BANTENRAYA.CO.ID – Kontroversi yang melibatkan Panji Gumilang, selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, terus bergema di masyarakat.
Sejak insiden shalat Idul Fitri 1444 H yang memunculkan kontroversi tentang pondok pesantren tersebut, media sosial diramaikan dengan beragam perdebatan soal Panji Gumilang.
Salah satu isu yang banyak dicari oleh warganet adalah video skandal yang melibatkan Panji Gumilang dengan salah satu karyawannya, Kartini.
Pondok Pesantren Al-Zaytun telah dicap sesat oleh sebagian masyarakat, dan pimpinan sering menuai kontroversi dengan ajakan menyanyikan lagu bangsa Yahudi dan masalah sumber dana pesantren.
Baru-baru ini, isu terbaru mencuat bahwa Panji diduga sering melakukan pelecehan seksual terhadap karyawan perempuan Pondok Pesantren Al-Zaytun, termasuk Kartini.
Dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi, Kartini berbagi pengalaman pahitnya dan mengungkapkan bahwa dirinya diminta untuk melayani Panji sejak tahun 2018 hingga 2020.
Sambil meneteskan air mata, Kartini menceritakan pengalaman traumatisnya melalui video call.
Leny Siregar, yang mendampingi Kartini dalam acara live tersebut, juga memiliki beberapa bukti yang menunjukkan dugaan pelecehan seksual oleh Panji.
Salah satu buktinya adalah video skandal yang menampilkan sosok yang mirip Panji Gumilang masuk ke kamar korban.
Dalam video tersembunyi tersebut, sosok yang mirip Panji Gumilang tampak menggunakan masker dan kaca mata.
Video tersebut menunjukkan kartini yang sedang batuk dan sedikit pilek, kemudian sosok yang mirip Panji Gumilang tersebut berkata, “belum bisa dong.”
Ucapan tersebut menjadi sorotan dan pertanyaan bagi warganet dan masyarakat Indonesia.
BACA JUGA: Berkali-kali Membangkang, Pemkab Serang Kabulkan Permintaan Pemilik Kandang Ayam Ilegal
Hingga saat ini, video skandal mirip Panji Gumilang tersebut tersebar di media sosial dan banyak dicari warganet.
Video skandal mirip Panji Gumilang dan Kartini tersebut diunggah oleh akun TikTok @nangbosok, atau bisa KLIK DI SINI untuk menyaksikan.
Warganet masih mencari kebenaran dan memperbincangkan isu pelecehan seksual yang menimpa Kartini dan karyawan perempuan lainnya di Pondok Pesantren Al-Zaytun.
Situasi ini menimbulkan keprihatinan dan seruan untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Panji.
Peristiwa ini menjadi perhatian publik dan menjadi tantangan serius bagi pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini demi mencari keadilan bagi para korban yang telah mengalami dampak traumatis akibat dugaan pelecehan tersebut.***