Materi Khutbah Idul Fitri 1444 H Terbaru Tentang: Bagi yang Berubah Jadi Baik Selepas Ramadhan

Inilah khutbah Idul Fitri 1444 H. (Freepik)
Inilah khutbah Idul Fitri 1444 H. (Freepik)

BANTENRAYA.CO.ID – Inilah informasi seputar materi khutbah Idul Fitri 1444 H terbaru tentang bagi yang berubah jadi baik selepas Ramadhan.

Naskah khutbah Idul Fitri 1444 H dengan materi bagi yang berubah jadi baik selepas Ramadhan berakhir lengkap dengan khutbah pertama dan kedua Idul Fitri 1444 H.

Naskah khutbah Idul Fitri 1444 H bisa jadi referensi saat anda khatib saat Sholat Ied yang bisa dibagikan ke yang lain.

Bacaan Lainnya

Penasaran dengan materi khutbah Idul Fitri 2023 terbaru tentang bagi yang berubah jadi baik selepas Ramadhan? Simak artikel ini sampai selesai.

BACA JUGA: Teks Kultum Ramadhan Singkat yang Cocok untuk Bulan Ramadhan Bertema Semangat Dalam Menggapai Surga

Dikutip Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, Berikut ini adalah materi khutbah Idul Fitri 2023 terbaru tentang bagi yang berubah jadi baik selepas Ramadhan:

Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.

Yang harus dipahami …

1- Ketika kita berubah, kita harus tahu banyak rintangan dan cobaan, juga banyak omongan. Ada gangguan dari keluarga, sedulur, tetangga, bahkan komentar tidak enak pun dirasakan dari suami atau anak.

BACA JUGA: 17 Ide Tema dan Judul Kultum Singkat Ramadhan Jelang Buka Puasa hingga Kuliah Subuh, Agar Doa Cepat Terkabul

Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً

“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4023, dan Ahmad 1: 185. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

BACA JUGA: Terbaru! 14 Link Twibbon Hari Jadi Kota Tegal ke-443 Tahun 2023, Desain Elegan dan Paling Keren Cocok Diunggah di Medsos dan WA

Dalam kitab Al-Istiqamah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

وَاِذَا عَظُمَت المِحْنَةُ كَانَ ذَلِكَ لِلْمُؤْمِنِ الصَّالِحِ سَبَبًا لِعُلُوِّ الدَرَجَةِ وَعَظِيْمِ الاَجْرِ

“Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.”

2- Ketika kita berubah, kita harus tahu bahwa berubah memang butuh bertahap, namun tentu ada langkah pasti.

BACA JUGA: Voucher Masih Baru! 12 Kode Voucher Lazada Hari Ini, 17 April – 1 Mei 2023: Diskon Ekstra 90 Persen Maksimal 100 Ribu Berlaku hingga Lebaran

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada Hanzhalah Al-Usayyidiy sampai kalimat ini diulang hingga tiga kali,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِى وَفِى الذِّكْرِ لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِى طُرُقِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً

“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidurmu dan di jalan. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.” (HR. Muslim no. 2750)

3- Ketika kita berubah, kita harus cari lingkungan yang baik dan menjauhi lingkungan yang jelek.

BACA JUGA: Masih Aktif! Kode Voucher Lazada Hari Ini 12 April 2023, Kebutuhan Lebaran Double Diskon dan Cashback hingga 90 Persen

Kita tahu ada seseorang yang telah membunuh 99 nyawa ditambah satu sehingga genap 100, cara ia bertaubat adalah berpindah dari lingkungan yang jelek.

Tanda kita diperintah untuk mencari lingkungan yang baik dan meninggalkan lingkungan yang jelek adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abu Musa,

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101)

4- Ketika kita berubah, kita harus tahu bahwa jalan selamat adalah mengikuti Islam yang murni, bukan sekedar mengikuti tradisi yang telah turun temurun.

Jika seseorang beriman dengan ajaran Rasul dan ajaran Al-Qur’an, pasti ia akan selamat. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا

“Dan jika mereka beriman seperti keimanan kalian, maka sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk (ke jalan yang benar).” (QS. Al-Baqarah: 137). Ayat ini membicarakan tentang ahli kitab yang mau beriman dengan kitab Allah dan Rasul-Nya, itulah yang benar dan mendapatkan petunjuk.

