BANTENRAYA.CO.ID – Anak mantan Presiden RI Soekarno yakni Kartika Sari Dewi Soekarno menyebut mantan Wakil Presiden RI Adam Malik Batubara sebagai pengkhianat.
Perempuan pemilik akun instagram @kartikasoekarnofoundantion itu menyebut Adam Malik sebagai pengkhianat mengomentari status akun instaram @potolawasofficial.
Sontak komentar Kartika Soekarno yang menyebut Adam Malik sebagai Traitor atau penghianat itu mendapat reaksi keras dari sejumlah warganet yang keberatan dengan sebutan tersebut.
BACA JUGA: Sinopsis Lengkap Film Buya Hamka Volume I Sampai III, Bakal Tayang Lebaran 20 April 2023
Awalnya akun instagram @potolawasofficial itu mengulas biodata singkat serta perjalanan hidup Adam Malik yang merupakan mantan Wakil Presiden RI ke-3.
Kemudian Kartika Soekarno memberikan komentar singkat terhadap status tersebut. “Traitor (pengkhianat-red),” tulis Kartika dikutip Bantenraya.co.id, Rabu 12 April 2023.
Melihat komentar Kartika itu warganet langsung menanyakan alasan kenapa Kartika menyebut Adam Malik sebagai pengkhianat.
“Dengan dalih apa anda menyebut seorang pahlawan nasional sebagai TRAITOR,” tulis pemilik akun instagram @konohasuperstar.
“Mohon simak bapak ketum @airlanggahartarto_official ini pencemaran nama baik beliau,” kata pemilik akun @dietmtn_deww.
BACA JUGA:
5 Kode Voucher Shopee Hari Ini 10 April 2023, Cashback 17 Persen Cuma di Big Ramadan Sale
Untuk diketahui, Adam Malik merupakan mantan Wakil Presiden RI ke-3. Sebelumnya ia menjabat menteri luar ngeri dan Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pria kelahiran 22 Juli 1917 dan wafat 5 September 1984 itu ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998.
Sementara itu, dikutip dari berbagai sumber, Kartika Sari Dewi Soekarno merupakan anak Presiden RI pertama Sokerno dengan istrinya Ratna Sari Dewi Soekarno.
Kartika dibesarkan oleh ibunya di Paris, Prancis. Ia kemudian meneruskan sekolahnya di Swiss. Setelah lulus dia dan ibunya kembali ke Jepang dan Kartika bekerja sebagai wartawan televisi di Tokyo.
Dia juga bekerja di biro periklanan di New Yorl dan sempat bekerja di sebuah yayasan di Amerika Serikat sebelum mendirikan Kartika Soekarno Foundantion (KSF).***