SERANG, BANTEN RAYA- Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (LAKPESDAM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Serang menggelar Ngaji Kebangsaan di Kanwil Kemenag Ri Provinsi Banten, Kamis, 20 Oktober 2022.
Dalam Ngaji Kebangsaan itu, LAKPESDAM PCNU Kota Serang mendorong inklusifitas dalam beragama dan kesalehan sosial di masyarakat. Ini dilakukan sebagai upaya mencegah ekstremisme dan radikalisme yang selalu menunggangi isu agama dalam setiap kampanye gerakan.
Ketua LAKPESDAM PCNU Kota Serang Akbarudin menyampaikan, di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang multi dimensi dengan tanpa mengesampingkan prinsip aqidah, umat Islam Indonesia harus didorong inklusif dalam beragama dan menerima perbedaan dalam kehidupan sosial.
Inklusif dalam beragama berarti memberikan hak dan ruang hidup bagi umat beragama yang berbeda keyakinan dengan kita dengan tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip aqidah yang diyakini kebenarannya.
“Sebagai Lokomotif ide dan gagasan dalam tubuh harakah para ulama Nahdliyah di Indonesia, LAKPESDAM PCNU Kota Serang memiliki kewajiban dalam mendorong Islam rahmatan lilalamin, inklusifitas beragama dan kesalehan sosial umat Islam Indonesia,” ujar Akbar.
Akbar mengingatkan, sebagai warganegara Indonesia, umat beragama yang diakui statusnya oleh negara memiliki hak dan kewajiban yang melekat secara otomatis. Warga yang berbeda keyakinan juga punya hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara Indonesia, termasuk di dalamnya hak mendirikan rumah ibadah yang harus tunduk dengan aturan perundang-undangan.
“Sebagai agama rahmatan lil alamin, warganegara, sekaligus pemeluk agama Islam yang patuh dan taat, umat islam Indonesia tentu harus menjadi contoh kesalehan sosial dalam bermasyarakat,” ujar Akbar.
Islah Bahrawi dari Jaringan Moderat Indonesia yang menjadi narasumber dalam Ngaji Kebangsaan menyampaikan, konflik dan perang di dunia yang menyebabkan kesengsaraan dan kemelaratan ekstrem didalangi oleh ideologi yang selalu membawa-bawa agama dalam setiap kampanye kepentingan.
Menurut dia, konflik yang hari ini terjadi di berbagai belahan dunia Islam selalu mengatasnamakan agama dan punya pertalian erat dengan kepentingan politik.”Jadi agama cuma jadi alat kepentingan politik dan kekuasaan agar orang mau bergerak,” katanya.
A’wan PBNU KH Matin Syarkowi mengatakan, umat Islam Indonesia jangan sampai terjebak oleh berbagai propaganda ideologi ekstrem dan keras yang ada saat ini. Dia juga mengingatkan pemerintah untuk selalu aktif dalam membina umat agar terhindar dari paparan ideologi radikal dan ekstrem.”Pesan untuk negara, pemerintah jangan main-main dalam menangani terorisme dan radikalisme,” ujarnya. (tohir)