Arina Khasyataki Yonata, Suka Menulis Hingga Tertarik Uji Kemampuan dalam Lomba Jurnalistik

02b82e64 7e15 4460 963c a905c2dbf0bc
Arina Khasyataki Yonata, usai melakukan wawancara kepada narasumber yang menjadi bahan artikelnya beberapa waktu lalu.

BANTEN RAYA.CO.ID – Sekilas dari namanya, pelajar kelas XI yang menuntut ilmu di SMA Islam Terpadu Raudhatul Jannah atau SMAIT RJ Cilegon ini seperti memiliki darah keturunan Jepang.

Namun ternyata, Arina Khasyataki Yonata, dara kelahiran 16 tahun lalu ini merupakan tulen keturunan Nangroe Aceh Darusalam.

Arina tinggal di Cilegon sejak kelas X. Ayahnya yang bekerja di salah satu perusahaan milik negara mengharuskan Arina ikut ke tempat di mana ayahnya dipindah tugaskan.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Di Hadapan Ratusan Siswa SMAIT Raudhatul Jannah, Helldy Akui Sering Telat Terima Kiriman Wesel

Mulai memasuki jenjang SMA, Arina ternyata sangat suka menulis. Beberapa perlombaan menulis artikel telah diikutinya. Hingga ada salah satu ajang lomba yang berhasil ia taklukkan.

“Aku memang suka menulis. Dan berusaha terus belajar mengasah kemampuan. Alhamdulillah, aku pernah juara di lomba jurnalistik yang diadakan pihak swasta. Menulis esai,” katanya seraya tersenyum.

70661753 3bfd 4180 b998 b0c708f44f22
Arina Khasyataki Yonata, bersama rekan-rekannya dan dewan guru SMAIT RJ usai mengikuti FLS3N Tingkat Kota Cilegon, Kamis, 22 Mei 2025.

Saat ini, Arina kembali mencoba kemampuannya di ajang Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional atau FLS3N jenjang SMA yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah atau Kemendikdasmen RI melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Badan Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI).

“Alhamdulillah aku berhasil raih juara 1 FLS3N tingkat Kota Cilegon dalam lomba menulis artikel feature untuk kategori jurnalistik. In Syaa Allah dengan capaian ini, aku akan belajar agar lebih baik lagi,” tuturnya.

BACA JUGA : 4 SMA Terbaik di Kota Cilegon Berdasarkan UTBK 2022, Sekolah Negeri Kalah Kelas?

Arina bercerita, mengikuti lomba di FLS3N cukup menguras energinya. Selain harus fokus membuat hasil karya artikel feature, dirinya juga mengisi hari-harinya dengan kegiatan les dan ekstrakulikuler lainnya.

“Aku ikut KIR (kelompok ilmiah remaja) juga di sekolah,” katanya.

“Tapi Alhamdulillah masih sempat menulis artikel meski kadang hingga larut malam,” sambung Arina.

Menurutnya, menulis membutuhkan kondisi yang rileks dan konsentrasi prima.

“Kadang suka bingung mau mulai tulisan dari mana,” ujarnya tersenyum.

Namun, kondisi seakan memaksanya untuk melawan lelah demi menyelesaikan tulisan yang akan diikutsertakan dalam lomba FLS3N pada 22 Mei 2025.

“Waktunya cukup singkat, soalnya sempat ditolak sama narasumber pertama. Akhirnya harus ganti narasumber lagi,” ucap bungsu dari 3 bersaudara ini.

Untungnya, lanjut Arina, segalanya tampak seperti dipermudah, mulai dari wawancara narasumber hingga bimbingan oleh guru pembimbing di sekolah.

“Tulisan akhirnya selesai tepat waktu. Dan aku bersyukur ternyata bisa dapat juara,” pungkasnya. **

Pos terkait