Puasa Syawal Atau Puasa Ganti Dulu? Simak Penjelasannya dan Tata Cara Puasa Syawal

Pelaksanaan puasa Tasua dan puasa Arafah 2023. (Pixabay/pinterastudio)
Pelaksanaan puasa Tasua dan puasa Arafah 2023. (Pixabay/pinterastudio)

BANTENRAYA.CO.ID –  Puasa syawal dapat diamalkan seluruh umat muslim mulai dari 2 Syawal setelah Idul Fitri.

Anjuran berpuasa Syawal tidak boleh dilakukan pada 1 Syawal karena hari tersebut puasa apapun diharamkan karena sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Dalam hadist Rasulullah menyebutkan, bahwa orang yang berpuasa Ramadhan kemudian disambung puasa Syawal maka akan memperoleh pahala senilai puasa satu tahun.

Bacaan Lainnya

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).

Anjuran ini boleh dilakukan atau pun tidak oleh semua umat muslim.

Islam membebaskan seluruh umat muslim untuk melakukan kebaikan dengan memperbanyak ibadah tidak sebatas mengerjakan kewajiban dan menjauhi larangan Allah SWT.

Salah satu anjurannya yakni berpuasa Syawal selama 6 hari setelah Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri.

Imam Nawawi dalam kitab Syarah an-Nawawi memberikan penjelasan yang bisa diterima oleh akal, tentang pahala puasa Ramadhan dan 6 hari pada bulan Syawal bisa menyamai pahala puasa selama satu tahun.

Dalam kitabnya mengatakan,

قال العلماء وانما كان ذلك كصيام الدهر لان الحسنة بعشر امثالها فرمضان بعشرة أشهر والستة بشهرين

Artinya, “Berkata para ulama, alasan (puasa Ramadhan dan 6 hari pada bulan Syawal) bisa menyamai pahala puasa selama satu tahun, berdasarkan bahwa satu kebaikan (puasa) menyamai sepuluh kebaikan, dengan demikian bulan Ramadhan menyamai sepuluh bulan, dan 6 hari (puasa di bulan Syawal) menyamai dua bulan lainnya.” (Imam Nawawi, Syarah Muslim, juz 8, h. 56).

Lalu, bagaimana untuk para wanita dan lainnya yang memiliki tanggungan puasa Ramadhan? Apakah boleh menjalani puasa Syawal?

Dikutip dari laman islam.nu.or.id, begini penjelasannya:

Imam ar-Ramli dalam kitabnya Fatawa ar-Ramli, pernah ditanya tentang seseorang yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan dan diganti pada bulan Syawal, apakah dia mendapatkan pahala qadha’ dan pahala 6 hari bulan Syawal, Imam ar-Ramli menjawab:

فأجاب: بأنه يحصل بصومه قضاء رمضان وإن نوى به غيره ويحصل له ثواب ستة من شوال وقد ذكر المسألة جماعة
من المتأخرين

Artinya, “Maka Imam ar-Ramli menjawan: Dia mendapatkan pahala qadha’ Ramadhan bersama puasa 6 hari bulan Syawal, meskipun dengan niat lainnya. Dia juga mendapatkan pahala 6 hari bulan Syawal. Masalah ini telah disampaikan oleh para ulama generasi akhir (kontemporer)” (Imam ar-Ramli, Fatawa ar-Ramli, juz 2, h. 339).

Sebaiknya dianjurkan untuk mendahuluan puasa Qadha terlebih dahulu, namun boleh dengan niat mengganti dan juga puasa Syawal.

Sehingga dengan puasa Qadha atau mengganti puasa dapat sekaligus mendapat pahala puasa Syawal.

Nah, bagaimana dengan tata cara berpuasa Syawal?

Sama seperti pada tata cara puasa lainnya dengan menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Berikut adalah lafal niatnya yang dibaca pada malam hari,

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Aku niat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala”

Itulah sedikit informasi mengenai tata cara dan niat puasa Syawal. Semoga bermanfaat!***

Pos terkait