Bantenraya.co.id- Ongkos politik bagi seorang calon anggota legislatif (caleg) ternyata cukup fantastis.
Hasil liputan tim Banten Raya, diketahui bahwa seorang caleg DPR RI diperkirakan membutuhkan uang Rp2-3 miliar untuk bisa meraup suara maksimal.
Untuk caleg tingkat DPRD kabupaten/kota, ongkos politiknya butuh ratusan juta.
Caleg DPR RI dari Partai Nasdem dapil Serang-Cilegon Furtasan Ali Yusuf saat diwawancara tidak memungkiri adanya biaya besar yang dibutuhkan seorang caleg.
Profil dan Biodata Kim Ochi Berlian Lengkap Agama, Umur, Pacar dan IG
Selain digunakan untuk biaya operasional menemui masyarakat yang akan jadi sasaran pemilih, seorang caleg juga harus mengeluarkan uang untuk sejumlah barang, salah satunya adalah alat peraga kampanye (APK).
Alat peraga kampanye sendiri bentuknya macam-macam dan harganya juga berbeda-beda. Untuk membuat kaos saja, misalnya, memerlukan biaya Rp50 ribu per pcs.
Dia sendiri saat ini sudah membuat 20 ribu pcs kaos yang dibagi-bagikan kepada tim dan pendukungnya.
Furtasan yang pernah nyaleg di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan saat ini nyalon di tingkat DPR RI memperkirakan caleg di tingkat kabupaten/ kota setidaknya akan menghabiskan biaya Rp500 juta.
Deretan Pondok Pesantren Modern Terbaik di Jawa Tengah, Salah Satunya Ada di Jepara
Untuk tingkat provinsi antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar. “Kalau DPR RI ya habislah antara Rp2-3 miliar,” kata Furtasan, Selasa (31 Oktober 2023).
Furtasan tidak menyebutkan secara detail besaran uang itu untuk apa saja.
Namun dia mengatakan, biaya yang paling banyak menyedot anggaran adalah untuk pembuatan APK, makan dan minum saat pertemuan, dan pada saat menjelang hari percoblosan.
Furtasan sendiri baru mulai bergerak secara intens menyosialisasikan diri sebagai caleg DPR RI mulai Juli 2023 lalu.
Berikut 7 Daftar Pondok Pesantren Terbaik di Semarang, Ada yang Sudah Berdiri Sejak Tahun 1953
Furtasan mengaku sudah menghabiskan ongkos politik tersebut kisaran Rp1 miliar.
Apalagi, hampir setiap hari di sela tugas sebagai anggota DPRD Provinsi Banten dan akademisi di Universitas Bina Bangsa dia gunakan untuk menemui masyarakat.
Yang sudah pasti adalah hari libur Sabtu dan Minggu pasti digunakan untuk menemui masyarakat, entah memperkenalkan diri ataupun memperkuat komitmen dengan masyarakat.
Dalam satu hari, dia bisa mendatangi dua sampai dengan tiga titik lokasi dari pagi hingga sore bahkan malam.
“Bayangkan saja kalau satu titik ada 100 orang buat konsumsinya saja sudah berapa. Ya habis lah segitu (Rp1 miliar) kurang lebih ,” katanya.
8 Aplikasi Penghasil Uang yang Terbukti Membayar di Tahun 2023 Secara Gratis, Tanpa Modal!
Tidak hanya harus mengeluarkan biaya pembuatan APK, Furtasan mengatakan ketika memberikan APK kepada masyarakat juga harus disertai dengan biaya pemasangannya.
Bila tidak, APK bisa saja tidak akan dipasang oleh masyarakat.
Furtasan yang merupakan caleg DPR RI daerah pemilihan (dapil) Banten II meliputi Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon ini mengungkapkan, untuk bisa mencalonkan diri sebagai caleg, apalagi berharap menang, membutuhkan usaha yang besar.
Pada kasus caleg DPR RI dapil Banten II, misalnya, hanya tersedia 6 kursi, sementara jumlah suara yang duperebutkan sekitar 2 juta suara atau pemilih, dengan rincian 500 ribu suara ada di Kota Serang, 1,2 juta suara ada di Kabupaten Serang, dan 300 ribu suara ada di Kota Cilegon.
Intip Jumlah Harta Kekayaan Jess No Limit dan Sisca Kohl, Dapat Dari Mana Saja?
“Kalau 2 juta suara dibagi 6 kursi, artinya satu kursi 330 ribu suara, dengan asumsi semua pemilih hadir di TPS saat pencolosan.
Kalau hanya 80 persen yang hadir, maka satu kursi harus didapatkan dengan sekitar 300 ribuan suara,” katanya.
