Kebijakan Elpiji 3 Kg, Rakyat Makin Susah

Pembatasan Elpiji Bikin Rakyat Tambah Susah
ANTRE: Puluhan warga Kota Serang rela antre untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram di salah satu pangkalan di Jalan Samaun Bakri persisnya di Lingkungan Tanggul, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Senin (3 Februari 2025).

BANTENRAYA.CO.ID – Kebijakan pemerintah membatasi penjualan gas elpiji 3 kilogram (kg) di tingkat pengecer membuat rakyat semakin susah.

Kebijakan tersebut memperparah beban rakyat di tengah kondisi perekonomian yang sulit, dan beragam kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat.

Pantauan Banten Raya, Senin (3 Februari 2025), masyarakat di sejumlah daerah di Banten rela antre untuk menadapatkan gas tabung melon di pangkalan atau agen yang dibolehkan pemerintah menjual gas subsidi tersebut.

Bacaan Lainnya

Seperti yang dirasakan warga Kota Serang. Mereka rela antre untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg di pangkalan gas epiliji Edi Darussalam, di Lingkungan Domba,

27 Cromebook dan 2 Laptop Milik SDN 1 Anyer Digondol Maling

Kelurahan Lopang, dan pangkalan Imam Harizuddin yang berlokasi di Jalan Samaun Bakri, Lingkungan Tanggul, Kelurahan, Kecamatan Serang.

Warga rela berdesak-desakan, lantaran khawatir tidak kebagian gas elpiji bersubsidi itu, karena kuotanya dibatasi.

Akibat adanya antrean, penjual gas sendiri kewalahan melayani puluhan pembeli yang berebut ingin cepat mendapatkannya.

Aceng, salah seorang warga Lingkungan Sempu, Kota Serang, mengaku harus keliling ke beberapa lokasi untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg.

Pemkot Serang Belum Berencana Beli Randis Listik Karena Minim Anggaran

“Iya ini dari tadi muter-muter. Dari Kasemen, Lopang, ke Kelapa Dua, sampai ke sini di Tanggul baru dapet,” ujar Aceng ditemui di lokasi.

Ia mengaku sudah beberapa hari kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg, karena di ritel, warung atau pengecer sudah tidak boleh menjual gas elpiji warna melon itu.
“Emang sekarang lagi susah gas elpiji yang tiga kilo mah,” ucap dia.

Aceng menjelaskan, syarat bagi rumah tangga yang ingin membeli gas elpiji 3 kg harus membawa kartu identitas pribadi. “Bolehnya cuma satu tabung. Itu juga harus bawa KTP,” tuturnya.

Universitas Primagraha Sukses Gelar LKBB Galaxy Pembaris Season II

Keluhan serupa dikatakan warga Kota Serang lainnya, Sulastri. Ia mengaku terpaksa sampai harus tidak masak lantaran gas elpiji 3 kg di warung atau pengecer kosong.
“Dari seminggu saya baru ini dapat gas, jadinya jarang masak,” ungkap Sulastri seraya menenteng tabung gas elpiji 3 kg.

Saat ke pangkalan, ia membawa dua tabung gas elpiji 3 kg, namun Sulastri belum tahu jatah untuk rumah tangga dalam sekali pembeliannya.

“Jatahnya cuman satu. Kirain dapat dua. Itu pun harus pake KTP,” jelas dia.

Warga Kebon Sayur Kota Serang Masih Jaga Tradisi Liong

Salah seorang pedagang gorengan di Kota Serang, Ani mengaku kesulitan untuk mendapatkan gas LPG 3 kilogram.

Ia mengaku sampai harus keliling ke beberapa wilayah sedari pagi hari, demi mendapatkan gas subsidi tersebut.

“Ada kali enam tempat. Dari jam lima subuh. Nyarinya di Gang Rendah, Kelapa Dua, Taktakan. Pom bensin pom bensin.

Biasanya kan ada mobil turun. Saya ikutan nimbrung. Baru dapet di sini di Domba,” ujar ibu asal Lingkungan Pekarungan, Kelurahan Keagungan, Kecamatan Serang.

