BANTENRAYA.CO.ID – Masyarakat kini tengah dihebohkan oleh virus antraks yang tengah merebak di daerah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan menjadi viral di TikTok.
Pasalnya virus antraks tersebut sudah menelan banyak korban jiwa. Tradisi brandu atau porak dikatakan menjadi penyebab dari menyebarnya virus berbahaya tersebut.
Brandu atau porak merupakan tradisi menyembelih hewan yang sakit atau mati dan kemudian dagingnya dijual dengan harga murah. Daging dari hewan sakit atau sudah menjadi bangkai itu akhirnya dimakan oleh warga.
Gunung Kidul kini menjadi perhatian masyarakat di internet khususnya TikTok. Berita tersebut menyebar pesat hingga menjadi viral. Namun, apa sebenarnya virus antraks tersebut?
BACA JUGA: NGERI! Suami Bakar Istri dengan Minyak Bensin karena Menolak Berhubungan Intim
Antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini terutama menyerang hewan, khususnya ternak seperti sapi, domba, dan kambing, tetapi juga dapat menginfeksi manusia.
Dilansir dari laman alodokter.com, cara penularan anthrax dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu: kulit (cutaneous), inhalasi, dan gastrointestinal.
Antraks kulit adalah bentuk paling umum dan ditularkan melalui kontak langsung dengan spora (serbuk) dari hewan atau produk hewan yang terinfeksi.
Penyebaran ini paling umum terjadi namun tidak berbahaya. Gejalanya baru berkembang setelah 1-7 hari setelah terkena paparan.
BACA JUGA: Serupa Tapi Tak Sama! 7 Berbedaan Aplikasi Threads dan Twitter yang Wajib Tahu
Gejala yang terjadi diawali munculnya benjolan pada kulit yang disertai gatal. Umumnya pada area leher, tangan dan wajah. Benjolan tersebut kemudian dapat berubah menjadi luka yang nyeri.
Yang kedua adalah antraks inhalasi atau pernapasan. Ia adalah bentuk yang paling parah dan mematikan. Ini terjadi ketika spora tersebut terhirup.
Infeksi ini baru berkembang setelah 7 hari hingga 2 bulan setelah paparan terhadap spora yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang parah, demam, dan syok.
Gejala dari antraks pernafasan diantaranya nyeri saat menelan, demam, nyeri otot, mudah lelah, dada terasa tidak nyaman, sesak napas atau napas pendek, syok dan radang selaput otak (meningitis)
Yang ketiga adalah antraks gastrointestinal atau pencernaan. Cara ini ditularkan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi dari hewan yang terinfeksi.
Gejalan antraks pencernaan baru terjadi sekitar 1-7 hari setelah paparan yang menyebabkan nyeri perut, muntah, diare, demam, sakit tenggorokan, sulit menelan, sakit kepala, BAB berdarah, benjolan di leher dan hilang nafsu makan.
Antraks memang merupakan penyakit yang jarang sekali terjadi. Namun jika sudah mengalami gejala antraks yang sudah disebutkan di atas sebaiknya segera pergi menemui dokter.***