Pemerintah Akui Kecolongan

Pemerintah Akui Kecolongan
TERCEMAR RADIOAKTIF: Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq memantau kawasan Industri Modern Cikande, karena danya temuan radioaktif Cs-137, Selasa (7 Oktober 2025).

BANTENRAYA.CO.ID – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendali Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mengakui kecolongan sehingga radioaktif cessium-137 (Cs-137) yang masuk ke kawasan Industri Modern Cikande.

Tim gabungan saat ini juga mendeteksi sebanyak 14 truk yang tercemar radioaktif Cs-137 dan masih melakukan dekontaminasi.

Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, ditemukannya Cs-137 di kawasan Industri Modern Cikande karena lemahnya kontrol pemerintah dalam menangani Cs-137.

Bacaan Lainnya

“Kalau perizinannya semua sudah terpenuhi, tetapi kontrol kita mungkin agak lewat. Dulu kita enggak pernah membayangkan ada radio nuklir sampai ke kita,” ujarnya di lokasi, Selasa (7 Oktober 2025).

BACA JUGA : Minta Proyek Rp5 Triliun, Ketua Kadin Dituntut 4 Tahun Penjara

Hanif menuturkan, penemuan radioaktif Cs-137 akan menjadi evaluasi KLH/BPLH karena sejak awal pemerintah hanya fokus mengawasi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

“Terkait dengan scrub tentu kami juga melakukan evaluasi, sekarang ini menjadi koreksi kita karena dulu fokusnya menangannya libah B3,” katanya.

Hanif menuturkan, saat ini pemerintah menghentikan impor scrub, baja dan besi sampai perusahaan melengkapi dengan Radioation Portal Monitoring dan Customer Relationship Management System.

“Jadi dua itu kalau sudah dilengkapi baru kami buka impor. Sekarang radioation portal monitoring di seluruh pelabuhan sudah aktif kembali. Bapeten sudah mengembalikan puluhan kontainer yang terkontaminasi Cs-137,” paparnya.

BACA JUGA : Awan Hitam Sebelum Hujan Deras di Kota Serang

Ia mengaku belum mengetahui pasti scrab yang tercemar Cs-137 itu bersumber dari bahan impor atau ada di sumber perlimbahan dalam negeri yang menggunakan alat Cs-137.

“Jadi itu sedang didalami oleh teman-teman Bareskrim. Namun kedua sisi tersebut dilakukan pendalaman yang sama, tidak menutup kemungkinan dari kedua sumber itu salah satunya,” katanya.

Pihaknya juga menemukan 14 truk kontainer yang terdeteksi tercemar Cs-137 dan sedang dilakukan dekontaminasi oleh tim Gegana Polri.

“Begitu selesai nanti diperbolehkan jalan, hari ini ada lima, kemarin ada enam, lusanya lagi ada tiga, jadi totalnya ada 14 truk. Yang sudah jalan sembilan, tinggal lima lagi yang kita periksa.” ungkapnya.

BACA JUGA : Hari Jadi ke-499, Sinergi dan Kolaborasi Membangun Kabupaten Serang Bahagia

Paparan radiasi Cs-137 terdeteksi di beberapa bagian seperti roda, filter dan bagian lainnya sehingga Gegana Polri terpaksa membongkar demi melakukan dekontaminasi.

“Filternya diganti yang baru. Yang terkena kontaminasi akan dibawa menggunakan drum dan dibawa ke PT PMT (Peter Metal Technology),” jelasnya.

Tim gabungan juga melakukan penyegalan kembali ke tempat yang tercemar radioaktif cesium-137 (Cs-137) di Desa Barengkok, Kecamatan Kibin dan lokasi tersebut menjadi zona merah.

“Jadi kita mengamankan lokasi ini, jangan sampai masyarakat maupun lingkungan terkena dampak. Ini pembatas untuk memastikan bahwa area ini sudah diproteksi, sudah diamankan,” ujar Hanif.

BACA JUGA : Minta Proyek Rp5 Triliun, Ketua Kadin Dituntut 4 Tahun Penjara

Ia menjelaskan, pada area tersebut paparan radiasi berjumlah 1 milisievert per jam sehingga dinilai membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar.

“Karena di dalam itu sudah terukur sekitar 1 milisievert per jam. Nah itu sudah termasuk tinggi sekali, karena batasnya aman ya itu hanya 0,04 mikrosievert,” katanya.

Diketahui, cesium-137 adalah isotop radioaktif dari unsur cesium yang terbentuk dari fisi nuklir, seperti dalam reaktor nuklir atau uji coba senjata nuklir.

Zat ini berbahaya karena memancarkan radiasi beta dan gamma, serta mudah larut dalam air sehingga dapat menyebar di lingkungan dan masuk ke rantai makanan.

BACA JUGA : Yuk Beli ORI028 di Bank BJB, Pilihan Investasi yang Dijamin Negara

Cesium-137 memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun dan dapat menyebabkan kerusakan sel, penyakit serius, bahkan meningkatkan risiko kanker pada manusia.

Sementara itu, Direktur Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir Bapeten Lukman Hakim mengatakan, dampak paparan radiasi Cs-137 bisa menyebabkan penyakit berbahaya pada manusia.

“Yang saya khawatirkan itu terhisap oleh tubuh, selama 20 tahun itu bisa menyebabkan kanker. Yang penting mereka jangan masuk area yang terpapar, kalau hanya lewat dari jalan masih aman,” ujarnya. (andika)

Pos terkait