Menurut Furtasan, yang juga kerap ditemui caleg ketika turun ke masyarakat adalah permintaan yang bermacam-macam.
Ada yang meminta alat pemotong rumput, kursi, tenda, dan masih banyak lagi.
Profil dan Biodata Pamela Safitri, Pedangdut dengan Segala Kontroversinya
Permintaan-permintaan itu tentu saja akan lebih membengkakkan biaya yang perlu dikeluarkan caleg.
Dia sendiri akan mempertimbangkan permintaan masyarakat itu apabila memiliki komitmen yang jelas dengan mendukungnya.
Saat ditanya bagaimana apabila tidak terpilih, Furtasan mengatakan, secara pribadi dia sudah menyiapkan mental apabila situasi tidak seperti yang diharapkan.
Namun berdasarkan pengalamannya nyaleg di DPRD Kota Serang dan DPRD Provinsi Banten dan selalu menang, dia optimistis bisa mengambil satu dari enam kursi yang tersedia.
Profil dan Biodata Dinar Candy Lengkap dengan Umur, Tinggi Badan Hingga Kontroversi
Kalaupun tidak memiliki kursi nomor satu, paling tidak dia yakin bisa memperoleh kursi nomor enam.
“Kalau saya berdasakan pengalaman yang ada, maju itu harus menang.
Makanya harus punya perhitungan. Kalau nyalon tapi kalah ngapain? Kalau saya yakin dapetlah, bisa mencuri salah satu kursi yang ada,” katanya seraya menambahkan dia yakin bisa berhasil karena dia memiliki tim, jaringan, dan logistik yang cukup.
Diketahui, saat ini kusi DPR RI dari dapil Banten II diisi oleh Ichsan Soelistio dari PDI Perjuangan, Desmond J Mahesa dari Partai Gerindra, Nuraeni dari Partai Demokrat, Tb Haerul Jaman dari Partai Golkar, Jazuli Juwaini dari PKS, dan Yandri Susanto dari PAN.
Bacaan Doa Qunut Lengkap bahasa Arab, Latin dan Artinya Sangat Mudah Diahafal
Sementara itu, bakal caleg DPRD Banten dapil Cilegon Dede Rohana Putra mengatakan, dirinya sejak awal tahun 2023 sudah mulai sosialisasi dengan mengunjungi masyarakat.
Bahkan, 80 persen undangan masyarakat tersebut dipenuhi. Sekarang untuk hal kunjungan tidak terlalu sulit seperti sebelumnya.
Hal itu karena ada program yang dilakukan sebagai anggota dewan.
Dede mengaku, pada pencalonannya saat ini dirinya menyiapkan separuh anggaran saja, dibandingkan pada pileg sebelumnya.
Gunakan Bahan Bekas, Pemilik Jembatan Kaca The Geong Limpakuwus Banyumas jadi Tersangka
Sebab, jika sebelumnya belum semua warga menjadi sasaran, sehingga akhirnya Ia bisa mendapatkan angka 27 ribu suara atau dua kali lipat dari jumlah bilangan pembagi pemilihan untuk satu kursi.
“Kursi bertambah (4 di dapil Banten 12), seharusnya lebih lenggang dan sekarang lebih murah daripada yang lalu. Kurang lebih biaya operasional Rp1 miliar dan dulu 2 kali lipat.
Tidak perlu mahal-mahal, sudah punya jaringan. Sekarang hampir separuhnya 40 persen dan hampir separuhnya (digelontorkan),” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Dede menyatakan, untuk sekarang dirinya sudah hampir menghabiskan setengah dari anggaran operasional yang disiapkan. Sebagian besar anggaran tersebut hampir 20 persen untuk hadir langsung ke masyarakat.
“Biaya operasional sampai Rp1 miliar, karena proposal banyak dan kita datang memberikan sumbangan, lalu ada APK baliho stiker kalender dan sebabnya.
Paling banyak operasional dan bantu masyarakat dan itu 20 persen dari total anggaran yang diberikan bantuan buat makan minum.
Per pertemuan full 4 titik. Satu titik (habis) Rp2,5 juta. Sabtu dan Minggu itu artinya sudah Rp20 juta per pekan, belum lagi kali 1 bulan atau 4 kali,” ujarnya.
Dede menuturkan, semua yang dilakukan tersebut ikhlas dan untuk masyarakat, sehingga dirinya tidak ambil pusing jika nantinya belum beruntung menjadi wakil rakyat.
