CILEGON, BANTEN RAYA- Banjir setinggi 80 centimeter (cm) lebih melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Pulomerak pada Selasa (17/1/2023) pukul 07.00 hingga 12.00 WIB. Banjir terjadi akibat intensitas hujan tinggi, buruknya saluran drainase serta wilayah yang memiliki dataran rendah.
Berdasarkan catatan Relawan Kebencanaan Kota Cilegon, banjir yang terjadi mengakibatkan 385 rumah terendam di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak. Tersebar di Lingkungan Baru, RT 01/RW 04 sebanyak 167 rumah dengan ketinggian 50 cm, di Lingkungan Baru RT 02/RW 04 sebanyak 170 rumah dengan ketinggian air 50 cm, di Lingkungan Bumi Waras RT 03/RW 03 sebanyak 2 rumah, dan di Lingkungan Batu Bolong RT 01/RW 01 sebanyak 46 rumah dengan ketinggian 80 cm.
Untuk di Lingkungan Wilulang, Kelurahan Lebak Gede, Kelurahan Pulomerak satu rumah mengalami pergerakan tanah.
Selanjutnya, air yang datang dari perbukitan wilayah Pulomerak juga merendam ribuan kendaraan roda dua milik karyawan di Kawasan Proyek PLTU 9 dan 10 Suralaya, Kelurahan Suralaya. Serta, air juga menggenang di Kawasan Pelabuhan Indah Kiat sebagai salah satu pelabuhan bongkar muat internasional.
Kepala BPBD Kota Cilegon Nikmatullah menjelaskan, Kota Cilegon saat pagi hari dilanda hujan merata. Namun, intensitas sangat tinggi terjadi di Kecamatan Pulomerak. Buruknya saluran drainase yang ada di lokasi kejadian termasuk juga kawasan proyek dan pelabuhan membuat debit air besar saat hujan tidak bisa langsung mengalir ke laut.
“Hujan merata, tapi memang di Pulomerak lebih tinggi dibanding lainnya. Sebelumnya itu memang di sana ada drainase besar. Namun, karena ada proyek maka terhalang airnya langsung ke laut,” katanya usai meninjau lokasi.
Nikmatullah menambahkan, kondisi kawasan perbukitan yang gundul dan sudah rata juga membuat air tidak menyerap ke tanah dan langsung menuju ke pemukiman dan kawasan proyek.
“Itu kan karena ada bukit yang sudah dipaculi (diratakan), jadi air tidak terserap maksimal,” ujar Nikmatullah seraya mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah plastik ke saluran drainase, lantaran membuat aliran air menjadi tersendat dan meluap ke pemukiman.
Hal sama disampaikan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cilegon Fathurrohman. Menurutnya, untuk kawasan di Suralaya tidak terjadi banjir karena sebelumnya ada perumahan PLN yang memiliki drainase sangat baik, sehingga air lancar. Namun sekarang karena direlokasi dan diratakan, maka drainase tidak maksimal.
“Jadi sebelumnya itu drainase sangat baik kondisinya, sekarang sudah tidak lagi. Termasuk di pemukiman juga karena tersumbat maka tidak bisa menyerap,” ujarnya.
Faturrohman menyampaikan, sebanyak 18 anggota BPBD Kota Cilegon dikerahkan untuk membantu penyedotan air dengan alkon.
“Kami bagi tiga unit untuk mempercepat air surut dengan alat penyedot,” jelasnya.
Nina, warga sekitar mengungkapkan, banjir sebenarnya sudah terjadi sejak pukul 06.00 WIB. Saat itu air sudah meluap ke jalan utama di Jalan Suralaya Baru.
“Jadi 06.30 WIB itu saat saya berangkat kerja ban mobil angkot itu sudah terendam. Banyak juga yang sudah mogok di jalan,” pungkasnya. (uri)