Ajaran Islam yang murni tentu mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan mengikuti tradisi yang turun temurun. Walau memang tidak setiap tradisi itu ditinggalkan. Dalam hadits disebutkan,

إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا إِنْ اِعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ الحَدِيْثَ

“Aku telah tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selamanya jika berpegang teguh dengan keduanya yaitu: Al Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Al-Hakim, sanadnya shahih kata Al-Hakim)

Yang selamat adalah ketika memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman para sahabat, bukan dengan sembarang pemahaman.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ بَنِى إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى

“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku.” (HR. Tirmidzi no. 2641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

5- Ketika kita berubah, harus jaga keistiqamahannya.

Disebutkan dalam kitab Hilyatul Auliya’ beberapa perkataan ulama berikut.

وَحَدَّثَنَا اِبْنُ المبَارَكِ عَنْ بَكَّارِ بْنِ عَبْدِاللهِ قَالَ سَمِعْتُ وَهْبَ بْنِ مُنَبِّهٍ يَقُوْلُ مَرَّ رَجُلٌ عَابِدٌ عَلَى رَجُلٍ عَابِدٍ فَقَالَ مَالِكٌ قَالَ عَجِبْتُ مِنْ فُلاَنٍ اَنَّهُ كَانَ قَدْ بَلَغَ مِنْ عِبَادَتِهِ وَمَالَتْ بِهِ الدُّنْيَا فَقَالَ بِعَجَلٍ لاَ تَعْجَبْ مِمَّنْ تَمِيْلُ بِهِ الدُّنْيَا وَلَكِنْ اِعْجَبْ مِمَّنْ اِسْتَقَامَ

Ibnul Mubarok menceritakan dari Bakkar bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa ia mendengar Wahb bin Munabbih berkata, ada seorang ahli lewat di hadapan ahli ibadah yang lain. Ia pun berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Dijawablah, “Aku begitu takjub pada si fulan, ia sungguh-sungguh rajin ibadah sampai-sampai ia meninggalkan dunianya.” Wahb bin Munabbih segera berkata, “Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu. Sungguh aku lebih takjub pada orang yang bisa istiqamah.” (Hilyatul Auliya’, 4: 51).

Karena ada orang yang saat ini rajin ibadah dan shalat. Namun di akhir hidupnya, masjid pun tidak ia kenal. Ada orang yang terlihat alim. Namun di akhir hidupnya, ia adalah seorang pemabuk, tukang selingkuh (berzina) dan pejudi kelas kakap. Ada yang dulunya menutup aurat dengan sempurna bahkan bercadar. Namun nasib selanjutnya adalah orang yang sukanya mengumbar bentuk badannya yang seksi dan suka menampakkan rambutnya yang hitam menawan. Kita tidak bisa menjamin iman kita. Banyaklah minta pada Allah keistiqamahan sebagaimana dalam do’a,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 8)

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” (HR. Ahmad, 3: 257)

Istiqamah itu dituntut sampai mati. Mengenai firman Allah,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka terus istiqomah” (QS. Fushshilat: 30), kata Mujahid,

فَلَمْ يُشْرِكُوْا حَتَّى مَاتُوْا

“Mereka tidaklah berbuat syirik sampai mati.” (Hilyatul Auliya’, 3: 300)

6- Ketika kita berubah, hiasi diri pula dengan akhlak yang mulia.

Orang yang ibadahnya telah baik, juga wanita yang telah menutup aurat sempurna, tunjukkanlah akhlak dan tingkah laku yang mulia di hadapan orang lain. Karena tidak sedikit wanita yang berjilbab dan orang yang sudah rajin ibadah, namun akhlaknya jelek terhadap sesama.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ

“Sesungguhnya seorang mukmin yang akhlaknya baik akan mengejar kedudukan mulia dari orang yang gemar puasa dan gemar shalat.” (HR. Abu Daud no. 4798 dan Ahmad 6: 132. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Demikian materi khutbah Idul Fitri 2023 terbaru tentang bagi yang berubah jadi baik selepas Ramadhan.***

Pos terkait