Doa Selamat dari Kedengkian atau Penyakit Hati, Lengkap Bahasa Arab dan Terjemahan
“Ikhlas dan buat rakyat, buat masyarakat. Bentuk bantuan dimakan masyarakat kalau misalnya belum ada nasib ini bagian dari ikhtiar sudah diikhlaskan dan mungkin rencana baik dari Allah,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Bacaleg dari PPP dapil II Kecamatan Cibeber-Cilegon yang sekarang menjadi Anggota DPRD Kota Cilegon Iing Mudakir.
Jika sejak didaulat menjadi bacaleg dari PPP ia sudah masif turun ke masyarakat dan memasang APK. Bahkan, tidak sedikit warga yang datang sendiri kerumah untuk memberikan dukungan dan doa.
“Sudah mulai turun ke masyarakat, berapa titik per hari, ada juga yang datang ke rumah, intinya muter tetap dilakukan” katanya.
Iing menjelaskan, dalam setiap pertemuan dengan warga ia bisa menggelontorkan dana operasional hingga Rp3 juta per pertemuan.
“Rp3 juta, diluar reses. Sebab reses itu kewajiban, selebihnya (anggaran) pribadi. Sebab, reses ini nyalon atau tidak itu kewajiban harus tetap dilakukan,” jelasnya.
Iing menyampaikan, sekarang sudah hampir habis separuhnya dari operasional atau cost politik yang disiapkan sebanyak Rp500 juta. Dimana, untuk target sebanyak-banyaknya bisa mendapatkan suara.
“Kurang lebih (Rp500 juta). Ini memberikan ke masyarakat (bentuk pertemuan) sudah hampir habis setengahnya, masih banyak (kebutuhan) sampai hari H,” ujarnya.
Profil Vior Tiktokers Cantik yang Lagi Viral Karena Punya Pacar Tinginnya 203 CM
Terpisah, bakal caleg DPRD Lebak dapil I, Mastur Huda mengatakan, sampai kampanye selesai diperkirakan dapat menghabiskan dana Rp 300 juta lebih.
“Bisa sampai segitu, soalnya kan banyak keperluan pribadi, seperti menyiapkan APK dan lain sebagainya,” katanya.
Mastur mengaku bergerak sejak tahun 2021 dengan cara mempersiapkan simpul-simpul relawan.
“Alhamdulillah saya bergerak sejak dulu, jadi tidak terlalu besar biaya untuk maju di Pileg nanti, relawan solid serta sangat bersemangat untuk memenangkan saya,” ujarnya.
Doa Penangkal Santet Penuh Mistis, Amalkan Ini Ilmu Hitam Tak Mempan
Mastur menuturkan, sejak pertengahan tahun sampai Oktober 2023 biaya yang telah dikeluarkan sekitar Rp150 juta.
“Dikisaran Rp 150 juta lebih sudah habis untuk baliho, sosialisasi, dan kegiatan kepartaian. Paling besar untuk sosialisasi ke masyarakat.
Insya Allah saya optimistis bakal terpilih, doakan saja,” ujar Mastur.
Hampir sama dengan Kabupaten Pandeglang, biaya untuk menjadi caleg DPRD Kabupaten Pandeglang juga mencapai ratusan juta rupiah.
6 Aplikasi Penghasil Uang, Modal Rebahan Bisa Jadi Sultan!
Modal yang dikeluarkan para Caleg yang ingin duduk di kursi DPRD Kabupaten Pandeglang untuk kebutuhan membiayai pembuatan baliho, spanduk, transport tim sukses, hingga sosialisasi kepada masyarakat.
“Berbicara uang memang relatif. Tidak terhitung. Mungkin sekitar Rp 500 juta.
Pada dasarnya dana itu dikeluarkan untuk pembuatan APK, dan pembinaan tim sukses karena mereka butuh akomodasi,” kata Tubagus Udi Juhdi, bakal caleg DPRD Pandeglang.
Udi yang kini menjabat Ketua DPRD Kabupaten Pandeglang periode 2019 2024 menyebut, biaya yang paling besar yang dikeluarkan pada Pileg adalah APK.
Pondok Pesantren Terbaik di Magetan yang Religius dan Paling Agamis
Hal itu dalam rangka memberikan sosialisasi kepada masyarakat. “Memang APK, karena harus ada budget khusus untuk pembuatan APK,” ujar politisi Gerindra ini.
Senada disampaikan Anggota DPRD Pandeglang Ade Muamar yang kini mencalonkan lagi. Menurutnya, anggaran yang digunakan untuk pileg kebanyakan digunakan untuk biaya sosialisasi kepada masyarakat dan APK.
“Anggaran Pileg 2019 habis sekitar Rp 300 juta. Anggaran yang disiapkan Pileg 2024 tidak jauh dari 2019, mungkin naik jadi sekitar Rp 400 juta.
