PANDEGLANG, BANTEN RAYA – Bencana kekeringan tengah mengancam Desa Bojongmanik, Kecamatan Sindangresmi. Bahkan aliran Sungai Cilemer sebulan terakhir ini volumenya menyusut dan sudah tidak bisa mengaliri areal pewasawan warga.
Kepala Desa Bojongmanik, Sukri, membenarkan petani di desanya mulai kesulitan air untuk kebutuhan tanaman padi. Namun kata Sukri para petani berupaya agar sawah mereka mendapat pasokan air Sungai Cilemer yang sudah mengering.
“Memang sudah sulit air mendapatkan air bersih juga air untuk sawah. Ada air sungai juga sudah mulai kering dan jadi andalan warga kami,” kata Sukri, Selasa (20/8).
Baca Juga : Sungai Cibanten di Kasemen Kota Serang Surut
Sukri menambahkan, bencana kekeringan biasa terjadi saat memasuki musim kemarau.
Para petani menurutnya hanya bisa berharap segera turun hujan lantaran berharap bantuan pemerintah sangat sulit.
“Kalau masuk kemarau, pasti air sulit didapat. Petani kami mengandalkan air hujan. Idealnya ada pompanisasi dari pemerintah,” ujarnya.
Baca Juga : Pemkab Lebak Buka 84 Formasi CPNS, 2 untuk Disabilitas
Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Nasir M Daud membenarkan, ribuan hektare lahan pertanian terancam kekeringan akibat musim kemarau yang mulai terjadi.
Ancaman kekeringan disebabkan oleh peralihan musim dari penghujan ke kemarau.
“Memang, saat ini prediksi kemarau sudah masuk, dan laporan dari teman-teman juga sudah ada. Memang dari data yang sudah ada lebih dari 1.000 hektare lahan terdampak,” kata Nasir.
Baca Juga : Curi Uang BRILink Digunakan Untuk Sewa PSK
Dijelaskannya, ribuan hektare sawah yang terancam kekeringan karena tadah hujan akibat dampak musim kemarau. Dimana di Pandeglang terdapat 22 ribu hektare sawah tadah hujan tersebar di beberapa kecamatan.
“Kebanyakan wilayah atau kecamatan yang mengalami kekeringan ringan hingga berat,” jelasnya.
Dalam upaya mengantisipasi kekeringan, kata Nasir, dengan memberikan bantuan pompa air kepada para petani.
Baca Juga : Harga Bawang Putih Merangkak Naik
Selain itu, dinasnya telah melakukan penelusuran dibeberapa titik yang akan terdampak bencana kekeringan.
“Langkah-langkah yang telah kami lakukan termasuk menelusuri semua titik sawah petani di setiap kecamatan yang terancam kekeringan. Kami juga menyediakan pompa air untuk mengambil air di sungai,” terangnya.
Menurut doktor ilmu pertanian jebolan IPB ini, dinasnya juga tengah mengidentifikasi potensi air permukaan. Jika ditemukan air, kemudian dihibahkan pompa kepada petani yang sawahnya kekurangan air.
Baca Juga : Menjala Ikan di Saluran Irigasi Surut
“Kami siapkan 500 unit pompa air, semata-mata memang untuk mengamankan tanaman yang ada, dan meningkatkan perluasan area tanam untuk menambah pundi-pundi produksi agar kita tidak krisis pangan itu harapan kita dan kondisi saat ini,” ujarnya. ***