Universitas Primagraha Sukses Gelar LKBB Galaxy Pembaris Season II

Pemilik pangkalan gas elpiji 3 kilogram di Jalan Samaun Bakri, Lingkungan Domba, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang,

Edi Darussalam mengatakan, sejak pagi pangkalannya sudah diserbu puluhan warga yang ingin membeli gas 3 kilogram, karena dari pangkalan tidak boleh menjual ke warung-warung atau pengecer.

“Betul antrenya karena lagi sulit aja. Mau nggak mau kita harus ke pengguna langsung, supaya tepat sasaran.

Sebenarnya kita nggak boleh melayani warung (pengecer), makanya ngantre diserbu sama warga ya wajarlah,” ujar Edi.

Universitas Primagraha Sukses Gelar LKBB Galaxy Pembaris Season II

Edi menjelaskan, setiap pembeli atau konsumen wajib membawa kartu tanda penduduk elektronik atau KTPE, sedangkan bagi pelaku usaha mikro kecil harus menyertakan nomor induk berusaha atau NIB.

“Syaratnya cuma KTP aja buat rumah tangga. Dijatah kalau rumah tangga satu Minggu satu tabung. Sebulan empat.

Jatah sekali pembelian satu tabung. Kalau warung ada surat berusahanya NIB. Warung dijatah dua tabung. Sebulan itu kenanya 15 tabung,” jelasnya.

Ia menegaskan, sejatinya gas elpiji 3 kilogram tidak sulit, karena bisa didapatkan di tiap pangkalan gas elpiji 3 kilogram.

Masjid Agung Cilegon Krisis Keuangan Sejak 2019

“Sebenarnya kita nggak kesulitan. Karena warung aja yang bilang kesulitan. Kalau untuk rumah tangga mau ke pangkalan pasti dilayani.

Kalau di saya, stoknya 70 tabung sehari. Kalau habis kirim lagi.

Harganya per tabung gas Rp19 ribu, sesuai harga eceran tertinggi atau HET,” ungkap Edi.

Sementara itu, pantauan Banten Raya di salah satu pangkalan gas elpiji di Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon, terlihat antrean warga yang ingin membeli gas elpiji 3 kg dengan syarat memperlihatkan KTP.

Naga Liong di Kebon Sayur Kota Serang

Namun, sayangnya warga yang mengantre gas tersebut bukan hanya warga menengah ke bawah saja.

Namun banyak orang yang memiliki kendaraan roda empat atau mobil yang juga ikut dalam antrean.

Pemilik pangkalan Siswoyo menjelaskan, pihaknya hanya mendapatkan jatah 70 sampai 100 tabung gas per hari.

“Setiap warga hanya dapat 1 saja. Syaratnya harus bawa KTP (memperlihatkan) baru bisa dapat,” katanya.

Universitas Primagraha Sukses Gelar LKBB Galaxy Pembaris Season II

Siswoyo berharap kebijakan tersebut bisa diubah. Sebab dirinya kasihan melihat masyarakat harus mengantre dan jauh-jauh datang untuk membeli gas.

Jika, gas ada di pengecer atau warung, warga tidak harus jauh-jauh datang dari kota atau kabupaten lain untuk mengantre.

“Ini saya harap kebijakannya bisa diubah. Kasihan masyarakat, terutama yang tidak punya kendaraan,” ujarnya.

Hendra salah satu warga dari Waringin Kurung, Kabupaten Serang mengaku, dirinya sengaja mencari gas 3 kg sampai ke Kota Cilegon, lantaran di wilayahnya gas tersebut sudah diserbu masyarakat dan habis.

Melepas Burung Pipit, Tradisi Masyarakat Tionghoa Saat Imlek

“Iyah saya dari Waringin Kurung ini ke sini (Jalan Kepodang) buat beli gas. Di sana saya tidak tahu pangkalannya ada dimana, terus saat mencari juga sudah habis,” jelasnya.

