BANTENRAYA.CO.ID – Media Sosial kini dihebohkan dengan adanya dugaan bunuh diri yang dilakukan seorang pelajar asal Malang.
Kejadian bunuh diri itu dilakukan di jembatan Suhat, Kota Malang.
Diketahui bahwa sebelumnya, korban juga sempat ingin bunuh diri pada Agustus 2022.
Namun ia berhasil digagalkan dan langsung diselamatkan oleh petugas di Pos Polisi simpang tiga Universitas Brawijaya.
BACA JUGA: Hotel Murah di Bekasi Paling Istimewa dan Cantik Untuk Staycation
Pada hari Jumat (26/5/2023) pukul 15.30 WIB, ia dilaporkan kembali melakukan aksi bunuh diri di jembatan Suhat.
Kejadian itu dilaporkan oleh seorang perempuan yang menjadi saksi pertama.
Ia menjadi saksi melihat pelajar itu melompat ke sungai.
Anggota kepolisian Polsek Lowokwaru dan Kapolsek Lowoklawu, AKP Anton Widodo langsung mendatangi lokasi kejadian.
Petugas kepolisian pun terkejut saat menemukan pisau cutter dan bercak darah, yang diduga pelajar tersebut memotong urat nadinya sebelum lompat ke sungai.
Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang penyebab mengapa pelajar tersebut nekat bunuh diri.
Relawan Malang Raya dan warga pun langsung menyusuri aliran sungai saat diketahui adanya orang yang lompat dari jembatan.
Jenazah korban ditemukan sekitar pukul 16.20 WIB, yang berjarak 200 meter dari titik lokasi kejadian.
Nyawa korban pun tidak terselamatkan dan langsung di evakuasi untuk dibawa ke RS Saiful Anwar Malang.
BACA JUGA: Cara Membuat Makanan Ringan Basreng, Gurih dan Pedas, Ternyata Mudah!
Percakapan WhatsApp sebelum kejadian
Sebelum kejadian itu, beredar chat WhatsApp antara pelajar (Tito Johani) dengan seorang terapis.
Percakapan tersebut diunggah oleh akun Instagram @kelingkis.id pada hari minggu (28/5/2023).
Didalam tangkapan layar percakapan itu, terlihat Tito menanyakan tarif untuk melakukan hipnoterapi.
“Mau bertanya kalo mau terapi hipnoterapi begitu harganya berapa nya pak?” tanya Tito.
BACA JUGA: Tempat Wisata Terbaik di Madiun Paling Cantik dan Terhits Saat Ini
Sang terapis pun menanyakan apa keluhan yang dialami Tito.
Setelah menanyakan keluhannya, diketahui Tito mengalami masalah kesehatan mental dan gangguan tidur selama 3 tahun terakhir.
“Excessive anxiety di pagi hari, insomnia berat, sering menangis tiba-tiba tanpa alasan, sering terbesit untuk melakukan bunuh diri, sering melamun, sering narik rambut, sering merasa nggak ada energi, merasa nggak nyaman dan sering merasa nggak tenang,” lanjut Tito.
Menanggapi hal tersebut, terapis pun memperbolehkan Tito untuk membayar seikhlasnya saja.
Tito mengatakan kalau ia akan mengabarinya lagi kalau jadi untuk ketempatnya.
BACA JUGA: Tempat Wisata Tercantik di Nganjuk Yang Jadi Rebutan Banyak Pengunjung
Tidak diketahui kapan terjadinya percakapan itu berlangsung.
Unggahan tersebut memancing banyak komentar dari netizen.
“Dan masih ada orang uang ngeremehin penyakit axiety katanya lebay,” tulis @indra41w.
BACA JUGA: Profil Dona Ratna Sari atau DRS Kabid Dispenda yang Diduga Digrebek Ngamar dengan Wabup Rokan Hilir
“Saya rasa kunci utama disini adalah ‘insomnia berat’ dan merambat ke hal lain,” kata @taufikyunanmaulana.
“Jadi waktu istirahatnya memang kurang sehingga menjadi beban mental, saya pernah 2 hari ga tidur karna suatu alasan memang ciri-ciri tubuh persis seperti adek ini tapi karena memang bukan kebiasaan saya untuk begadang jadi ga berlanjut,” lanjutnya.
“Kalau curhat sama Allah blom cukup, mending ke psikiater dikasih obat trs terapi, daripada bundir,” tulis akun @da_nendraa1.***