BANTENRAYA.CO.ID – Ratusan pedagang kaki lima (PKL) kembali digiring ke dalam Stadion Maulana Yusuf (MY) Ciceri, Kota Serang, Kamis (27 Februari 2025).
Penertiban ulang ini dilakukan lantaran ratusan PKL kembali merangksek keluar pagar tembok Stadion MY.
Imbasnya kondisi tersebut membuat akses transportasi di jalan depan Stadion MY kendaraan menjadi macet. Tak hanya itu, ratusan gerobak PKL menimbulkan kekumuhan, sehingga tak indah dipandang mata.
Pantauan di Banten Raya di lokasi, penertiban ratusan PKL dilakukan oleh petugas gabungan yang terdiri dari Disparpora Kota Serang, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Serang, dan Koramil Kecamatan Serang.
Dukung Mitra Usaha, Bank BJB Hadirkan BJB Kado Merchant
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang Zecka Bachdi mengatakan,
ratusan PKL digiring ke dalam Stadion MY, karena menyebabkan kekumuhan dan kemacetan lagi di jalan depan Stadion MY.
“Kemarin sempat digeser ke dalam Stadion MY selama dua bulan, ternyata menjelang puasa Ramadan ini mereka balik lagi ke luar meresahkan masyarakat,” ujar Zecka, kepada Banten Raya.
Dalam menertibkan ratusan PKL ke dalam Stadion MY, Disparpora Kota Serang berkolaborasi dengan instansi terkait.
Roda Dua Pelanggar Lalin di Perempatan Kepandean
“Hari ini kita dibantu oleh Koramil Serang, dan Satpol PP, untuk sama-sama menggiring kembali ke lokasi yang sudah ditentukan,” ucap dia.
Ia menuturkan, ratusan PKL usul agar bisa diizinkan berjualan di luar pagar tembok Stadion MY selama Ramadan, karena di dalam sepi pembeli.
“Para PKL komplain lokasi tempat jualan di dalam Stadion sepi, karena dekat makam,” tuturnya.
Zecka menerangkan, ratusan pedagang bakal ditempatkan di depan kios yang bermasalah hukum.
“Sementara waktu di sana dulu di dekat kios yang bermasalah.
Nanti setelah lebaran akan diadakan lagi rapat lagi dengan tujuh OPD terkait untuk memutuskan seperti apa tindakannya setelah lebaran,” terang Zecka.
Ia mengaku akan mengkonsep tempat di dalam Stadion MY yang akan dijadikan sebagai titik berkumpunya para pedagang.
“Ketika warga nyari takjil cuma di satu titik aja. Tapi kalau didiamkan saja banyak komentar negatif macet segala macam,
Dukung Mitra Usaha, Bank BJB Hadirkan BJB Kado Merchant
makanya dari hasil diskusi dengan Walikota dan Pak Sekda jadi mereka balik lagi ke dalam agar akses jalan kembali lancar,” tandas dia.
Salah seorang pedagang salad, Ana mengatakan, pihaknya menginginkan bisa berjualan di luar pagar tembok Stadion MY selama bulan Ramadan, agar kembali mendapatkan modal buat usaha di dalam Stadion MY.
“Pengennya selama Ramadan jualan di luar lagi, karena lebih rame. Kalau di dalam modal aja nggak balik,” ujar Ana.
Selama dua bulan jualan di dalam Stadion MY, ia mengaku, selalu nombok karena sepi pembeli. “Kita abis-abisan selama dua bulan di dalem. Tekor,” ucap dia.
Pilkada Kabupaten Serang Diulang, Butuh Dana Rp46 M
Ana sepakat direlokasi ke dalam Stadion MY lagi, namun di momen Ramadan tahun ini, pihaknya memohon diberikan kesempatan untuk bisa jualan di luar pagar tembok Stadion MY agar memiliki modal buat jualan di dalam Stadion MY lagi.
“Setuju mah setuju aja tapi minta waktu buat balik modal. Karena benar-benar udah habis, yang lain malah sampe jual sepeda motor, jual hape,” tuturnya.
Alasan Ana meminta jualan lagi di luar tembok Stadion MY, karena momen Ramadan selalu ramai pengunjung.
“Selama Ramadan aja karena kan rame namanya dipinggir jalan. Orang kan sambil nyari takjil,” beber Ana.
Ia menyebutkan, penghasilan per hari selama dua bulan jualan di dalam Stadion MY anjlok drastis. “Kadang enggak nyampe 100 ribu sehari. Pernah dapat Rp 17 ribu, pernah nggak dapet sama sekali,” akunya.
Berbanding terbalik jika jualan di luar pagar tembok Stadion MY, pendapatan per harinya melonjak berkali-kali lipat.
“Kalau di luar bisa sampe 500 ke atas. Misalkan modal 300 kalau kita dapet nggak nyampe 100 ribu nggak balik modal bisa nombok,” ujarnya. (harir)