BANTENRAYA.CO.ID – Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon Hasbi Sidik meyakini kerjasama pembangunan Pelabuhan Warnasari akan menguntungkan.
Terlebih mekanisme kerjasama pembangunan Pelabuhan Warnasari lewat mekanisme Joint Operation dengan pola Build Operate Transfer atau (BOT).
Keuntungan bukan saja untuk Pemkot Cilegon, tapi masyarakat yang sudah lama mendambakan Pelabuhan Warnasari sebagai pelabuhan milik sendiri.
Saat ini kerjasama pembangunan Pelabuhan Warnasari antara Pemkot Cilegon dengan PT Krakatau Steel dan PT Chandra Asri Petrochemical terus berjalan.
Dimana, usai penandatangan kerjasama pada Maret lalu akan semakin dimatangkan lewat perwakilan yang ditunjuk dari masing-masing pihak.
Pematangan tersebut yakni soal kajian DED dan kebutuhan dana pembangunan.
Pelabuhan Warnasari sendiri merupakan cita-cita masyarakat Kota Cilegon sejak 2001 lalu.
Dimana untuk bisa mendapatkan pendapatan daerah yang signifikan maka pemerintah membutuhkan sebuah bidang usaha.
Salah satu yang cukup menjanjikan adalah bisnis di bidang kepelabuhanan.
Pada masa periode awal maka dibuatkan payung hukum Peraturan Daerah soal Pelabuhan sendiri.
Saat ini, melalui upaya Walikota Cilegon Helldy Agustian telah bersepakat bersama PT Krakatau Steel dan PT Chandra Asri untuk membangun Pelabuhan Warnasari.
Kesepakatan tersebut ditandatangani langsung Walikota Cilegon Helldy Agustian dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel Purwono Widodo.
Serta dari PT Chandra Asri Pertochemcical diwakili Presiden Direktur PT Chandra Asri Erwin Saputra.
Wakil ketua DPRD Cilegon Hasbi Sidik mengatakan, pemerintah sangat diuntungkan dengan terwujudnya harapan masyarakat Kota Cilegon untuk memiliki pelabuhan.
Dimana itu, imbuh Hasbi, selama lebih dari dua dasawarsa belum terwujud.
“Selain itu, dari sisi operasional, PT PCM selaku BUMD milik Pemkot Cilegon dapat memaksimalkan operasional pandu tunda di kawasan pelabuhan,” katanya, Rabu 12 April 2023.
“Secara ekonomi, sejumlah keuntungan dapat diraih berupa sewa lahan, sharing revenue dan keuntungan lain yang disepakati,” imbuhnya.
Terlebih, papar Hasbi, mekanisme kerjasama pembangunan Pelabuhan Warnasari yang digagas adalah Joint Operation dengan pola Build Operate Transfer (BOT).
“Dalam pola kerjasama BOT ini, para pihak tidak membentuk anak perusahaan dengan sharing saham, melainkan pihak investor membangun di atas lahan milik PT. PCM,” ujarnya.
“Artinya tidak ada kekhawatiran jika aset milik daerah dimiliki swasta, atau juga nanti aset lahan digunakan untuk agunan pembangunan,” paparnya.
Hasbi memastikan, jika kerjasama yang dibangun tidak akan merugikan pihak manapun, sehingga sebagai legislative akan terus melakukan pengawalan terhadap Kerjasama tersebut.
“Tidak ada kerjasama itu mau rugi, semuanya tentu harus saling menguntungkan bersama-sama,” ucapnya.
Sebelumnya juga, Helldy menegaskan, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah dilakukan tersebut keseriusan pembangunan Pelabuhan Warnasari,
Dimana pada awal aka nada kajian soal DED dan kebutuhan dana pembangunan.
“Siapa bilang susah membangun Pelabuhan. Ini kami sudah serius dengan PT Chandra Asri dan KS. Tinggal perwakilan nanti mematangkan,” jelasnya.
“Insya Allah pada Desember ini sudah mulai pembangunan dan pada 2026 nanti sudah bisa beroperasi,” lanjut Helldy.
Helldy menyatakan, mengakui awal kerjasama kesepahaman membangun pelabuhan hanya dengan PT Krakatau Steel saat kepemimpinan Silmy Karim.
Baru sekarang ada ketertarikan dari PT Chandra Asri untuk bisa bergabung dalam investasi pembangunan Pelabuhan.
“Ini ada progress dari sisi Kerjasama, ada pihak ketiga yakni Chandra Asri ikut dalam kerjasama. Nanti angka kebutuhan investasi akan dihitung secara bersama-sama. DED juga sudah akan mulai dibuatkan,” terangnya.
“Yang pasti kita lakukan tahap awal untuk bisa bersama – sama ada kesepahaman membangun,” ujarnya.
Helldy menegaskan, semua pembangunan yang dilakukan tersebut untuk kepentingan masyarakat Kota Cilegon. Namun, dengan cara mengajak kerjasama dengan pihak luar.
Sebab, jika mengandalkan hanya dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maka tidak akan cukup.
“Tingga usaha mau atau tidak membangun. Tidak ada yang sulit buktinya Pabrik Sampah dibangun dengan yang dari perusahan,” jelasnya.
“Sekarang juga ada kerjasama dan itu dibangunkan karena tidak akan cukup jika memakai APBD,” pungkas Walikota Cilegon Helldy Agustian. ***