BANTENRAYA.CO.ID – Bung Karno, atau lebih dikenal dengan nama Soekarno, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Beliau adalah proklamator kemerdekaan Indonesia yang gigih dan berdedikasi untuk membawa bangsa ini keluar dari penjajahan menuju negara yang merdeka dan berdaulat.
Artikel ini akan mengulas tentang kehidupan awal, perjuangan, dan warisan Soekarno bagi bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Tempat Wisata Terbaik dan Paling Populer di Banda Aceh yang Wajib Dikunjungi
Kehidupan Awal
Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur.
Ia berasal dari keluarga berada dan tumbuh di tengah arus pemikiran nasionalis yang berkembang di awal abad ke-20.
Bakat oratorinya mulai terlihat sejak muda dan saat bersekolah di HBS (Hogere Burgerschool), Soekarno menunjukkan minat besar dalam bidang seni, sastra, dan politik.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), namun kegigihannya dalam memperjuangkan hak-hak Indonesia menyebabkan dirinya diusir dari kampus tersebut.
BACA JUGA: Gotong Royong Warga Desa kadukempong Bersama Kelompok KKM 64 Uniba Untuk Pesiapan HUT RI
Perjuangan untuk Kemerdekaan
Setelah belajar di Bandung, Soekarno bergabung dengan aliran politik pergerakan nasional yang melawan penjajah.
Pada tahun 1927, ia menjadi anggota pendiri Perhimpunan Indonesia (PI) yang bertujuan untuk menyatukan berbagai kelompok nasionalis.
Peran Soekarno semakin menonjol ketika ia terlibat dalam Kongres Pemuda II pada tahun 1928, yang menghasilkan Sumpah Pemuda, sebuah deklarasi penting untuk mengedepankan persatuan, bahasa, dan kebangsaan Indonesia.
BACA JUGA: Warteg Franchise Menjamur di Kota Serang
Ia menjadi juru bicara yang karismatik dan menginspirasi banyak orang.
Namun, perjuangan Soekarno tidak selalu lancar. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), ia ditahan karena menentang kebijakan pendudukan, namun tetap gigih dalam menyuarakan semangat kemerdekaan.
Puncak perjuangannya adalah ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada akhir Perang Dunia II.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno bersama Mohammad Hatta secara resmi memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA: KKM Kelompok 2 Uniba Adakan Perlombaan di Kelurahan Gelem Untuk Peringati 10 Muharram 1445 H
Masa Kepresidenan
Soekarno menjabat sebagai presiden pertama Indonesia dan menyaksikan berbagai tantangan politik dan ekonomi yang dihadapi oleh negara baru ini.
Selama masa kepemimpinannya, ia menerapkan politik luar negeri bebas, mendirikan Gerakan Non-Blok untuk mempertahankan kemerdekaan dan netralitas Indonesia dalam politik dunia yang dipenuhi perang Dingin.
Meskipun banyak mendapat dukungan dari rakyat, masa kepemimpinan Soekarno juga menghadapi kritik dan masalah ekonomi yang serius.
BACA JUGA: Hanya 900 Followers Instagram, Akun Anda Sudah Bisa Centang Biru, Begini Caranya!
Dia juga menghadapi pemberontakan dari kalangan militer dan akhirnya pada tahun 1965, ia digulingkan dari jabatannya setelah peristiwa Gerakan 30 September yang disalahkan padanya.
Soekarno digantikan oleh Soeharto, yang menjadi presiden selama lebih dari dua dekade berikutnya.
Warisan
Meskipun perjalanan politik Soekarno penuh dengan tantangan dan kontroversi, dia tetap dianggap sebagai bapak kemerdekaan Indonesia dan tokoh nasionalis yang berpengaruh.
BACA JUGA: Sejarah dan Perintah Puasa Asyura Beserta Hukumnya yang Dianjurkan Bagi Umat Muslim
Karismatik, berani, dan visioner, Soekarno meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah bangsa ini.
Pengaruhnya masih terasa hingga saat ini dalam bentuk simbolik maupun institusional.
Bendera Merah Putih, lambang Pancasila, dan semangat nasionalisme Indonesia adalah beberapa contoh warisan Soekarno yang abadi.
Kesimpulan
Soekarno adalah sosok yang menginspirasi banyak orang dengan semangat dan perjuangannya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Kehadirannya dalam sejarah bangsa ini menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran tentang keberanian, ketekunan, dan cinta terhadap tanah air.
Walaupun telah tiada, Soekarno tetap hidup dalam hati dan jiwa bangsa ini, sebagai sosok yang tidak hanya mengajarkan tentang perjuangan melawan penjajah, tetapi juga tentang pentingnya kesatuan dan keragaman untuk mencapai cita-cita bersama menuju kemajuan Indonesia yang lebih baik.***