Hendra menyatakan, sangat kesulitan sejak adanya kebijakan dari pemerintah tersebut. Sebab, biasanya membeli dari warung sekarang harus membeli ke pangkalan.

“Kalau di warung ada enak. Jadi dekat dan tidak memakan waktu dan biaya. Kalau di sini harganya Rp19 ribu, di warung paling juga Rp22 ribu sampai Rp25 ribu per tabung,” ucapnya.

Maiyah salah satu warung pengecer gas 3 kg menyatakan, dirinya memiliki 15 tabung di warungnya.

Universitas Primagraha Sukses Gelar LKBB Galaxy Pembaris Season II

Namun sekarang sudah tidak bisa dipakai lagi karena pangkalan tidak mengirimkan.

“Saya hanya bisa beli satu untuk konsumsi sendiri. Di warung saya ada 15 tabung tapi sekarang tidak terpakai,” tegasnya.

Maiyah meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut karena menyusahkan dan merugikan rakyat.

“Lah kalua begini kami jadi susah. Biasanya per 3 hari atau satu pekan paling lama dikirim sekarang sudah tidak bisa lagi,”

Universitas Primagraha Sukses Gelar LKBB Galaxy Pembaris Season II

Sementara itu, pangkalan gas elpiji milik Suhardian yang berlokasi di Desa Margatani, Kecamatan Kramatwatu sempat mengalami antre akibat banyak masyarakat yang mencari gas melon.

Akibat antrean panjang tersebut pemilik pangkalan mengaku sempat kehilangan gas yang diduga dicuri maling.

“Sekarangkan gas sudah tidak bisa dijual di warung-warung, tapi wajib di pangkalan resmi.

Akibatnya di pangkalan sering mengalami antrean panjang karena masyarakat mendatangi pangkalan,” ujar Suhardian.

Naga Liong di Kebon Sayur Kota Serang

Suhardian mengungkapkan, setelah ditetapkannya peraturan baru pihaknya tidak perlu melakukan keliling untuk mencari pembeli gas karena banyak masyarakat yang datang sendiri ke pangkalan.

“Kalau peraturan seperti ini yang diuntungkan adalah pangkalan, jadi tanpa kita keliling juga pembeli sudah antre duluan.

Tapi kasian masyarakat yang rumahnya jauh, karena sering enggak kebagian sama sekali,” paparnya.

DIBERI SANKSI
Sementara itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Cilegon memberikan peringatan kepada pangkalan penjual gas elpiji 3 kilogram yang tak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp19 ribu akan dikenakan sanksi.

Tahun 2025 DPUPR Anggarkan Rp15,6 Miliar Untuk Pemeliharaan Jalan di Kota Serang

Hal itu disampaikan oleh Sub Kordinator Perdagangan Disperindag Kota Cilegon Dedi Jauhari saat ditemui di ruangannya, Senin 3 Februari 2025.

Ia mengatakan, jika terdapat pangkalan yang mematok harga lebih dari Rp19 ribu atau tidak sesuai dengan HET maka pihaknya akan memberikan sanksi kepada penjual tersebut.

“Kalau di Cilegon gas melon 3 kg itu sudah ada aturan HET Rp19 ribu. HET itu sampai pangkalan ya, kalau ada yang menjual harga ke konsumen lebih Rp19 ribu maka akan diberikan sanksi,” kata Dedi.

Ia menjelaskan, sanksi yang akan diberikan kepada pelaku usaha yang tak mengikuti aturan yakni berupa sanksi administrasi.

Pelaksanaan Pelantikan Budi-Agis, Pemkot Serang Tunggu Arahan Pusat

“Kalau memang ada yang terjadi seperti itu nanti akan kami sidak, dan kalau terbukti nanti akan ada sanksi administrasi pencabutan izin usaha,” jelasnya.

Menurutnya, Pemkot Cilegon mengikuti aturan dari pemerintah pusat terkait penjualan gas elpiji hanya diperbolehkan dijual di pangkalan atau sub penyalur resmi Pertamina.