Anggaran ini digunakan untuk akomodasi saksi pembinaan kepada masyarakat, bimtek, dan pembuatan spanduk,” kata politisi PKB Pandeglang ini.
Tak Dapat Perhatian Pemerintah, Warga Kampung Cikole Pandeglang Gotong Royong Bangun Jalan Rusak
Terpisah, bakal caleg DPRD Kota Serang Abdul Jalla mengatakan, sejak empat bulan lalu dirinya sudah melakukan pergerakan untuk sosialisasi ke masyarakatnya di dapil 5 Kecamatan Cipocok Jaya.
Menurutnya, semua pergerakannya sebagai bacaleg tentu mengeluarkan biaya yang disebut dengan ongkos politik.
“Ongkos politik itu melalui berbagai cara dan teknis. Bisa kita ketemu orang, kunjungan, bisa lewat telepon. Jadi tidak diukur berapa finansial yang keluar,” tuturnya.
Jalla menjelaskan, biaya ongkos politik yang dialokasikan tergantung kebutuhannya.
15 Ucapan Selamat Hari Stroke Sedunia 2023, Penuh Makna dan Menyentuh Hati Cocok Dibagikan di Medsos
Mulai dari memasang atribut di berbagai media baik itu stiker, kalender, spanduk termasuk juga baliho. Itu belum termasuk kunjungan ke masyarakat dan menerima kunjungan masyarakat.
“Tergantung. Saya belum menghitung (pengeluaran). Kita pengen sosialisasi kita lebih efektif dan efesien.
Bisa langsung dikenal oleh masyarakat. Saya tidak terlalu banyak menyebar media sosialisasi. Kisaran Rp 50 juta kurang lebih,” ungkap Abdul Jalla.
Jalla mengaku belum bisa memprediksi berapa jumlah uang yang akan ia gelontorkan hingga hari H pencoblosan.
Di Kota Serang, Harga Kerajinan Berbahan Pelepah Pisang Dijual Rp 15 Ribu
“Itu rahasia para bacaleg. Tergantung pada kantongnya masing-masing. Untuk caleg kota mungkin ada yang sampai Rp 1 miliar.
Kalau saya nggak punya uang segitu. Kalau saya punya uang segitu, saya keluarkan segitu, tapi saya nggak punya,” tutur dia.
Bacaleg DPRD Kota Serang dapil 1 Tubagus Yassin mengatakan, sejak purna dari ASN pada Mei 2023 lalu,
ia langsung bergerak sosialisasi ke masyarakat di dapil Serang 1 yang meliputi Kelurahan Unyur, Lopang, Sumur Pecung, Sukawana, Terondol, dan Kaligandu.
Mitsubishi Fuso Diklaim Dominasi Kendaraan Niaga di Banten, Presentasenya Sampai Segini
“Sejak pensiun saya sosialisasi ke masyarakat membentuk tim, tim keluarga dan tim pemenangan,” kata Yassin.
Sejak pergerakan pencalegan, Yassin mengaku sudah menghabiskan uang hingga puluhan juta rupiah.
Biaya politik itu ia gunakan di antaranya untuk menjamu konstituennya, partisipasi bantuan kegiatan peringatan hari besar Islam (PHBI), dan pembuatan APK berupa baliho, spanduk, stiker, dan lainnya.
“Hanya buat ngopi-ngopi aja, rokok, makanan suguhan, ngobrol-ngobrol, gak lebih di bawah Rp10 juta dari Mei sampai Oktober. Rata-rata sebulan Rp 2 juta.
Derbi Jatim Arema FC vs Madura United Digelar Sore ini
Kalau baliho beda lagi. Kalau baliho, spanduk, stiker, dan segala macam itu sekitar Rp 30 juta habislah,” sebut dia.
Yassin mengaku selama masa sosialisasi pencalegan tidak pernah memberikan uang transport kepada masyarakatnya.
“Kalau ngasih transpor tidak. Kalau ngasih bantuan partisipasi kegiatan PHBI hanya sebatas membantu air mineral saja,” akunya.
Yassin mengaku tidak bisa memprediksi berapa banyak uang yang akan dikeluarkan hingga hari H pencoblosan.
Profil dan Instagram Ahn Eun Jin, Lawan Main Nam Goong Min di Drakor My Dearest 2
Ia akan berusaha untuk tidak menggunakan money politik untuk mendulang banyak suara.
“Saya berusaha tidak ada main uang politik. Saya ingin menyadarkan masyarakat supaya masyarakat cerdas memilih caleg,” tegasnya.(tohir/uri/sahrul/yanadi/harir)