Membuat Mata Awas dan Dipercaya Menyembuhkan Penyakit Mata

1 KECERAN

KOTA SERANG- Salah satu tradisi yang dimiliki Kesti Tjimande Tari Kolor Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH) yaitu keceran. Ritual keceran ditandai dengan meneteskan air khusus ke mata anggota Kesti TTKKDH.

Seorang tetua Kesti TTKKDH memegang gelas besar berisi air putih di tangan kiri. Sementara tangan kanannya memegang kayu yang ujungnya melunak.

Dicelupkannya ujung kayu itu ke dalam gelas besar. Ketika kayu diangkat, air bercucuran dari ujung kayu. Tetesan air itu diarahkannya ke mata Ketua Umum Kesti TTKKDH Wahyu Nurjamil yang sejak tadi terbuka karena dipegangi oleh seseorang di belakangnya.

Bacaan Lainnya

Beberapa tetes air meluncur ke mata Wahyu yang kemudian tampak mengerjap-ngerjap. Sementara orang di belakang Wahyu memijat-mijat matanya agar air itu merata dan meredakan rasa perihnya.

Itulah tradisi keceran yang ada pada Kesti TTKKDH yang sampai saat ini masih hidup. Ada sejumlah fakta menarik terkait tradisi keceran.

Keceran hanya akan dilakukan pada bulan Rabiul Awal atau bulan Mulud alias Maulud. Tidak akan ada prosesi keceran selain pada bulan Maulid.

Bahan-bahan yang dicampurkan dalam air untuk keceran merupakan bahan herbal, yang konon berasal dari sarang semut krangrang atau rumah tawon yang hidup di tanah makam Mbah Khaer, pencipta silat Cimande.

“Bahannya bukan buatan manusia tapi buatan Allah,” kata salah seorang sesepuh Kesti TTKKDH saat Festival Keceran Tjimande dan Milad ke-69 TTKKDH di salah satu hotel di Kota Serang, Kamis (4/11) malam.

Keceran berfungsi agar mata para anggota Kesti TTKKDH menjadi awas. Sehigga tetap waspada ketika akan ada musuh yang menyerang. Keceran juga dipercaya mampu mengobati penyakit mata. Bahan-bahan yang dibuat untuk keceran diambil dari bahan alami bukan bahan kimia sehingga tidak membahayakan. “Yang punya penyakit mata insya Allah sembuh dengan keceran,” kata sesepuh itu lagi.

Ketua Umum Kesti TTKKDH Wahyu Nurjamil mengatakan, keceran memiliki makna filosofi agar anggota Kesti TTKKDH bisa membersihkan mata saat memandang. Termasuk membersihkan batin.

Festival Keceran juga bertujuan menjalin silaturahim antar anggota Kesti TTKKDH. Sebab pada malam itu berkumpul juga pengurus Kesti TTKKDH dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti dari Riau, Lampung, Batam, Sumatera Selatan, dan lain-lain.

Dalam perbincangan dengan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Wahyu menyampaikan agar Pemerintah Provinsi Banten mengemas sebuah acara yang menampilkan keunikan-keunikan dari setiap peguron pencak silat yang ada di Provinsi Banten. Bila ini bisa terwujud, maka akan bisa melestarikan budaya dan menjadi ajang wisata baru di Banten. “Mudah-mudahan ini bisa dijadikan program tahunan,” katanya.

Menurut Wahyu, usia 69 tahun Kesti TTKKDH adalah sebuah pencapaian yang luar biasa yang dapat dimaknai bahwa selama ini para anggota Kesti TTKKDH menjaga dengan baik warisan budaya ini. Karena itu dia berharap ke depan para anggota Kesti TTKKDH tetap mempertahankan tradisi ini agar bisa terus dinikmati oleh generasi berikutnya.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengaku menginginkan tradisi keceran tersebut dapat menjadi event Nasional. Dirinya akan mendorong agar tradisi keceran menjadi event Nasional melalui prakarsa Pemprov Banten. Di sektor pariwisata, kata Andika, seni bela diri Pencak Silat Banten seperti Kesti TTKKDH harus eksis dalam berbagai atraksi guna menjadikan Banten sebagai destinasi wisata unggulan. Khususnya sebagai atraksi wisata minat khusus berbasis budaya.

Atraksi bela diri silat dalam event-event wisata, lanjutnya, harus memiliki nilai diferensial yang tinggi, unik dan berbeda dari wilayah atau daerah lain. “Karena itu, seni bela diri silat Banten harus menjadi ikon Banten yang menunjukkan identitas dan budaya Banten,” katanya.

Lebih jauh Andika mewakili Pemprov Banten mengapresiasi Kesti TTKKDH yang dinilainya telah tanpa lelah melestarikan tradisi pencak silat khas Banten sehingga tetap eksis sampai usianya yang ke-69 tahun. Kesti TTKKDH sebagai salah satu perguron silat di Banten berperan besar dalam pelestarian silat Banten.

Karena itu, Pemerintah Provinsi Banten berharap Kesti TTKKDH dapat terus melestarikan silat khususnya pada generasi muda, agar generasi muda senantiasa lebih mencintai nilai-nilai budaya Banten di tengah arus deras globalisasi dan kemajuan teknologi informasi.

Dalam kesempatan itu, sejumlah politisi dan tokoh ikut dalam ritual keceran. Beberapa politisi itu di antaranya adalah Andika Hazrumy, Walikota Serang Syafrudin, Anggota Komisi V DPR RI Tb Haerul Jaman, dan mantan Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin. (MUHAMAD TOHIR)

Pos terkait