakukan pemadaman. “Jadi total ada 124 kubik air sudah digunakan,” tegasnya.

Baca Juga :Otak-atik Lima Pimpinan DPRD Banten

Kepala UPT TPSA Bagendung Elmazani saat ditanya penyebab kebakaran, pihaknya belum bisa menjelaskan dari mana asal api yang menyebabkan kebarakan.

“Enggak diketahui penyebabnya. Enggak mungkin kalau dari puntung rokok, karena kondisinya malam dan kondisi pagar TPSA sudah ditutup, tidak ada orang.

Terus kalau sengaja dibakar juga agak enggak mungkin, karena sulit membakarnya kalau sengaja, kecuali dengan bensin.

Tapi tidak mungkin (dibakar pakai bensin) karena posisinya di tengah. Itu gelap dan bahaya malah,” ujarnya.

Baca Juga :Syafrudin-Heriyanto Janjikan Pemerataan Pembangunan

Kepala Bidang Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon Muhriji mengungkapkan, luas lahan TPSA Bagendung sendiri sebesar 6,8 hektare.

Hampir 3 hektare digunakan untuk lahan pembuangan sampah. Untuk sampah yang dibuang per hari mencapai 245 ton sampai 270 ton.

“Untuk target retribusi itu sebesar Rp4,5 miliar per tahun. Tinggal dibagi saja berapa target per hari (Rp12,5 juta) dan per bulan (Rp375 juta) yang harus didapatkan,” ucapnya.

Muhriji menyampaikan, adanya gas metana dalam sampah tentu membuat kondisi pemadaman berjalan sulit. Sebab, meski api mati di permukaan.

Baca Juga :Poros Ketiga Pilkada Lebak Terbentuk, NasDem Usung Duet Pengusaha dan Aktris

Namun, di dalamnya masih ada bara. “Ada potensi meski api mati di atas, di dalam masih ada potensi api,” jelasnya.

Lurah Bagendung Eha Nursoleha membenarkan saat pagi hari asap sangat pekat, sehingga ada warga yang dilarikan ke Puskesmas terdekat.

“Ada santri yang sempat kami jemput dan dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan. Namun, sekarang sudah pulang dan alhamdulillah asap juga mereda tidak seperti tadi pagi,” ucapnya.

Eha menegaskan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lebak Gebang, dan Yayasan Al Bustaniah untuk bisa dijadikan tempat evakuasi jika kondisi memburuk.

Baca Juga :Pendapatan Daerah Dipatok Rp12,35 Triliun

“Ada 3 lokasi evakuasi pertama kantor kelurahan, SDN Lebak Gebang dan Al Bustaniah. Semua sudah disiapkan jika nanti ada warga yang ingin dievakuasi kami akan jemput,” ujarnya.

Selanjutnya, Eha mengungkapkan, ada sebanyak 3 RT di dua RW yang terdampak secara langsung yakni RW 04 di RT 08 dan RT 09, lalu RW 05 di RT 10.

“Ada hampir 260 kepala keluarga yang secara langsung terdampak. Ini karena jaraknya hanya beberapa puluh meter saja dari lokasi,” ujarnya.

Selain para santri, papar Eha, pihaknya memastikan belum ada keluhan gangguan kesehatan lainnya.

Baca Juga :Harga Bawang Putih Merangkak Naik

Namun, ia tetap akan bersiap dengan menyiapkan ambulan dan penjemputan jika ada yang mengalami keluhan.

“Kami sudah sampaikan ke RT dan RW. Jika ada keluhan maka laporkan dan akan dijemput untuk mendapatkan penanganan,” tegasnya.

Walikota Cilegon Helldy Agustian menyatakan, untuk mengantisipasi adanya gangguan kesehatan, dirinya meminta warga untuk memakai masker.

“Kami mengimbau tolong kepada lurah diminta masyarakatnya memakai masker. Agar supaya kesehatannya tidak terganggu,” katanya.

Baca Juga :Lima Pejabat Utama Polda Diganti

Helldy menegaskan, pihaknya sudah memantau langsung lokasi kebakaran pada dini hari tadi. Ia menilai upaya yang dilakukan diharapkan bisa maksimal.

Bahkan, ada dari PT Krakatau Steel (KS) dan Indonesia Power yang sudah membantu.

“Tadi malam kita ada musibah, saya sampai setengah 2 pagi, saya melihat secara langsung.

Luar biasa atas kesiapan dan kecekatan para petugas. Semalam ada dari KS dan IP sehingga mendengar kabar saat ini sudah mulai mereda,” ujarnya.

Baca Juga :Krakatau Steel Kembali Suplai Pipa Baja untuk Proyek Cisem II, Segini jumlah Tonasenya!

Namun, Helldy tetap meminta agar masyarakat selalu waspada. Meski api mereda kepulan asap masih banyak menandakan api belum padam.

“Tapi kita antisipasi terus karena khawatir masih berasap itu masih ada apinya. Perkim ada 3 truk dan hari ini ada 7 dan semuanya bisa membantu supaya tidak seperti tahun sebelumnya berlarut-larut,” tegasnya.

Selain itu, Helldy meminta agar masyarakat mendoakan supaya api cepat padam. “Kami mohon doa semoga bisa terselesaikan,” ujarnya. (uri)

Pos terkait