Trending

Sejarah Hari Santri Nasional: Kiprah Kaum Sarungan dengan Resolusi Jihad sebagai Tombak Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Pemerintah Indonesia waktu itu menyetujui karena berpikir bahwa dengan begitu pengakuan kemerdekaan dan sebagai negara pemenang perang dunia ke dua bisa diterima oleh pihak sekutu, mengingat Indonesia baru memproklamirkan kemerdekaanya.

Namun sayangnya, respon baik Indonesia malah dihianati. Hal ini terbukti dengan pasukan Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) diam-diam menyelundupkan pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) ke tanah air.

BACA JUGA: Bukan Kaleng-Kaleng, Ini Pesantren Kharismatik di Jombang Didirikan Oleh Mustasyar NU

Gerak-gerik penyelundupan pasukan Belanda itu mulai tercium oleh bangsa Indonesia yang mengakibatkan para laskar di berbagai daerah bersiap-siap angkat senjata manakala terjadi pertempuran.

Situasi dan kondisi dalam negeri yang mulai memanas, akhirnya Bung Karno mengutus bawahannya untuk datang ke pondok pesanteren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur demi bertemu dengan KH. Hasyim Asy’ari.

Di sana diberitakan melalui utusannya, Bung Karno meminta pendapat kepada KH. Hasyim Asy’ari mengenai hukum membela negara Indonesia, yang notabene bukanlah negara agama. Hal ini dilakukan Soekarno karena situasi dalam negeri yang terlihat goyah setelah penyelundupan tantara Belanda yang dilakukan sekutu Inggris.

Ditambahkan pula, Soekarno menyampaikan kegundahannya bahwa sampai Oktober 1945 belum ada negara lain yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA: Makna Hari Santri di Mata Walikota Serang Syafrudin

Hal tersebut terjadi, karena Belanda menyebarkan propaganda yang berisikan bahwa Indonesia adalah negara fasisme Jepang.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button