PKM Uniba dampingi Pelaku UMKM

1 3
Tim PKM Uniba foto bersama usai melakukan pengabdian kepada masyarakat.

BANTEN RAYA.CO.ID – Tim Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Bina Bangsa (Uniba) melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Sapu, di Desa Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang.

BACA JUGA : Kelompok 62 KKM Uniba Berikan Layanan Kesehatan

Tim PKM tersebut terdiri dari tiga orang dosen tetap yaitu Encep Saefullah, Ketua Tim PKM Ahmad Mukhlis dan anggota Tim PKM Dedy Khaerudin sebagai peraih dana hibah DIPA Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI Tahun Anggaran 2023.

Bacaan Lainnya

Kegiatan tim PKM yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Desa Sindangheula. Mitra dalam program ini adalah Pemerintah Desa Sindangheula sebagai Mitra Kerjasama, BUMDes Sindangkarya dan pelaku UMKM Sapu yang merupakan unit usaha BUMDes Sindangkarya sebagai mitra sasaran.

Kegiatan ini merupakan salah satu tahapan dari pelaksanaan kegiatan Program PKM selama kurang lebih delapan bulan, dimulai dari bulan Mei 2023dan berakhir di bulan Desember 2023 mendatang.

Menurut Ketua Tim PKM Encep Saefullah, roadmap kegiatan PKM ini dibagi menjadi empat tahap pelaksanaan, yaitu analisis situasi dan kondisi mitra dimana, dimana tim PKM melaksanakan kunjungan ke lapangan dan koordinasi dengan mitra; identifikasi masalah mitra, pengumpulan data dan verifikasi data pelaku UMKM sapu.

Termasuk study literatur yang mendukung terhadap pelaksanaan kegiatan PKM ini, Focus Group Discussion (FGD) dengan mitra untuk jadwal pelaksanaan PKM, dan melakukan sosialisasi PKM ke mitra.

Tahap kedua adalah persiapan dan transfer Ipteks, pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdi adalah pembuatan website UMKM Sapu Desa Sindangheula; pembuatan modul untuk bahan materi pelatihan dan pendampingan, pembuatan mesin pemotong lidi untuk menunjang proses produksi, berikut video tutorial penggunaannya.

Selanjutnya tahap ketiga yaitu pelatihan dan pendampingan, pada tahapan ini pelaksanaannya dibagi menjadi empat materi yang menjadi fokus pengabdian, yaitu pengelolaan manajemen usaha, optimasi digital marketing, pemrosesan pendaftaran merk dagang dan penerapan teknologi tepat guna (TTG) dalam proses produksi termasuk praktek pemotongan lidi sebagai bahan baku sapu menggunakan mesin pemotong.

“Terakhir adalah tahapan evaluasi dan keberlanjutan program. Pada tahap ini tim pengabdi melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap implementasi kegiatan yang sudah dilakukan dan melakukan penyebaran kuisioner, terhadap mitra dengan target pada mitra berupa; peningkatan pengetahuan dan keterampilan manajemen usaha, digital marketing dan penggunaan mesin pemotong lidi sebagai bagian dari transfer TTG minimal 80%.

“Untuk mengukur target ini tim pengabdi melakukan uji t-Test dari penyebaran kuisioner pertama (pre-test), yaitu sebelum dilakukan pelatihan dan pendampingan dan kuisioner kedua (post-test) yaitu setelah diberikan pelatihan dan pendampingan,” ujarnya. ***

Pos terkait