Perihal Sejarah Kota Mati

Oleh : SUPADILAH ISKANDAR

Dalam sekejap, kota Wuhan seketika menjadi kota hantu yang membuat bulu kuduk masyarakat dunia merinding. Seluruh warga Wuhan (11 juta jiwa) dicap sebagai manusia-manusia zombi pembawa maut. Dapatkah kota Wuhan, yang direncanakan China sebagai “jalur sutera” itu kemudian mentransformasi diri pasca Covid-19 ini? Saya kira, terlampau dini untuk mengklaim Wuhan menjadi “kota mati”, meskipun tidak sedikit kota-kota dunia dari abad ke abad, yang kemudian lumpuh total dan semakin ditinggal oleh para penghuninya.

Kita bisa menyebut beberapa contoh dari kota-kota mati berikut ini. Di antaranya kota Beichuan di China. Pada dasawarsa lalu (2008), kota itu dilanda gempa bumi yang menewaskan 1.000 korban jiwa. Karena lapisan buminya diprediksi rentan bencana, maka kota itu pun akhirnya ditinggalkan oleh penduduknya. Di California juga ada kota Bodie, yang dulu menjadi kota tambang emas, tetapi kemudian ditinggalkan penghuninya lantaran kandungan emasnya telah habis (bagaimana dengan Freeport?). Selain itu, ada kota Craco, Italia, yang sudah berdiri sejak abad ke-8 Masehi, tapi kemudian penghuninya hengkang berduyun-duyun akibat dilanda gempa bumi.

Ada lagi kota yang ditinggalkan penghuninya akibat keteledoran (teknologi) manusia secara langsung, misalnya Pripyat di Ukraina, yang dilanda kebocoran reaktor nuklir (Chernobyl). Padahal, kota itu masih muda, dan baru berdiri belasan tahun sebelum kehancurannya (1970). Kota itu kemudian dikosongkan dari penduduknya (1986) yang sudah mencapai 50.000 jiwa.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button