BANTEN RAYA.CO.ID – PT Krakatau Steel melalui anak usahanya PT Krakatau Baja Industri mengekspor produk baja Cold Rolled Coil atau CRC ke Amerika pada Selasa, 25 Februari 2025.
Hadir pada kegiatan tersebut, Direktur Utama PT Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan, Direktur Utama PT Krakatau Baja Industri Arief Purnomo, dan CEO Tata Logam Lestari Arryanto Rismono, CFO Tata Logam Lestari Wulani Wihardjono ( CFO), VP Operasi PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi, serta VP Capital Planning PT Tata Metal Lestari Nicolas Bagoes Setiabudi.
“Hari ini kami telah berhasil memproduksi baja berkualitas baik sehingga dapat menembus pasar ekspor baja ke Amerika Serikat sebanyak 5.000 ton,” ujar Direktur Utama PT Krakatau Baja Industri Arief Purnomo.
Arief mengatakan, produk yang di ekspor adalah baja CRC kami yang diolah di konsumen kami, PT Tata Metal Lestari menjadi produk hilir Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) Baja Lapis Seng (BJLS), dan Baja Lapis Aluminium Seng dan Baja Lapis Seng Cat Warna (BJLAS & BJLS Warna).
Direktur Utama PT Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan menyatakan bahwa dibutuhkan spesifikasi baja khusus agar dapat membuat produk-produk baja jenis ini. Fasilitas pabrik Cold Rolling Mill telah mampu menjaga kualitas produksinya.
“Dengan adanya ekspor ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak lemah, kita mampu menembus pasar Amerika Serikat yang belakangan ini disebut sulit ditembus dengan proteksionismenya. Ini adalah pembuktian bahwa produk Krakatau Steel Group berkualitas tinggi dan dapat diperhitungkan oleh pasar global,” tuturnya.
Saat ini, lanjut Akbar, Krakatau Steel dan Group tengah bertransformasi menjadi lebih baik lagi dan terus mendorong ekosistem baja nasional, bersinergi dan berkolaborasi dengan para pelaku industri baja hulu hingga hilir untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mendorong untuk juga menjangkau pasar ekspor melalui finished product.
“Hal ini juga merupakan salah satu implementasi dari asta cita, melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi dalam negeri sehingga dengan soliditas industri baja nasional kita dapat memperkuat perekonomian Indonesia untuk tumbuh hingga 8%,” pungkasnya. ***