BANTENRAYA.CO.ID – Kota Serang masih kumuh. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Serang mencatat luas kawasan kumuh mencapai 271 hektare.
Masih banyak kawasan kumuh di Kota Serang, karena adanya urbanisasi, dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola kawasan pemukimannya.
Imbasnya masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh rawan terkena bermacam penyakit.
Perihal ratusan hektare pemukiman kumuh ini disampaikan Kepala DPKP Kota Serang Nofriadi Eka Putra, ditemui usai acara peresmian Sekretariat Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Banten, di kawasan Ruko Sukses, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Kamis 20 Juli 2023.
Nofriadi Eka Putra mengatakan, 271 hektare pemukimam kumuh itu tersebar di 86 titik lokasi di Kota Serang.
“Itu (pemukiman kumuh-red) ada di enam kecamatan dan 43 kelurahan,” ujar Nofriadi Eka Putra, kepada Bantenraya.co.id.
BACA JUGA:Permahi Banten Sebut Penegakan Perda Penyakit Masyarakat Kurang Serius, THM Marak di Kota Serang
“Ini berdasarkan putusan Walikota tahun 2022. Jadi kita sudah ada perbaruan terkait SK kawasan kumuh,” imbuhnya.
Saat ditanya perbandingan luas pemukiman kumuh tahun 2021 dengan tahun 2022, Nofriadi Eka Putra menjelaskan, tiap tahun kawasan kumuh berpotensi bertambah.
“Kawasan kumuh itu sifatnya pasti akan selalu bertambah dengan adanya pertumbuhan penduduk di wilayah Kota Serang,” jelas dia.
BACA JUGA:Jelang HUT Ke-16 Kota Serang, Pedagang Pasar Induk Rau Bakal Ditata
Nofriadi Eka Putra menyebutkan, dari enam kecamatan kawasan pemukiman kumuh terluas ada di dua kecamatan.
“Paling banyak di Kasemen, dan Walantaka. Di sana RTLH masih banyak, terus titik-titik sampah juga masih banyak,” sebut Nofriadi Eka Putra.
Nofriadi Eka Putra mengungkapkan, ada beberapa faktor masih banyaknya pemukiman kumuh diantaranya, adanya urbanisasi.
BACA JUGA:Kemenhub Kunjungi Jalur Frontage Kota Serang, Ini Hasilnya
“Jadi masyarakat yang masuk ke wilayah Kota Serang, itu tidak memperlihatkan dalam membangun itu tidak melihat tata kelola pembangunan yang baik,” ungkap dia.
Selian itu, lanjut Nofriadi Eka Putra, minimnya kesadaran masyarakat dalam berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya.
“Intinya adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola kawasan pemukiman mereka sendiri. Termasuk membuang sampah sembarangan,” terangnya.
BACA JUGA:PPDI Kota Serang Sebut Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas di Kota Serang Belum Maksimal
Nofriadi Eka Putra mengaku pihaknya terus berkomitmen melakukan penanganan kawasan kumuh di Kota Serang. Upaya itu dilakukan untuk meminimalisir kawasan kumuh di Ibukota Provinsi Banten.
“Kita lagi menata lebih banyak sekarang, pembangunan kawasan kumuh dalam sisi infrastruktur. Pembangunan jalan, drainasenya,” kata Nofriadi Eka Putra.
Nofriadi Eka Putra menyebutkan, Pemkot Serang mengalokasikan anggaran untuk penanganan kawasan kumuh sebesar Rp 10 miliar dari APBD Kota Serang tahun 2023.
BACA JUGA:SMPN 14 Kota Serang Kekurangan 38 Siswa
“Tahun ini penanganan kawasan kumuh itu dianggarkan kurang lebih di Rp 10 miliar. Itu untuk pembangunan jalan dan drainase,” tandasnya. ***