PW Ansor Banten Minta Pengasuh Pesantren Beri Pendidikan Demokrasi dan Nasionalisme ke Santri

PW ANSOR BANTEN
Wakil Ketua PW Ansor Banten Kyai Deden Zaenul. (Dok.Pribadi)

BANTENRAYA.CO.ID – Menyikapi dinamika sosial yang terjadi saat ini ditandai dengan maraknya aksi demontrasi di beberapa daerah di Indonesia, Wakil Ketua PW Ansor Banten sekaligus pimpinan Ponpes Al Farhan Cipanas, Kiai Deden Zaenul Farhan menekankan akan pentingnya pendidikan demokrasi.

Wakil Ketua PW Ansor Banten Kiai Deden menekankan pentingnya pendidikan demokrasi, kedamaian, dan nasionalisme bagi para santri di tengah dinamika sosial yang terjadi di Indonesia.

Kiai Deden mengatakan, bahwa pernyataan ini muncul seiring adanya penerapan kebijakan Learn From Home (LFH) di beberapa sekolah sebagai langkah antisipasi dari potensi kerusuhan.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, LFH sejatinya merupakan kebijakan bijak untuk menjaga keselamatan peserta didik.

Namun, dirinya memberi catatan penting bahwa kebijakan ini bisa menimbulkan tafsir keliru jika santri menyimpulkan LFH semata-mata akibat aksi demontrasi.

BACA JUGA: Dampak Aksi Demo, Robinsar Larang Pegawai Pemkot Cilegon Pergi Keluar Kota

“Guru dan pengasuh pesantren harus bisa memanfaatkan momen ini untuk menanamkan pendidikan demokrasi dan nasionalisme. Jangan sampai santri salah kaprah, lalu menganggap demo itu identik dengan kerusuhan,” ujarnya pada Senin, 1 September 2025.

Ia menekankan, santri agar dibimbing memahami perbedaan antara demonstrasi yang damai dan kerusuhan yang dapat merugikan masyarakat.

Pertanyaan kritis seperti apakah nyaman hidup dalam kekerasan, siapa yang dirugikan, dan dampak kerusuhan terhadap cita-cita bangsa menjadi bagian dari pendidikan karakter.

Dirinya juga mengingatkan bahwa tidak semua informasi yang tersebar di ruang publik Indonesia adalah benar.

BACA JUGA: FKSS Kabupaten Serang Batalkan Demo, Pilih Audiensi Tuntut Insentif Guru Swasta

“Santri harus bisa memilah mana fakta dan mana hoaks, agar tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang menyesatkan,” jelasnya.

Lebih jauh, Ia menekankan bahwa mimpi besar Indonesia hanya bisa tercapai jika generasi muda tumbuh dengan jiwa nasionalisme dan kedamaian.

“Kekerasan dan kerusuhan justru akan menghambat cita-cita bangsa,” tegasnya.

Kiai Deden Zaenul Farhan menekankan, pentingnya santri memahami bahwa menyampaikan kebenaran berbeda jauh dengan menyebarkan kekerasan.

BACA JUGA: My Troublesome Star Episode 5 Sub Indo: Spoiler Lengkap dengan Link Nonton Full Movie

Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi, namun akan kehilangan maknanya jika ditunggangi anarkisme.

Santri, menurutnya, harus diyakinkan bahwa kedamaian adalah jalan indah menuju masa depan yang cerah. Kekerasan tidak akan memberi ruang bagi lahirnya harapan dan cita-cita bangsa.

Sejak dulu menanamkan jiwa nasionalisme pada santri. Nilai cinta tanah air, kepedulian terhadap bangsa, dan kedamaian telah tertanam kuat, menjadi fondasi untuk membentuk karakter generasi muda yang kritis, bijaksana, dan bertanggung jawab.

“Ponpes bukan hanya mendidik soal ilmu agama, tapi juga soal menjaga bangsa. Tradisi menanamkan nasionalisme sejak dulu ini harus terus diwariskan, termasuk dalam menghadapi dinamika sosial sekarang,” ujarnya.

BACA JUGA: Rumah Zakat Berangkatkan Relawan Kemanusiaan untuk Menembus Blokade Gaza

Ia mengajak guru dan pengasuh memanfaatkan kebijakan LFH bukan hanya sebagai aspek teknis, tetapi sebagai peluang mendidik karakter santri.

“Dengan begitu, santri dapat memahami demokrasi, menolak kekerasan, dan tetap menumbuhkan rasa cinta tanah air,” tukasnya.

Di akhir pernyataannya, Kyai Deden Farhan menegaskan bahwa generasi muda adalah para penerus bangsa.

“Jika santri tumbuh dengan keyakinan bahwa kedamaian dan nasionalisme adalah jalan, maka Indonesia akan selalu memiliki harapan besar untuk masa depannya,” pungkasnya.(yoga)***

Pos terkait