“Kami dari pemerintah daerah tentu mengikuti dengan pemerintah pusat apapun kebijakannya, salah satunya gas elpiji ini,” ucapnya.

Dedi menyampaikan, penjualan hanya diperbolehkan pada pangkalan untuk menghindari kecurangan dan berharap dapat tepat sasaran kepada masyarakat.

Kurir Paket Perkosa Anak Konsumen

“Ini tujuannya untuk menghindari kecurangan dan gas elpiji ini agar tepat sasaran dengan harga yang ditentukan HET Rp19 ribu,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten Ari James mengatakan,

masyarakat yang melakukan antrean di beberapa pangkalan gas elpiji 3 kg lantaran panik buying, imbas dari pemerintah melarang penjualan elpiji secara eceran per 1 Februari 2025.

“Memang ada kondisi yang menyebabkan distribusi agak terganggu disebabkan oleh libur panjang dan akhir bulan,

Angka Kelahiran Bayi di Kota Serang Turun Selama Tahun 2024

ditambah dengan larangan dijual secara eceran, jadi masyarakat panic buying, tapi di bulan depan akan kembali normal,” kata Ari kepada awak media, di Kantor ESDM, KP3B Kota Serang.

Ari menegaskan, meskipun terjadi antrean namun masyarakat tetap bisa melakukan pembelian di pangkalan resmi elpiji subsidi, hal ini menandakan tidak terjadi kelangkaan elpiji 3 kg.

“Artinya meski antre juga masih bisa dilayani, hanya saja mereka kan harus nunjukin KTP dulu, jadi proses pembeliannya lebih lama,” terangnya.

Sampai saat ini, belum ada informasi terkait dengan kuota gas elpiji 3 kg yang akan didistribusikan kepada tiap-tiap provinsi termasuk di Banten.

Pemkot Serang Belum Berencana Beli Randis Listik Karena Minim Anggaran

“Angkanya belum keluar, tapi dipastikan tiap tahun meningkat, untuk tahun 2024 saja Banten menima kuota sebanyak 338 ribu metrikton dan terealisasi 398 metrikton sampai Desember 2024,” papar Ari.

Saat ini, Dinas ESDM Provinsi Banten sudah melakukan koordinasi dengan Pertamina dan Hiswana untuk memastikan ketersediaan pasokan gas elpiji 3 kg tersedia.

Termasuk rencana untuk penambahan pangkalan agar mudah diakses oleh masyarakat.

“Ini juga akan menjadi langkah yang mungkin akan diterapkan menambah pangkalan, semoga bisa membantu dan tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

27 Cromebook dan 2 Laptop Milik SDN 1 Anyer Digondol Maling

Hal senada disampaikan oleh Staf Agen elpiji 3 kg di Pakupatan Herndra, saat ini ketersediaan gas masih dalam kapasitas yang normal dan tidak terjadi kelangkaan.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan lurah setempat agar terus melakukan update terkait ketersediaan gas.

“Pengiriman juga berjalan lancar, kita saat ini punya 22 pangkalan yang tersebar di berbagai daerah di Kota Serang, termasuk Babinsa dan Lurah sudah dikonfirmasi.

Kami juga bantu masyarakat yang mau beli gas untuk melampirkan KTP,” ujarnya.

Pelaksanaan Pelantikan Budi-Agis, Pemkot Serang Tunggu Arahan Pusat

Namun, pengiriman kepada setiap pangkalan dibatasi hanya dilakukan sebanyak 400 tabung gas dalam satu bulan.

Apabila terjadi pelanggaran mereka melakukan penjualan terhadap pengecer lebih dari 10 persen maka akan dikenakan sanksi.

“Ya sekarang sih pangkalan hanya diberi 100 tabung per minggu, dan untuk 1 kepala keluarga (KK) jatahnya hanya 4 tabung dalam sebulan.

Jika ketahuan mengecer sanksi yang ditetapkan yaitu diberhentikan dari kontrak kerja besama agen,” kata Hendra. (harir/uri/andika/mg-tia/raden)

Pos terkait